Karya Tulis
634 Hits

Tafsir An-Najah (QS.3: 1-6)Bab ke-130 Menegakkan Kalimat Tauhid


Menegakkan Kalimat Tauhid

 

                                                             الۤمّۤ        

“Alif Lam Mim.” (QS. Ali-Imran [3]: 1)

 

Pertama : Tentang surat ali-Imran

 

1)      Sebab penamaan surat.

Surat ini dinamakan surat ali-Imran karena di dalamnya terdappat kisah tentang keluarga Imran. (Ali) artinya kelyarga, sedangkan (Imran) adalah bapak dari Maryam dan kakek dari Nabi Isa ‘Alaihi Assallam.

Di dalam surat ini juga disebutkan kisah ibu Maryam yang bernadzar bahwa ana yang di dalam kandungannya, jika lahir akan di ppersembahkan untuk Allah. Hidupnya hanya untuk beribadah kepada-Nya saja. Juga kisah rezeki yang diturunkan kepada Maryam tatkala ia sedang beribadah kepada Allah di Mihrab.

      Dikisahkan juga dalam surat ini tentang doa Nabi Zakaria yang juga keluarga dari Imran, dimana beliau memohon kepada Allah keturunan sebagaimana Imran diberi keturunan  Maryam. Akhirnya Allah mengabulkan doanya walaupun ia sudah lanjut usia dengan lahirnya Yahya. Kemudian dijelaskan tentang kelahiran Nabi Isa dan pengangkatan beliau ke langit oleh Allah, ketika penguasa Romawi ingin menangkapnya.

 

2)      Keutamaan surat ali-Imran.

Terdapat beberapa keutamaan surat ali-Imran, diantaranya :

a)      Hadist an-Nawwas bin Sam’an. Ia berkata : “ bahasannya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

 

عن النواس بن سمعان -رضي الله عنه- قال: سمعتُ رسولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يقولُ: «يُؤتى يوم القيامة بالقرآن وأهلِه الذين كانوا يعملون به في الدنيا، تَقْدُمُه سورةُ البقرة وآلِ عمران، تُحاجَّانِ عن صاحِبِهِما».

 

Hadis An-Nawwās bin Sam'ān -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, "Pada hari kiamat, Al-Qur`ān akan didatangkan dan juga para ahli Alquran, yaitu orang-orang yang mengamalkannya di dunia. Di depannya ada surat Al-Baqarah dan Ali 'Imrān, keduanya menjadi hujah bagi orang yang membacanya”  (HR. Muslim)

 

b)      Hadist Abu Umamah bin al-Bahili ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bacalah al-Quran karena kelak di hari kiamat, Al-Qur’an datang membri syafaat kepada orang-orang yang membaca dan mengamalkannya. Bacalah Az-Zahrawin, yaitu surah Al-Baqarah dan Ali-Imran karena kelak di hari kiamat keduanya datang bagaikan awan (yang meneduhi) atau sekumpulan burung yang membentangkan sayapnya. Keduanya akan memberikan pembelaan kepada orang-orang yang membaca dan mengamalkannya. Bacalah surah al-Baqarah karena mengambilnya adalah keberkahan dan meninggalkannya adalah penyesalan dan para penyihir tidak mampu mengalahkannya. (HR. Muslim)

 

3)      Hubungan antara surah al-Baqarah dan ali-Imran.

Terdapat hubungan yang sangat erat antara surah al-baqarah dan ali-Imran, diantaranya :

 

a)      Kedua surah ini sama-sama diwalai dengan huruf yang terputus-putus yaitu

( الۤمّۤ) yang kemudian diiringi dengan penyebutan kitab dan sikap manusi terhadapnya.

 

b)      Di dalam surah Al-Baqarah disebutkan tentang penciptaan Nabi Adam tanpa bapak dan ibu yang melahirkannya. Dan di dalam surah ali-Imran disebutkan tentang penciptaan Nabi Isa tanpa bapak. Keduanya disebutkan untuk menunjukkan kekuasaan Allah yang begitu besar, mampu mengerjakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya.

 

c)      Di dalam surah al-Baqarah diceritakan tentang perilaku dan dialog dengan ahli kitab dari kalangan Yahudi yang menolak kenabian Nabi Muhammad dan di dalam surah ali-Imran dijelaskan tentang dialog dengan ahli kitab dari kalangan Nasrani tentang kenabian Nabi Isa dan kenabian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

 

d)      Di dalam surah al-baqarah ditutup dengan doa agar diringankan beban dan diampuni segala dosa serta ditolong atas orang-orang kafir. Sedangkan di dalam surah ali-Imran ditutup dengan doa ditetapkan di dalam keimanan dan dijauhkan dari api neraka.

 

e)      Di dalam surah Al-Baqarah terdaat nama Allah yanga agung yaitu,

 

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ

 

Dan di dalam surah Ali-Imran juga terdapt nama Allah yang agung  yang ada di awal surah.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ

 

4)      Sebab turunnya ayat.

 

a)      Bagian pertamadari surah Ali-Imrah yaitu, dari ayat 1 hingga ayat 80 turun terkait dengan utusan kaum nasrani Najran yang datang kepada Rasulullah, mereka terdiri dari 60 orang, 14 diantaranya adalah para tokoh terkemuka yang  dipimpin oleh 3 orang yaitu, Abdul masih, al-Irham dan Abu Haritsah. Mereka datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengajak dialog septar Nabi isa bin Maryam. Dialog tersebut berlangsung sampai beberapa hari lamanya. Hingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajak mereka untuk bermubahalah.

 

b)      Surah ini diturunkan setelah Nabi hijrah ke Madinah atau disebut dengan surah Madaniyah.

 

Kedua : Mendahulukan kalimat tauhid

                                                                                                       

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ  الۤمّۤ 

      “Alim Lam Mim. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya.” (QS. Ali-Imran [3] : 2)

1)      Surah ini dibuka dengan huruf yang terputus-putus  ( الۤم) untuk menarik perhatian orang-orang yang mendengarnya. Sekaligus untuk menantang orang-orang kafir Quraisy bahwa Al-Qur’an ini turun dengan bahasa Arab yang tidak mereka pergunakan sehari-hari, apakah mereka bisa mendatangkan dan membuat seperti Al-Qur’an tersebut, walaupun hanya satu surat atau sepuluh surat saja sebagaimana di dalam firman-Nya,

 

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

 

“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

 (QS. Al-Baqarah [2]: 23 )

 

Ini dikuatkan dengan firman Allah,

 

اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗقُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

 

“Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”  (QS. Hud [11]: 13)

 

2)      Setelah itu Allah menyatakan bahwa satu-satunya Tuhan yang berhak disembah hanya Allah yang mempunyai dua nama  yang agung, yaitu (Al- Hayyu) yang maha hidup dan (Al- Qoyyum) yang maha mencipta dan merawat alam semesta ini.

 

3)      Ini juga menunjukkan bahwa inti dari Al-Qur’an adalah kalimat tauid dan bahwa tugas utama manusia di dunia ini  adalah menyembah Allah dan menjauhi syirik.

 

Ketiga : Hubungan antara al-Quran, Taurat dan Injil.

 

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ

 

“Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” (QS. Ali-Imran [3]: 3)

 

1)       (نَزَّلَ) Menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara berngsur-angsur. Ini sesuai dengan firman Allah.

 

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا

 

“Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).” (QS. Al-Furqan [25]: 32)

Ini dikuatkan dengan firman Allah.

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا

“Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.”  (QS. Al-Isra [17]: 106)

 

-          (بِالْحَقّ) Artinya bahwa Al-Qur’an ini turun dengan kebenaran dan hujjah yang memenangkan.

-          (مُصَدِّقًا) Artinya bahwa Al-Qur’an sebagai pembenar apa yang ada di dalam Taurat dan Injil.

-          (التَّوْرٰىةَ) berasal dari kata   ورى -   وري    yang artinya sinar dan cahaya.

 

Hal ini dikuatkan di dalam firman Allah,

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاۤءً وَّذِكْرًا لِّلْمُتَّقِيْنَ ۙ

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa dan Harun, Furqan (Kitab Taurat) dan penerangan serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”

(QS. Al-Anbiya [21]: 48)

Ayat di atas menunjukkan bahwa Nabi Musa dan Harun diberikan kitab Taurat yang mempunai ntiga fungsi, yaitu al-Furqan (pembeda), Dhiya (penerang), Dzikra (pengingat).

-          (الْاِنْجِيْل) dari kata (النجل) yang artinya induk. Maka injil merupakan induk dari segaka ilmu dan hikmah.

 

2)      Menurut versi lain bahwa :

Taurat berasal dari kata Ibrani yang artinya syariat. Taurat mencakup 5lima bagian.

a)      Sifrul takwin (kitab kejadian).

b)      Sifrul khuruj (kitab keluran).

c)      Sifrul lawiyin (kitab lewi).

d)      Sifrul I’dad (kitab bilangan).

e)      Sifrul tasymiyatil isytira’ (kitab ulangan).

 

Orang Nasrani menyebut Taurat dengan kitab perjanjian lama  atau “Al-Ahdu Al- Qadim” Berisi tentang sejarah nabi-nabi dari Bani Israil sebelum Nabi Isa.

 

Sedangkan injil berasal dari bahasa Yunani yang berarti ajaran baru. Ada juga yang mengatakan bahwa artinya beritaa gembira. Injil ini dikenal dengan perjanjian baru. Injil mengandung tentang kisah perjalanan Nabi Isa dan ajarannya. Injil ada empat macam.

 

a)      Injil Matius.

b)      Injil Yohanes.

c)      Injil Markus.

Semuanya ditulis satu atau dua abad setelah wafatnya Nabi isa Alaihi Assalam.

 

3)      Petunjuk dan pembeda.

 

مِنْ قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَاَنْزَلَ الْفُرْقَانَ ەۗ اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَام

 

“Sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan. Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai hukuman.”  (QS. Ali-Imran [3] : 4)

 

a)      Manunjukkan bahwa Allah menurunkan kitab-kitab yang suci Taurat, Injil dan al-Quran. Semuanya sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda anatra yang haq dan yang bathil. Adapun orang-orang yang mengkufuri ayat-ayat Allah yang terdapat di dalam tiga kitab tersebut, atau mengkufuri salah satu kitab tersebut, maka akan mendapatkan siksa yang pedih.

 

b)      Ayat ini menyindir orang-orang Nasrani khususnya para pemuka agama mereka dari Najran yang datang ke Madinah, dimana mereka menyatakan bahwa Nabi Isa adalah Tuhan atau anak Tuhan yang bertentangan dengan isi dari kitab suci di atas, mereka diancam dengan azab yang pedih.

 

4)      Allah mengetahui segala yang rinci,

 

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَخْفٰى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ

 

 “Bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit.” (QS. Ali-Imran [3] : 5)

 

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah mengetahui secara detail apa yang terjadi di bumi dan di langit. Sekaligus menbantah kaum Nasrani yang mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan, padahal dia tidak mengetahui sesuatau kecuali apa yang telah diajarkan Allah  Subhanahu wa Ta’ala.

Ayat ini dikuatkan dengan beberapa firman-Nya,

 

a)      Firman Allah,

 

وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

 

“Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am [6]: 59)

 

b)      Firman Allah,

 

وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

 

“Dan tidakkah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur'an serta tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah, baik di bumi ataupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”  (QS. Yunus [10]: 61)

 

 

5)      Allah menggambar manusia di dalam rahim.

 

هُوَ الَّذِيْ يُصَوِّرُكُمْ فِى الْاَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاۤءُ ۗ

 

“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim menurut yang Dia kehendaki. “

       (QS. Ali-Imran [3]: 6)

 

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di dalam rahim, bahkan Dial ah yang menggambar manusia ketika berada di dalam rahim ibunya sesuai yang Dia kehendaki. Menggambar disini meliputi,

 

a)      Menentukan jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Ini sesuai dengan firman Allah,

 

لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ ۙ

 

“Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendak.” (QS. Asy-Syura [42]: 49)

 

b)      Warna kulit, ukuran badan, watak dan karakter.

 

c)      Umul, rezeki, amal perbuatan, nsibnya bahagia atau sengsara. Ini sesuai dengan hadist Ibnu Mas’ud yang menyebutkan bahwa setelah janin berumur 4 bulan, Allah mengutus malaikat untuk menentukan 4 hal : umur, rezeki, ama perbuatan dan nasibnya bahagia atau sengsara.

 

d)      Dan hal-ha lain yang manusia tidak ketahui sedangkan Allah mengetahuinya.

 

6)      Allah Maha Esa.

 

لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْم

 

“Tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

 

a)      Ayat ini menunjukkan ke-Esaan Allah. Dan bahwasannya Dia Maha perkasa dan Maha Bijaksana.

 

b)      Ayat ini sekaligus membantah keyakinan para utusan kaum Nasrani Najran yang meyakini Nabi Isa adalah Tuhan. Karena Nabi Isa berada dalam rahim ibunya dan di gambar oleh Allah sedangkan Allah tidak melahirkan dan dilahirkan.

 

 

c)      Kemudian Allah menguatkan hal itu dengan menyebutkan kalimat tauhid untuk menegaskan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

 

d)      Maha Perkasa karena mampu menciptakan Nabi Isa tanpa bapak. Dan Bijaksana karena memilih Nabi isa sebagai Nabi dan Rasul-Nya.

 

e)      Disebutkan bahwa Ibrahin bin Adham, ketika didatangi orang-orang untuk mendengar riwayat hadist dari beliau. Beliau berkata, “Saya tidak sempat untuk banyak mengumpulkan riwayat hadist karena kesibukan saya memikirkan 4 hal.

 

  1. Saya memikirkan (يوم الميثاق) Yaumu Al-Mitsaq atau hari perjanjian dimana Allah berfirman, “Kelompok ini adalah penduduk Surga, dan saya tidak pduli. Sedangkan kelompok ini adalah penduduk Neraka dan saya tidak peduli.” Saya tidak tahu, di kelompok mana saya berada.

 

  1. Saya memikirkan ( يوم التصوير)  Yaumu At-Tashwir atau hari penciptaan di dalam kandungan, ketika malaikat bertanya kepada Allah, ‘ Ya Rabb orang ini termasuk yang hidupnya bahagia atau sengsara.” Saya belum tahu bagaimana jawaban Allah pada waktu itu.

 

  1. Saya memikirkan (يوم القبض)  Yaumu Al-Qabdhi atau hari pencabutan nyawa. Ketika malaikat bertanya kepada Allah, “ Ya Allah orang ini bersama orang beriman atau bersama orang yang kafir.” Saya beum tahu jawabannya apa.

 

  1. Saya memikirkan (القيامة يوم) Yaumu Al-Qiyamah atau hari kiamat. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

 

“Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa.”

(QS. Yasin [36]: 59)

 

****

 

Jakarta, Jumat 25 Februari 2022.

KARYA TULIS