Tafsir An-Najah (Qs.2:87-88) Bab 56 - Membunuh Para Nabi
Membunuh Para Nabi
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ وَقَفَّيۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِۦ بِٱلرُّسُلِۖ وَءَاتَيۡنَا عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِۗ أَفَكُلَّمَا جَآءَكُمۡ رَسُولُۢ بِمَا لَا تَهۡوَىٰٓ أَنفُسُكُمُ ٱسۡتَكۡبَرۡتُمۡ فَفَرِيقٗا كَذَّبۡتُمۡ وَفَرِيقٗا تَقۡتُلُونَ ۞ وَقَالُواْ قُلُوبُنَا غُلۡفُۢۚ بَل لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفۡرِهِمۡ فَقَلِيلٗا مَّا يُؤۡمِنُونَ ۞
"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.”
(Qs. al-Baqarah: 87-88)
(1) Nabi Musa dan Nabi Isa
Dalam hal ini Allah mengingkari perbuatan kaum Yahudi yang keras hati mereka, padahal banyak Nabi yang diutus kepada mereka. Di sini Allah mengingatkan kembali bahwa Allah telah memberikan kepada Nabi Musa Kitab Taurat, kemudian Allah mengutus beberapa rasul setelah Nabi Musa seperti: Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, Nabi Yunus, Nabi Zakariya, Nabi Yahya. Hal ini dijelaskan pada ayat lain. Allah berfirman,
ثُمَّ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا تَتۡرَاۖ كُلَّ مَا جَآءَ أُمَّةٗ رَّسُولُهَا كَذَّبُوهُۖ فَأَتۡبَعۡنَا بَعۡضَهُم بَعۡضٗا وَجَعَلۡنَٰهُمۡ أَحَادِيثَۚ فَبُعۡدٗا لِّقَوۡمٖ لَّا يُؤۡمِنُونَ
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. al-Mukminun: 44)
Sampailah diutus Nabi Isa yang membawa “Al-Bayyinat” (al-Mukjizat) seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan berbagai macam penyakit dan lain-lainnya yang akan dijelaskan dalam surat Ali Imran dan Al-Maidah.
Mengapa dalam ayat ini disebut Nabi Musa kemudian Nabi Isa? Tidak disebutkan nabi-nabi lain yang diutus di antara kedua Nabi tersebut? Jawabannya bahwa Nabi Isa membawa syariat yang agak berbeda dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Musa. Oleh karenanya, Nabi Isa diturunkan kepadanya kitab Injil dan diberikan mukjizat-mukjizat yang tidak diberikan kepada nabi-nabi setelah Nabi Musa. Itulah makna firman Allah,
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ وَقَفَّيۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِۦ بِٱلرُّسُلِۖ وَءَاتَيۡنَا عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِۗ أَفَكُلَّمَا جَآءَكُمۡ رَسُولُۢ بِمَا لَا تَهۡوَىٰٓ أَنفُسُكُمُ ٱسۡتَكۡبَرۡتُمۡ فَفَرِيقٗا كَذَّبۡتُمۡ وَفَرِيقٗا تَقۡتُلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” (Qs. al-Baqarah: 87)
Kami teruskan (وَقَفَّيۡنَا) setelahnya (Nabi Musa) dengan para Rasul. Dan kami berikan kepada Nabi Isa mukjizat (ٱلۡبَيِّنَٰتِ) .
(2) Makna Ruhul Kudus
Begitu juga Nabi Isa diperkuat dengan Ruhul Kudus yaitu Malaikat Jibril. Allah berfirman,
وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِ
“Dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus.” (Qs. al-Baqarah: 87)
Maksud dari Ruhul Kudus pada ayat di atas adalah Jibril. Ini dikuatkan dengan hadits ‘Aisyah bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Hasan bin Tsabi’I (ahli syair)
اللَّهُمَ أَيَّدَهُ بِرُوْحِ الْقُدُسْ
“Ya Allah kuatkan dia dengan Ruhul Kudus.”
Maksud di dalam membuat syair untuk membela Nabi Muhammad menyerang para penyair orang-orang kafir.
Ruhul Kudus pada hadits di atas ditafsirkan dalam riwayat hadits lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Hasan bin Tsabit,
أُهْجُهُمْ وَ جِبْرِيْلُ مَعَكَ
“Seranglah mereka (para penyair kabir) karena Jibril bersamamu.”
Mengapa Malaikat Jibril disebut dengan Ruhul Kudus?
Jawabannya bahwa bahwa Malaikat Jibril di ciptakan Allah langsung tanpa bapak dan ibu kemudian Allah meniupkan nyawa ke dalamnya (Ruh). Dan yang dimaksud (Al-Quds) adalah Allah yang Maha Suci, jadi makna Ruhul Kudus, adalah makhluk yang Allah ciptakan langsung dengan meniupkan ruh di dalamnya.
(3) Membunuh Para Nabi
Kemudian Allah mengingkari perbuatan kaum Yahudi yang mendustakan para rasul yang disebut di atas, termasuk Nabi Isa, mengingkari mereka dengan pertanyaan
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ
“Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanm kalian, kalian menjadi angkuh.” (Qs. al-Baqarah: 87)
Bahkan karena keangkuhan dan kesombongan kaum Yahudi, mereka mendustakan sebagian isi Kitab dan membunuh sebagian para nabi.
فَفَرِيْقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيْقًا تَقْتُلُوْن
“Maka sebagian kalian dustakan dan sebagian kalian bunuh.” (Qs. al-Baqarah: 87)
Di antara nabi-nabi yang dibunuh oleh Kaum Yahudi adalah Nabi Yahya dan Nabi Zakariya, sedangkan nabi yang mereka dustakan adalah Nabi Isa dan Nabi Muhammad.
Kemudian Allah berfirman,
وَقَالُوْا قُلُوْبُنَا غُلْفٌ ۗ بَلْ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيْلًا مَّا يُؤْمِنُوْن
“Dan mereka berkata, “Hati kami tertutup.” Tidak! Allah telah melaknat mereka itu karena keingkaran mereka, tetapi sedikit sekali mereka yang beriman.” (Qs. al-Baqarah: 88)
Ayat di atas menjelaskan sebab kaum Yahudi sering mendustakan para rasul dan berpaling dari ajaran-ajaran Allah yang datang kepada mereka. Ternyata hati mereka tertutup (غُلْفٌ) sehingga tidak bisa memahami ajaran yang dibawa oleh para rasul, mereka juga dilaknat oleh Allah, yaitu dijauhkan dari rahmat dan karunia-Nya.
Oleh karena itu hanya sedikit dari mereka yang beriman kepada Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahu A'lam
***
Jakarta, Kamis, 6 Januari 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »