Tafsir An-Najah (Qs.Al-Baqarah:60)Bab 46-Meminta Air Minum
MEMINTA AIR MINUM
وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.”
(Qs. al-Baqarah: 60)
(1) Air Terpancar dari Batu
Ketika Bani Israel berada di padang pasir yang sangat luas, mereka kehausan karena tidak ada sumber mata air di daerah tersebut. Mereka meminta kepada Nabi Musa agar berdoa kepada Allah untuk memberikan air. Maka Nabi Musa berdoa kepada Allah agar diturunkan air, doa meminta turun hujan sering disebut sebagai Istisqa’, sedangkan shalat untuk memohon turun hujan disebut shalat Istisqa’.
Kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul sebuah batu besar segi empat yang berada di dekat tempat mereka berada. Sebagian menyatakan bahwa batu itu ada di setiap tempat di mana mereka berada. Setelah Nabi Musa memukul batu tersebut, memancar 12 mata air dari batu tersebut.
Sebagian mengatakan bahwa air tersebut memancar dari 4 arus, setiap arus memancar lagi sumber mata air. 12 mata air tersebut sesuai dengan 12 suku Bani Israel, sebagaimana dulu laut membelah menjadi 12 jalan untuk 12 suku Bani Israel. Setiap suku terdapat 50.000 laki-laki kuat, belum wanita, anak-anak, dan orangtua.
Betapa besar nikmat Allah kepada Bani Israel. Dan betapa kekuasaan Allah sangat terlihat dalam kejadian ini. Ini termasuk salah satu mukjizat Nabi Musa ‘alaihi as-salam.
(2) Air Terpancar dari Sela-Sela Jari
Walaupun begitu, mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh lebih besar dan lebih hebat. Mungkin kita sering melihat bagaimana air keluar dari balik batu di gunung-gunung dan di beberapa tempat, walaupun tidak di padang pasir yang tandus.
Tetapi yang terjadi pada diri Nabi Muhammad lebih menakjubkan. Sebagaimana yang terdapat di dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau berkata,
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَجِدُوا مَاءً فَأُتِيَ بِتَوْرٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فَلَقَدْ رَأَيْتُ الْمَاءَ يَتَفَجَّرُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ وَيَقُولُ حَيَّ عَلَى الطَّهُورِ
“Suatu ketika kami bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau dibawakan sebuah cerobong, maka beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, tiba-tiba terpancar dari sela-sela jari beliau, dan beliau bersabda, “Mari kita bersuci.” (HR. an-Nasa’i)
Jumlah sahabat yang waktu itu bersama adalah 1.500 sahabat.
Air yang memancar dari sela-sela jari lebih ajaib daripada air yang memancar dari sela-sela batu.
(3) Shalat Istisqa'
Rasulullah shalallahu ‘aaihi wasallam sendiri pernah melakukan shalat istisqa', sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Yazid al-Maziki, bahwa beliau berkata,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى فَاسْتَسْقَى, فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، وَقَلَبَ رِدَاءَهُ، وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar menuju tempat shalat kemudian melaksanakan shalat istisqa’ (meminta hujan). Beliau menghadap kiblat dan membalik posisi bajunya, lalu beliau melaksanakan shalat dua rakaat.” (HR. al-Bukhari)
(4) Makan Dan Minum serta Jangan Membuat Kerusakan
كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ
“Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.” (Qs. al-Baqarah: 60)
Setelah Allah memberikan kepada Bani Israel makanan (al-Manna dan as-Salwa) serta air minum, yang semua tersedia untuk mereka begitu mudah, tanpa susah payah. Maka Allah perintahkan kepada mereka untuk makan dan minum dari rezeki yang diberikan Allah dan Allah melarang mereka untuk membuat kerusakan d muka bumi.
Hal itu menunjukkan bahwa perbuatan merusak bumi akan menyebabkan manusia susah mencari makan dan minum. Ini dikuatkan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. al-A’raf: 96)
Allah juga berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” (Qs. ar-Rum: 41)
Di dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا
“Tidaklah mereka menahan zakat dan harta mereka, kecuali Allah akan menahan turunnya air hujan dari langit. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak, mereka tidak akan mendapatkan hujan.” (HR. Ibnu Majah, 4009)
(5) Penghuni Neraka Meminta Air Minum
Kisah-kisah di atas menunjukkan betapa air sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan di dunia ini sejak Nabi Adam, Nabi Musa, hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan sampai zaman kita sekarang.
Bukan hanya di dunia, ternyata air juga sangat dibutuhkan di akhirat, lihat bagaimana Allah menggambarkan para penghuni neraka meminta air kepada penghuni surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga, "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu." Mereka (penghuni surga) menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (Qs. al-A’raf: 50)
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu memberikan kepada kita air minum selama hidup di dunia dan kelak di akhirat. Amin.
***
Jakarta, Sabtu, 1 Januari 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »