Karya Tulis
507 Hits

Tafsir An-Najah QS. [5]:15 BAB 287 Mengajak Ahlul Kitab


Tafsir An-Najah (QS. Al-Maidah[5]: 15-16)

BAB 287

Mengajak Ahlul Kitab

 

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ

“Wahai Ahlulkitab, sungguh rasul Kami telah datang kepadamu untuk menjelaskan banyak hal dari (isi) kitab suci yang kamu sembunyikan dan membiarkan (tidak menjelaskan) banyak hal (pula). Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab suci yang jelas.” (QS. Al-Maidah[5]: 15)

 

Pelajaran (1): Mengajak Ahlul Kitab

  1. Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah menjelaskan tentang sifat-sifat buruk Ahlul Kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani, pada ayat ini Allah mengajak dan menyeru kepada mereka untuk masuk ke dalam agama Islam
  2. Firman-Nya, يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا
    1. Penyebutan Ahlul Kitab untuk kaum Yahudi dan kaum Nashrani bertujuan agar mereka menyadari kedudukan mereka, dan mau menyadari kesalahan mereka.
    2. Kata (رَسُوْلُنَا)

-          Penisbatan Rasul kepada Allah bertujuan untuk menghormatinya dan isyarat agar Ahlul Kitab mengikuti ajaran dan dakwahnya.

 

Pelajaran (2): Menyembunyikan isi Kitab

يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ

  1. Dalam ayat ini terdapat mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kebenaran apa yang beliau bawa, karena  beliau sebagai seorang Rasul yag tidak membaca dan menulis, serta  tidak pernah duduk di bangku sekolah, tetapi walaupun begitu, beliau menegetahui isi Taurat dan Injil.

 

Buktinya, beliau menerangkan dan menampakkan apa yang disembunyikan oleh kaum

Yahudi dan Nashrani dari isi Taurat dan Injil.

 

Di antara yang disembunyikan oleh Ahlul Kitab adalah sifat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan beberapa hukum yang kira-kira merugikan mereka, seperti hukum rajam dan lainnya.

  1. Kata (يَعْفُوْا) artinya membiarkan. Maksudnya di sini Rasulullah tidak menerangkan sebagian yang disembunyikan oleh Ahlul Kitab, karena dianggap tidak penting untuk diungkap kepermukaan

 

Pelajaran(3): Kitab dari Cahaya

قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ

  1. Kata (نُوْرٌ) artinya cahaya disini maksudnya adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau disebut cahaya karena memberikan cahaya hidayah kepada Manusia yang berada di dalam kegelapan jahiliyah. Bahkan disebutkan di dalam surat al-Ahzab, belum disebut dengan cahaya yang menerangi. Allah berfirman,

 

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ وَّدَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ بِاِذْنِهٖ وَسِرَاجًا مُّنِيْرًا

 

“Wahai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan. dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab[33]: 45-46)

 

  1. Kata (كِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ) maksudnya adalah Al-Qur’an yang sangat jelas ayat-ayatnya, serta menjelaskan banyak hal yang manusia tidak mengetahui sebelumnya.

 

Pelajaran (4): Mengikuti Rasul

يَّهْدِيْ بِهِ اللّٰهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهٗ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ بِاِذْنِهٖ وَيَهْدِيْهِمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

“Dengannya (kitab suci) Allah menunjukkan kepada orang yang mengikuti rida-Nya jalan-jalan keselamatan, mengeluarkannya dari berbagai kegelapan menuju cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan kepadanya (satu) jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah[5]: 16)

Pada ayat ini dijelaskantiga tugas Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang diutus dengan membawa kitab suci Al-Qur’an.

Pertama: Dengannya Allah akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang menginginkan ridha-Nya untuk mengikuti jalan-jalan keselamatan.

Tedapat tiga hal yang terkandung di dalam penggalan ayat ini.

 

 

1.      Firman-Nya,

(يَّهْدِيْ بِهِ اللّٰهُ)

Menunjukkan bahwa jalan menuju Allah harus melalui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Tanpa itu, seorang tidak akan sampai kepada petunjuk Allah. di antara dalilnya adalah sebagai berikut:

 

  1. Firman Allah,

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran[3]: 31)

 

Ayat ini menjelaskan bahwa untuk mendapatkan cinta dari Allah, jalannya harus mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

 

  1. Firman Allah,

قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَّا حُمِّلْتُمْۗ وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

“Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul (Nabi Muhammad) hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.” (QS. an-Nur[24]; 54)

 

Ayat ini menjelaskan bahwa taat kepada Rasulullah akan mengantarkan pada jalan hidayah.

 

  1. Firman Allah,

مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ وَمَنْ تَوَلّٰى فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗ

“Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai pemelihara mereka.” (QS. An-Nisa[4]: 80)

 

  1. Di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

 

 كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ  يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

 

"Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab: "Siapa yang taat kepadaku, masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan."  (HR. Bukhari : 6737 )

 

Ayat-ayat dan hadits di atas semuanya menunjukkan bahwa untuk mencapai Ridha Allah dan surga-Nya, seseorang harus mentaati perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengikuti apa yanng diajarkan oleh beliau melalui hadits-hadits da sunnah-sunnahnya.

 

Pelajaran (5): Mencari Ridha Allah

2.      Firman-Nya,

 (مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَه)

  1. Penggalan ayat ini menunjukkan bahwa yang akan mendapatkan hidayah dari Allah adalah orang yang hatinya benar-benar tulus untuk mencapai ridha-Nya, bukan untuk mencapai kepentingan dunia, seperti jabatan, kekayaan, atau kesenangan dunia lainnya.
  2. Juga menunjukkan amal seseorang tidak akan diterima, kecuali diniatkan ikhlas karena Allah. Allah berfirman,

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah[98]: 5)

 

Pelajaran(6): Jalan-Jalan Kedamaian

3.      Firman-Nya,

 (سُبُلَ السَّلٰمِ)

“Jalan-jalan kedamaian”

 

a)      Maksud ayat ini bahwa seseorang yang mencintai Allah dan ingin menggapai ridha-Nya serta mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka Allah akan memberikan kemudahan baginya untuk menempuh berbagai jalan menuju kepada surga-Nya.

 

b)      Ini mirip dengan firman Allah,

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al-Ankabut[29]: 69)

 

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bersungguh-sungguh menempuh jalan Allah dengan mengikhlaskan amal karena Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka Allah akan menunjukkan cara-cara untuk beribadah kepada-Nya, dan memberikan berbagai solusi dalam setiap problemn yang mereka hadapi, sebagaimana di dalam firman-Nya,

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ

“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS. At-Thalaq[65]: 2-3)

 

c)      Juga bisa diartikan bahwa Allah memberikan banyak jalan alternatif menuju surga-Nya. Di dalam buku “Banyak Jalan Menuju Surga” , penulis menjelaskan 30 jalan yang mengantarkan seseorang menuju surga.

 

Ini sekaligus sebagai bantahan kepada orang-orang liberal yang menyatakan bahwa maksud jalan-jalan kedamaian disini adalah semua agama mengantarkan manusia ke dalam surga. Karena hal ini bertentangan dengan (QS. Ali-Imran[3]: 19) dan (QS. Ali-Imran[3]: 85) yang menyatakan bahwa satu-satunya agama yang diridhai Allah adalah Islam.

 

Pelajaran (7):Dari Kegelapan Menuju Cahaya

Kedua: Allah akan mengeluarkan orang-orang yang tulus mencari ridha-Nya dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

Maksud kegelapan disini adalah kegelapan syirik, kafir dan maksiat, serta kebodohan, dan maksud cahaya adalah Islam, tauhid, ketaatan dan keilmuan.

-          Kata (الظُّلُمٰتِ) kegelapan-kegelapan, disebut demikian, karena banyaknya jalan kesesatan yang dilalui orang, banyaknya bentuk-bentuk kesyirikan, kekafiran dan kemaksiatan yang dillakukan orang.

-          Sedangkan kata (النُّوْرِ) “cahaya” disebut tunggal, karena kebenaran hanya satu, yaitu Islam.

Jika cahaya datang, maka seluruh kegelapan-kegelapan tersebut akan sirna dengan sendirinya. Allah berfirman,

وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا

“Katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra’[17]: 81)

 

Penggalan ayat di atas (QS. Al-Maidah[5]: 16) mirip dengan firman Allah,

 

اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ࣖ

“Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kufur, pelindung-pelindung mereka adalah tagut. Mereka (tagut) mengeluarkan mereka (orang-orang kafir itu) dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 257)

Ketiga: Allah menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus.

Jalan yang lurus disini adalah jalan lurus yang disebutkan di dalam surat Al-Fatihah.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

“Bimbinglah kami ke jalan yang lurus” (QS. A-Fatihah[1]: 6)

 

Jakarta, Selasa 31 Mei 2022

KARYA TULIS