Tafsir An-Najah (Qs. 4: 148-149) Bab 264 Orang yang Terzhalimi
Orang yang Terzhalimi
(Ayat 148-149)
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۗ
“Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizhalimi.”
(Qs. an-Nisa’: 148)
Pelajaran (1) Perintah Berkata Baik
Pada dasarnya Allah ﷻ tidak menyukai perkataan yang buruk, apalagi yang dilakukan secara terang-terangan. Dan memerintahkan orang-orang beriman untuk berkata baik kepada manusia, sebagaimana firman-Nya:
وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia.” (Qs. al-Baqarah: 83)
Begitu juga dalam firman-Nya:
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ
“Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar).” (Qs. al-Isra’: 53)
Pelajaran (2) Orang yang Terzhalimi
Di dalam ayat di atas di sebutkan pengecualian dari larangan untuk berkata buruk, yaitu orang-orang yang dizhalimi dibolehkan melakukan hal itu.
Bagaimana penafsirannya?
Berkata Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, “Dibolehkan bagi orang yang dizhalimi untuk mendoakan keburukan bagi yang menzhalimi. Tetapi jika dia bersabar, hal ini lebih baik bagi dirinya.”
Berkata al-Hasan al-Bashri, “Seorang yang dizhalimi, dia tidak boleh mendo’akan keburukan kepadanya, tetapi berdo’a kepada Allah ﷻ: ‘Ya Allah, tolonglah aku darinya. Ya Allah kembalikan hakku. Ya Allah hindarkan diriku dari kezhalimannya’.”
Berkata as-Suddy, “Dibolehkan bagi orang yang dizhalimi boleh membela diri dan membalas perbuatan zhalimnya dengan yang sepadan serta mengucapkan kata buruk kepadanya.”
Termasuk perbuatan zhalim adalah seorang yang mengulur-ulur pembayaran utang padahal dia mampu. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi ﷺ,
عن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ bersabda, “Menunda membayar hutang bagi orang kaya adalah kezhaliman dan apabila seorang dari kalian hutangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah ia ikuti.” (HR. al-Bukhari)
Orang seperti ini boleh dikatakan padanya bahwa Fulan suka mengulur-ulur pembayaran hutang, bahkan penguasa boleh menghukumnya.
Adapun jika yang berbuat zhalim adalah orang kafir, maka dibolehkan untuk mendoakan keburukan dan kehancuran baginya. Ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah ﷺ terhadap suku Mudhar. Beliau berdo’a,
اَللَّهُمَّ اشْدُدُ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ وَاجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِيْنَ كَسِنِيْ يُوْسُفَ
“Ya Allah, keraskanlah siksa-Mu atas kaum Mudhar, Ya Allah, jadikanlah atas mereka musim penceklik sebagaimana yang terjadi pada zaman Nabi Yusuf.” (HR. al-Bukhari)
Firman-Nya,
وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (Qs. an-Nisa’: 148)
Allah ﷻ Maha Mendengar dan Maha Mengetahui:
- Keluhan orang yang terzhalimi.
- Orang yang melampui batas di dalam mengatakan kata-kata jelek secara terang-terangan.
- Orang-orang yang melakukan perbutan zhalim.
Pelajaran (3) Memaafkan Lebih Baik
اِنْ تُبْدُوْا خَيْرًا اَوْ تُخْفُوْهُ اَوْ تَعْفُوْا عَنْ سُوْۤءٍ
“Jika kamu menampakkan atau menyembunyikan suatu kebaikan atau memaafkan suatu kesalahan.” (Qs. an-Nisa’: 149)
Di dalam ayat ini, Allah memberikan pilihan yang lebih baik dari pada mengucapkan perkataan jelek secara terang-terangan, pilihan ini ada tiga bentuk:
- Menampakkan sesuatu perbuatan baik kepada yang menzhalimi atau kepada orang lain.
- Menyembunyikan atau merahasiakan perbuatan baik tersebut, sehingga diketahui orang banyak.
- Memaafkan orang-orang yang menyakiti atau menzhaliminya.
Ayat ini mirip dengan firman Allah ﷻ:
وَاِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖۗ وَلَىِٕنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِيْنَ
“Jika kamu membalas, balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Sungguh, jika kamu bersabar, hal itu benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (Qs. an-Nahl: 126)
Hal ini dikuatkan oleh firman-Nya yang lain,
وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُوْنَ
“Orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zhalim, mereka membela diri.” (Qs. asy-Syura: 39)
Di dalam hadist disebutkan,
عن أبي هريرة -رضي الله عنه- أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال:ما نقصت صدقة من مال، وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا، وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله -عز وجل-
“Tidaklah berkurang harta disebabkan bersedakah dan tidaklah Allah ﷻ menambahkan kepada seorang hamba yang memaafkan orang lain kecuali kemuliaan. Dan barangsiapa yang tawadhu’ karena Allah, maka Allah ﷻ mengangkatnya.” (HR. Muslim)
Allah ﷻ berfirman,
فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيْرًا
“Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa.” (Qs. an-Nisa’: 149)
Yaitu banyak memaafkan orang-orang yang bermaksiat walaupun sangat mampu untuk menghukumnya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah ﷻ,
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Qs. asy-Syura: 30)
***
Jakarta, Ahad, 22 Mei 2022.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »