Tafsir An-Najah (QS. 2: 255) Bab ke-118 Ayat Kursi
Ayat Kursi
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Keutamaan Ayat Kursi
1) Dari ‘Ubay bin Ka’ab, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam pernah bertanya kepadanya, “Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?” Allah dan Rasulnya lebuh mengetahui” sahut ‘Ubay bin Ka’bah. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam mengulang-ngulang pertanyaan tersebut, dan kemudian ‘Ubay bin Ka’bah menjawab : “Ayat Kursi” lalu beliau mengatakan : “Engkau akan ditenangkan oleh ilmu, Hai Abu Mundzir demi zat yang jiwaku berada ditangannya. Sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyusikan Al-Malik (Allah) disisi tiang ‘Arsy.”
2) Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu yang menceritakan bahwa dirinya diberi tugas Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam untuk menjaga zakat bulan ramadhan. Kemudian setan mencuri zakat tersebut. Beberapa kali akhirnya ditangkap dan minta dilepas dengan syarat akan mengajarinya beberapa kalimat.
(Orang itu berkata kepadaku : “Apabila engkau beranjak tidur maka bacalah ayat kursi. Niscaya akan senantiasa ada perkindungan Allah bagimu dan engkau tidak akan didatangi setan hingga pagi hari tiba.” Para sahabat adalah orang-orang yang sangat loba terhadap kebaikan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “sesungguhnya ia seorang pendusta. Tahukah engkau yang engkau ajak bicara selama tiga malam tersebut?” “Tidak” jawabku. Beliau bersabda : “Ia adalah setan.”
- Terhindar dari setan hingga pagi
لِى إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) وَقَالَ لِى لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
"... bila engkau akan beranjak ke tempat tidurmu maka bacakah ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan 'Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum'. Karena sesungguhnya ia (dapat menjadikanmu) senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari." (HR. Bukhari)
- Keagungannya melebihi langit dan bumi,
ي تَفْسِيرِ حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ سَمَاءٍ وَلاَ أَرْضٍ أَعْظَمَ مِنْ آيَةِ الْكُرْسِيِّ . قَالَ سُفْيَانُ لأَنَّ آيَةَ الْكُرْسِيِّ هُوَ كَلاَمُ اللَّهِ وَكَلاَمُ اللَّهِ أَعْظَمُ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
“ Seperti diceritakan Abdullah bin Mas'ud: "Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi (karena di dalam ayat tersebut telah mencakup Nama dan Sifat Allah)." Sufyan ats-Tsauri berkata, "Sebab ayat kursi merupakan (salah satu) kalamullah (perkataan Allah), sedangkan kalamullah itu lebih agung dari ciptaan Allah yang berupa langit dan bumi" (HR. Tirmidzi)
3) Hadits Abu Umamah Al-Bahili Radiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,
مَن قرأَ آيةَ الكرسيِّ دبُرَ كلِّ صلاةٍ مَكْتوبةٍ ، لم يمنَعهُ مِن دخولِ الجنَّةِ ، إلَّا الموتُ
“Barang siap yang membaca ayat kursi setiap habis sholat, maka tidal ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.” (HR. An-Nasai)
Kandungan Ayat Kursi
Ayat kursi mengandung nilai-nilai Tauhid yang sangat penting dalam kehidupan manusia, diantaranya,
1) Ke-Esaan Allah dalam Tauhid Uluhiyah
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ
"Allah, tidak ada tuhan selain Dia.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Ini adalah kalimat tauhid dimana seluruh nabi diutus dengan membawa kalimat ini. Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfiman :
وَلَـقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَا جْتَنِبُوا الطَّا غُوْتَ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagut." (QS. An-Nahl [16] : 36)
Juga dalam firman-Nya :
وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْۤ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَاۡ فَا عْبُدُوْنِ
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku maka sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiya [21] : 25)
Kalimat tauhid ini mempunyai arti bahwa tidak ada yang berhak disembah didunia ini kecuali Allah. Allah berfirman
a) Tidak ada tempat bersatunya kecuali kepada-Nya اَللّٰهُ الصَّمَدُ
b) Tidak ada tempat meminta pertolongan kecuali kepada-Nya. Allah berfirman,
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
c) Dialah tempat kita pasrahkan diri kita, urusan kita, dan kita sandarkan punggung kita kepada-Nya. Seraya berharap cemas kepada-Nya dan tidak ada tempat bersandar dan tempat keselamatan kecuali kepada-Nya. Ini sesuai dengan hadist Bara’ bin ‘Azib
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا فُلَانُ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَقُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنَّكَ إِنْ مُتَّ فِي لَيْلَتِكَ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ وَإِنْ أَصْبَحْتَ أَصَبْتَ أَجْرًا
“Dari al-Barra' bin Azib berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Hai fulan, jika engkau mendatangi kasurmu, maka panjatkanlah doa:
‘Ya Allah, aku pasrahkan diriku kepada-Mu, dan kuhadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku serahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dengan berharap-harap cemas kepada-Mu, sesungguhnya tidak ada tempat bersandar dan tempat keselamatan selain kepada-Mu, saya beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan nabi-Mu yangEngkau utus.’ Maka sekiranya engkau meninggal di malam hari, maka engkau meninggal di atas fitrah, dan jika engkau bangun pagi harinya, maka engka uperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari, 6934)
d) Dialah tempat kita bertawakal. Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman
وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْۤا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."
(QS. Al-Ma'idah [5] : 23)
2) Dua Nama Agung
الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ
“Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”
a) Al-Hayya artinya yang maha hidup, yang mengatur segala sesuatu yang terjadi dialam semesta ini. Karena sesuatu yang mati tidak akan bisa berbuat apa-apa. Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman,
هُوَ الْحَيُّ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَا دْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ۗ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Dialah yang hidup kekal, tidak ada Tuhan selain Dia; maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam." (Qs. Ghafir [40] : 65)
Allah juga berfirman,
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ تَقُوْمَ السَّمَآءُ وَا لْاَ رْضُ بِاَ مْرِهٖ ۗ ثُمَّ اِذَا دَعَا كُمْ دَعْوَةً ۖ مِّنَ الْاَ رْضِ ۖ اِذَاۤ اَنْـتُمْ تَخْرُجُوْنَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur)." (QS. Ar-Rum [30] : 25)
Al-Qayyum artinya yang mengurusi keperluan seluruh makhluknya. Ini sebagaimana di dalam doa istilah salat malam.
أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَ
“Engkaulah yang mengurusi langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya.”
b) Al-Hayyu dan Al-Qayum adalah dua nama Allah yang paling agung. Ini sesuai dengan hadits Asma’ binti Yazid bin sakan, bahwa ia berkata “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda mengenai dua ayat yaitu,
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ
(QS. Al-Baqarah [2] : 255)
الٓمّٓ
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۙ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ
Dan (QS. Ali-Imran [3] : 1-2)
“Sesungguhnya pada kedua ayat tersebut terdapat nama Allah yang paling agung. (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini Hasan Shahih”)
3) Tidak Mengantuk dan Tidak Tidur.
لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ
“tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
- Berkah Ibnu katsir, “Artinya dia suci dari cacat (kekurangan), kelengahan dan kelalaian dalam mengurusi makhluk-Nya. Dan diantara kesempurnaan sifat-Nya adalah dia tidak pernah dikalahkan (dikuasai) kantuk dan tidur.”
Selain itu, Allah juga tidak pernah lupa dalam mengurusi makhluk-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا كَا نَ رَبُّكَ نَسِيًّا
“dan Tuhanmu tidak lupa." (QS. Maryam [19] : 64)
- Sedangkan makhluk Allah semuanya mengantuk dam tidur.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَا سَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَ قْدَا مَ
"(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian)."
(QS. Al-Anfal [8] : 11)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَ نْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَا لَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَا مِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُ خْرٰۤى اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir." (QS. Az-Zumar [39] : 42)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَا مُكُمْ بِا لَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ وَا بْتِغَآ ؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan." (QS. Ar-Rum [30] : 23)
4) Milik Allah Apa Yang di Langit dan di Bumi.
لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ
“Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Ini adalah keyakinan setiap muslim agar tidak berat ketika mengingfakkan hartanya dijalan Allah dan tidak sedih ketika Allah mengurangi sebagian rezekinya. Bahkan ketaqwaan kepada Allah dikaitkan dengan keyakinan ini. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ وَلَـقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَاِ يَّا كُمْ اَنِ اتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَاِ نْ تَكْفُرُوْا فَاِ نَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ غَنِيًّا حَمِيْدًا
"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi, dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang yang diberi Kitab Suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi dan Allah Maha Kaya, Maha Terpuji." (QS. An-Nisa' [4] : 131)
5) Tidak Ada Yang Bisa Memberikan Syafa’at Kecuali Dengan Izin-Nya.
مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِه
“Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Syafa’at adalah memberikan pertolongan atau menjadi perantara agar Allah memberikan pertolongan kepada seseorang. Tidak ada seorangpun yang dapat memberikan syafa’at kepada orang lain. Kecuali dengan izin-Nya banyak ayat dan hadits yang menyebutkan hal itu, diantaranya,
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَ لَا يَشْفَعُوْنَ ۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى وَهُمْ مِّنْ خَشْيَـتِهٖ مُشْفِقُوْنَ
"Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai (Allah), dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya." (QS. Al-Anbiya [21] : 28)
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
يَوْمَئِذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَا عَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَـهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَـهٗ قَوْلًا
"Pada hari itu tidak berguna syafaat (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Dia ridai perkataannya."
(QS. Taha [20] : 109)
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا تَّقُوْا يَوْمًا لَّا تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْئًـا وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَا عَةٌ وَّلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ
"Dan takutlah kamu pada hari (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun. Sedangkan syafaat dan tebusan apa pun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong." (QS. Al-Baqarah [2] : 48)
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَكَمْ مِّنْ مَّلَكٍ فِى السَّمٰوٰتِ لَا تُغْنِيْ شَفَا عَتُهُمْ شَيْـئًــا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اَنْ يَّأْذَنَ اللّٰهُ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَرْضٰى
"Dan betapa banyak malaikat di langit, syafaat (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan (dan hanya) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridai." (Qs. an-Najm [53] : 26)
Di dalam hadits disebutkan “Aku datang ke bawah ‘Arsy, lalu aku tunduk bersujud. Maka dia membiarkanku selama waktu yang dia kehendaki. Kemudian dikatakan : “Angkatlah kepalamu, katakanlah perkataanmu akan didengar. Dan berilah Syafa’at dan engkau akan mendapat Sya’faat.’ Nabi bersabda : ‘Kemudian Allah memberika suatu batasan kepadaku, lalu aku memasukkan mereka kedalam surga.” (HR. Al-Bukhari)
- Allah mengetahui Segalanya.
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
“Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Ada beberapa petafsiran tentang ayat di atas,
1) Allah mengetahui apa yang didepan mereka dan dibelakang mereka.
2) Allah mngetahui apa yang sudah berlalu dan apa yang akan datang.
3) Allah mengetahui apa yang akan ada didunia dan apa yang ada diakhirat.
Allah juga maha mengetahui kejadian yang besar dan kejadian yang kecil. Ini untuk membantah sebagian pandangan sesat dan keyakinan keliru yang dipegang oleh sebagian filosofi muslim diantara dalilnya adalah,
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَعِنْدَهٗ مَفَا تِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَاۤ اِلَّا هُوَ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ ۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَ رْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَا بِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Al-An'am [6] : 59)
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰبُنَيَّ اِنَّهَاۤ اِنْ تَكُ مِثْقَا لَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَ رْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ
"(Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Mengetahui." (QS. Luqman [31] : 16)
- Mereka Tidak Mengetahui Ilmu Allah.
وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ
“Dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan punya ilmu sedikitpun kecuali yang telah diayatkan Allah kepadanya. Bisa juga diartikan bahwa manusia tidak akan bisa menyatakan ilmu Allah sedikitpun dzat dan sifat-Nya kecuali apa yang tekah Allah perlihat kepadanya. Beberapa dalil yang menguatkan hal itu,
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قَا لُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
"Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah [2] : 32)
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا للّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصٰرَ وَا لْاَ فْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl [16] : 78)
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِهٖ عِلْمًا
"Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka (yang akan terjadi) dan apa yang di belakang mereka (yang telah terjadi), sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." (Qs. Taha [20] : 110)
- Kursi-Nya Seluas Langit dan Bumi.
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ
“Kursi-Nya meliputi langit dan bumi.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
- Ibnu ‘Abbas menyatakan bahwa maksudnya adalah Ilmu Allah.
- Ibnu ‘Abbas juga menyatakan, “Kursi adalah tempat pijakan dua kali dan ‘Arsy tidak ada seorang pun yang mampu memperkirannya.” Ibnu Athiah menyatakan bahwa maksud bahwa kursi dibandingkan ‘Arsy itu bagaimana tempat meletakkan kaki daripada singgasana yang diduduki oleh para raja. Artinya kursi itu kecil dibangkan dengan ‘Arsy. Berkata Al-Qurthubi, “tidak berarti menentukan Allah suatu tempat.” Dan tidak pula menyamakan Allah dengan makhluk-Nya.
- Didalam hadits Abu Dzar Radhiyallahu Anhu disebutkan bahwa tujuh langit dibanding dengan kursi hanya bagaikan uang koin ditengah gurun padang pasir. Begitu juga besarnya Arsy dibanding dengan kursi bagaikan gurun padang pasir dengan uang koin.
- Tidak Merasa Berat Memelihara keduanya.
وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا
“Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Berkata Ibnu Katsir, “Maksudnya Allah tidak merasa keberatan dana kewalahan untuk memelihara langit dan bumi dan seluruh yang ada diantara keduanya.”
- Allah Maha Tinggi dan Maha Agung
وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
“Dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. Al-Baqarah [2] : 255)
Yang dimaksud Maha Tinggi disiniadalah Maha Tinggi kemuliaan-Nya dan kedudukan-Nya bukan Tinggi tempa, karena Allah bersucikan dari tempat berbeda. Sebagian menafsirkan Maha Tinggi disini bahwa Allah menguasai segala suatu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِى الْاَ رْضِ وَجَعَلَ اَهْلَهَا شِيَـعًا يَّسْتَضْعِفُ طَآئِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ اَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْيٖ نِسَآءَهُمْ ۗ اِنَّهٗ كَا نَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ
"Sungguh, Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir'aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qasas [28] : 4)
(Al-‘Adzim) yaitu Maha Agung kedudukannya dan kemuliaan-Nya.
****
Jakarta, Selesa 15 Februari 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »