Karya Tulis
544 Hits

Tafsir An-Najah (QS. 2: 270-271) Bab ke-124 Merahasiakan Amal


Merahasiakan Amal

وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ نَّفَقَةٍ اَوْ نَذَرْتُمْ مِّنْ نَّذْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ ٢٧٠

“Infak apa pun yang kamu berikan atau nazar apa pun yang kamu janjikan sesungguhnya Allah mengetahuinya. Bagi orang-orang zalim tidak ada satu pun penolong (dari azab Allah).” (QS. Al-Baqarah  [ 2 ] : 270)

 

Pertama : Infak dan nadzar.

1)      Allah menyebutkan pada ayat ini dua hal yang dilakukan oleh manusia .

a)      Melakukan sesuatu secara sukarela. Dalam hal ini adalah berinfak dan bersedekah sunah.

b)      Mewajibkan sesuatu kepada diri sendiri yang disebut dengan nadzar.

Kedua bentuk perbuatan manusia tersebut dalam pantauan Allah, Dia mengetahui seluk-buluk keduanya.

2)      Pada ayat tersebut juga terdapat dua hal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

a)      Janji Allah kepada yang berinfak dan bernadzar karena Allah. Ia akan diberi pahala dari sisi-Nya.

b)      Ancaman kepada yang melakukan hal itu karena riya, atau menyertai dengan kata kasar dan caci maki serta mengungkit-ungkit pemberian. Mereka termasuk golongan orang-orang yang zalim. Sedangkan orang-orang yang zalim tidak punya penolong di hari kiamat.

 

Kedua : Merahasiakan amal.

 

اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”  ( QS. Al-Baqarah [ 2 ] : 271)

1)     Mayoritas ulama menyatakan bahwa ayat ini berkenaan dengan sedekah sunah ( tathowu ) hal itu karena menyembunyikah sedekah sunah lebih utama daripada menampakkannya. Begitu juga dalam seluruh ibadah sunah. Hikmahnya bahwa dengan menyembunyikannya niscaya lebih selamat daripenyakit riya. Tetapi untuk ibadah wajib sebaiknya dinampakan jangan disembunyikan. Karena dengan menampakan ibadah wajib, niscaya lebih selamat dari tuduhan masyarakat bahwa dia meninggalkan kewajiban.

 

2)     Hal ini dikuatkan dengan hadist shahih,

 

عن زيدِ بنِ ثابتٍ، قال: قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «صلُّوا أيُّها الناسُ في بُيوتِكم؛ فإنَّ أفضلَ صلاةِ المرءِ في بيتِه إلَّا الصلاةَ المكتوبةَ»

 

“Sebaik-baik shalat seseorang adalah shalat yang di kerjakan di rumahnya, kecuali shalat wajib.” ( HR. Muslim).

Disebutkan dalam hadist lain,

 

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الصَّدَقَةُ تَمْنَعُ مِيْتَةَ السَّوْء

 

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bersabda, “Shadaqah itu mencegah mati dalam keadaan buruk.” ( Hadis ini diriwayatkan oleh imam al-Qudha’i dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ).

3)     Ayat ini turun berkaitan dengan diri Abu Bakar  dan Umar bin Khattab. Adapun Umar, Ia membawa dan meyerahkan separuh hartanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Lalu beliau berkata, “ Apakah kamu tidak menyisakan harta untuk keluargamu wahai Umar? “ lalu Umar berkata, “ Saya telah menyisihkan separuh  dari harta saya untuk mereka wahai Rasulullah.” Sedangkan Abu Bakar datang membawa seluruh harta miliknya secara sembunyi-sembunyi llu menyerahkannya kepada Rasulullah. Lalu beliau berkata kepadanya, “ Apakah kamu tidak menyisakan untuk keluargamu wahai Abu Bakar?” lalu ia berkata, “ Janji Allah dan Janji Rasulullah.” Mendengar  jawaban  itu Umar menangis lalu berkata, “ Wahai Abu Bakar, sungguh kita tidak berlomba-lomba mencapai pintu kebaikan kecuali kamu selalu berhasil mendahului kami.”

 

4)     Berkata Ahlul Hikmah,

 

قال أحد  الحكماء :

إذا اصطنعت المعروف فاستره

وإِذا اصطُنع إِليك فانشره

 

“Jika engkau berbuat baik, maka sembunyikanlah. Jika ada orang berbuat baik kepada anda, maka sebarkanlah.”

 

5)     Berkata al-Abbas bin Abdul Muthallib, “ kebaikan itu tidak sempurna, kecuali dengan tiga hal : menyegerakannya, meremehkannya, dan menutupinya. Jika engkau menyegerakannya dia melambat, jika engkau meremehkannya dia menjadi besar, dan jika engkau menutupinya, dia menjadi sempurna.”

 

6)     Salah seorang penyair menulis,

 

زاد معروفك عندي عظما ... أنّه عندك مستور حقير

تتناساه كأن لم تأته ... وهو عند الناس مشهور كبير

 

“Kebaikanmu bagiku bertambah besar walaupun engkau menutupinya dan menganggapnya remeh.”

“Engkau melupakannya, seakan-akan engkau tidak pernah berbuat. Tetapi di mata manusia justru semakin terkenal dan besar.”

 

7)     Di dalam hadist Abu Hurairah  Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ 

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”  ( HR. Bukhari dan Muslim )

Hadist di atas menjelaskan tentang amal-amal yang dsembunyikan, kemudian mendapatkan pahala berupa naungan Allah pada hari kiamat, diantaranya bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di infakkan oleh tangan kanannya.

 

****

 

 Jakarta, Sabtu 19 Februari 2022.

KARYA TULIS