Karya Tulis
739 Hits

Tafsir An-Najah (Qs. 2:108-110) Bab 64 - Kedengkian Kaum Yahudi


Kedengkian Kaum Yahudi (2)

 

أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْأَلُواْ رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَى مِن قَبْلُ وَمَن يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاء السَّبِيلِ ۞وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ , وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُواْ لأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللّهِ إِنَّ اللّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِير۞

“Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israel meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus. Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.  Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari ke-baikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan."

(Qs. al-Baqarah: 108-110)

 

(1) Sebab Turunnya Ayat

Ayat ini turun berkenaan dengan ‘Abdullah bin Abu Ka’ab dan beberapa orang dari suku Quraisy yang berkata kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Buatkan bukit Shafa menjadi emas, untuk kami dan pancarkan sungai-sungai dari tanah ini, niscaya kami beriman kepadamu.”

 

(2) Larangan Banyak Meminta

Ayat di atas adalah larangan untuk banyak meminta mukjizat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan maksud mempersulit dan membangkang sebagaimana yang dilakukan Bani Israel kepada Nabi Musa. Allah berfirman,

يَسْـَٔلُكَ اَهْلُ الْكِتٰبِ اَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتٰبًا مِّنَ السَّمَاۤءِ فَقَدْ سَاَلُوْا مُوْسٰٓى اَكْبَرَ مِنْ ذٰلِكَ فَقَالُوْٓا اَرِنَا اللّٰهَ جَهْرَةً فَاَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْۚ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذٰلِكَ ۚ وَاٰتَيْنَا مُوْسٰى سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا

“(Orang-orang) Ahli Kitab meminta kepadamu (Muhammad) agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka. Sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Maka mereka disambar petir karena kezalimannya. Kemudian mereka menyembah anak sapi, setelah mereka melihat bukti-bukti yang nyata, namun demikian Kami maafkan mereka, dan telah Kami berikan kepada Musa kekuasaan yang nyata.” (Qs. an-Nisa: 153)

Tetap saja mereka tidak beriman. Maka barang siapa yang mengingkari keimanan (tidak beriman) dengan kekafiran (menjadi kafir), maka sungguh orang tersebut telah sesat dari jalan yang lurus.

Ayat ini juga mengisyaratkan kepada umat Islam agar jangan mengikut jejak Bani Israel, terutama kaum Yahudi di dalam bermuamalat dengan nabi mereka.

 

(3) Kedengkian kaum Yahudi

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Baqarah: 109)

Sebab turunnya ayat di atas bahwa sejumlah orang Yahudi berkata kepada kaum muslimin sesudah kekalahan mereka dalam perang Uhud, “Lihatlah musibah yang menimpa kalian seandainya kalian berada di atas kebenaran, pasti kalian tidak akan menderita kekalahan. Karena itu kembalilah kepada agama kami, itu lebih baik dari kalian.”

Banyak dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang berharap dapat memalingkan umat Islam dari ajaran agama mereka dan berharap mereka bisa kafir kembali.

Hal itu mereka lakukan karena kedengkian dalam hati mereka terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kenikmatan Islam yang dirasakan umat Islam. Sebenarnya mereka ingin Nabi terakhir berasal dari kalangan Bani Israil, tetapi hal itu tidak terjadi. Dan mereka sebenarnya takut apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah sebuah kebenaran.

 

(4) Bagaimana Cara Menghadapi Mereka?

Jawabannya, pada ayat ini kaum muslimin diperintahkan untuk melakukan empat hal, yaitu;

(a) Memberikan maaf kepada mereka sampai Allah subhana wa ta’ala memberikan perintah-Nya. Sebagian ulama berpendapat bahwa ayat di atas sudah di-nasakh dengan firman Allah,

قَاتِلُوا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حَتّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan Kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (Qs. at-Taubah: 29)

Jadi perintah untuk memberikan maaf dihapus dengan ayat ayat pedang (untuk melawan mereka) bagi orang orang musyrik.

(b) Menegakkan shalat, untuk memperkuat hubungan kaum muslimin dengan Allah. Karena dengan hubungan hubungan dengan Allah akan mempercepat pertolongan Allah kepada mereka.

(c) Membayar zakat untuk memperkuat hubungan antar umat islam, sekaligus berbuat baik kepada orang lain. Hal ini juga akan mempercepat pertolongan Allah terhadap kaum Muslimin.

(d) Banyak berbuat kebaikan yang diperintahkan Allah dan hanya mengharap pertolongan dari Allah saja.

 

***

Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022

KARYA TULIS