Bila Hari Ied Bertepatan dengan Hari Jum'at
Apabila hari raya -baik Idul Fitri maupun Idul Adha- jatuh pada hari Jumat, akan muncul beberapa hukum yang terkait dengannya, diantaranya:
1⃣ Dibolehkan bagi yang sudah melaksanakan shalat Id untuk tidak melaksanakan shalat Jumat, tetapi tetap harus melaksanakan shalat Dhuhur.
Dalilnya adalah atsar dari Iyas bin Abi Romlah yang berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom,
أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ « مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ ».
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘Ied (hari Idul Fitri/Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah melanjutkan, “Apa yang beliau lakukan saat itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘Ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid. Dan Nabi bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan.” (HR. Abu Daud)
2⃣ Boleh mengundurkan penyembelihan pada hari berikutnya, yakni hari Sabtu.
Pertanyaannya;
Mana yang lebih utama antara tetap melaksanakan shalat Jumat dan mengakhirkan penyembelihan hewan ke hari Sabtu, atau meniadakan pelaksanaan shalat Jumat dan menyembelihnya di hari itu juga?
Jawabannya;
✅ Yang lebih utama adalah melaksanakan shalat Jumat, serta menyembelih hewan kurban di hari yang sama.
✅ Tetapi jika hal itu memberatkan maka diutamakan menyembelih kurban tetap pada hari pertama (hari Jumat) meski harus meniadakan shalat Jumat, dengan mempertimbangkan hak pengkurban dan faqir miskin yang sudah menunggu.
✅ Dibolehkan juga melaksanakan shalat Id dan Jum'at namun mengundurkan kurban pada hari berikutnya. Tetapi ini kurang utama karena mengakhirkan hak pengkurban dan faqir miskin serta memberatkan orang yang ingin melaksanakan sunnah Nabi yaitu tidak makan hingga hewan disembelih, sebagaimana dalam hadist dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘Ied dan beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad)
Pukul 09.30. Perjalanan Menuju Kebayoran Baru
⌚8 Dzulhijjah1438 H / Rabu, 29 Agustus 2017⌚
Find Us on Telegram: https://telegram.me/zainannajah
Website: www.puskafi.com
Resume by Rosyid A
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »