Tafsir An-Anjah (QS. 3:14-15) Bab ke-134 Enam Macam Perhiasan
Enam Macam Perhiasan
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali-Imran [3]: 14)
Pertama :
1) Pada ayat sebelumnya, menjelaskan bahwa orang-orang kafir terpedaya dengan hasrat dan anak mereka, sehingga mereka melupakan Allah dan berakhir dengan masuk neraka. Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa kecintaan kepada harta, anak, wanita dan barang-barang lain adalah sesuatu yang sudah menjadi tabi’at manusia, tetapi jangan sampai kecintaan tersebut mengalahkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
“Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah [9]: 24)
2) Syahwat adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa manusia karena di dalamnya terdapat kenikmatan. Syahwat yang tama ada dua :
a) Syahwat perut.
b) Syahwat farji ( kemaluan ).
Kedua syahwat tersebut disebutkan di dalam hadist Abu hurairah bahwa Nabi Shallallau ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya,
مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ قَالَ التَّقْوَى وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّارَ قَالَ الْأَجْوَفَانِ الْفَمُ وَالْفَرْجُ
“Perkara apa yang banyak menyebabkan masuk surga?" beliau menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan beliau di tanya; "Perkara apa yang banyak menyebabkan masuk neraka?" beliau menjawab: "Dua rongga yang terbuka yaitu mulut dan kemaluan." (HR. Ibnu Majah : 4236)
3) Firman-Nya,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan,
Siapa yang menjadikan syahwat tampak indah di mata manusia? jawabannya bahwa Allah-lah yang menjadikan indah di mata manusia sebagai ujian bagi mereka. Ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 7)
Kedua : Enam Macam Perhiasan Dunia
Pada ayat di atas, Allah menyebutkan enam perhiasan dan kesenangan dunia, jika digunakan untuk kebaikan maka akan berpahala, sebaliknya jika disalahgunakan untuk bermaksiat akan menyebabkan lupa terhadap Allah, maka akan mendatangkan murka Allah. Keenam perhiasan itu adalah,
1) Wanita.
a) Fitnah wanita didahulukan, karena jiwa laki-laki sangat tertarik kepadanya, wanita juga dijadikan sarana setan untuk menyesatkan laki-laki. Di dalam hadist disebutkan,
ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء.
“Setelahku, tidak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki dari fitnah wanita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
b) Dikatakan bahwa fitnah wanita ada dua, sedangkan fitnah anak hanya satu. Adapun fitnah wanita yaitu,
Pertama, menyebabkan terputusnya silaturahim. Hal ini karena seorang laki-laki jika sudah mencintai seorang wanita kadang rela mengorbankan saudara dan kerabat, bahkan kadang orang tua. Banyak dari laki-laki yang mengusir ibunya dari rumahnya karena hasutan istrinya.
Kedua, menuntut untuk seorang laki-laki untuk mengumpulkan harta baik yang halal maupun yang haram demi menyenangkan wanita.
Adapun fitnah anak-anak hanya satu, yaitu menuntut seseorang untuk mengumpulkan harta yang halal atau yang haram demi untuk menyenagkan hati anak.
c) Wanita salehah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, karena bisa mengantarkan suaminya ke surga. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
الدنيا متاع، وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalehah.” (HR. Muslim)
d) Mencintai wanita dibolehkan selama tidak melalaikan seseorang dari beribadah kepada Allah .Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
حبب لي من دنياكم ثلاث: الطيب، والنساء، وجعلت قرة عيني في الصلاة
“Dijadikan cinta olehku dari dunia dua hal : wanita dan parfum dan dijadikan kesenanganku ketika berada di dalam salat.” (HR. Nasa’I dan Al-Hakim)
2) Anak.
- Setiap orang pasti mencintai anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Karena mereka adalah darah daging orang tuanya, belahan jiwanya, penyejuk matanya, hanya kadang anak menjadi fitnah dan ujian bagi kedua orang tuanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Thagabun [64]: 15 )
Salah satu bentuk fitnah seorang anak, seseorang harus bekerja keras, bahkan kadang yang harampun diambil demi untuk membahagiakan anaknya.
- (وَالْبَنِيْنَ) artinya anak laki-laki. Maksudnya adalah anak laki-laki dan perempuan. Ini biasa dalam bahasa arab menyebut salah satu dari dua jenis, karena lebih dominan daripada yang lain. Hal itu karena kecintaan seseorang kepada anak laki-laki lebih kuat di banding cintanya kepada anak perempuan. Karena anak laki-laki dianggap penerus dan pewaris dari orang tuanya terutama bapaknya. Dia diandalkan untuk menjaga keluarganya dan dijadikan tulang punggung untuk mencari nafkah.
Sebaliknya anak perempuan menjadi ujian bagi kedua orang tuanya, bahkan bisa menjadi penyelamat dari jilatan api neraka. Di dalam hadist Anas bin Malik bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَقَامَ عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ الْأَرْبَعِ
"Barang siapa memiliki tiga anak perempuan (atau tiga saudara perempuan) dan dia bertakwa kepada Allah 'azza wajalla, dan ia memberi nafkah dan mendidik mereka, maka dia berada bersamaku di surga seperti ini dan beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan tengah" (HR. Ahmad: 12133)
Pada zaman jahiliyah anak perempuan dihinakan dan dianggap beban bagi kedua orang tuanya, bahkan membawa sial. Mereka merasa malu jika yang lahir adalah anak perempuan, maka sebagian dari mereka menguburkannya hidup-hidup untuk menutupi rasa malu tersebut. Allah berfirman,
وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۚ
يَتَوٰرٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
“Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl [16]: 58-59 )
Dikuatkan di dalam firman-Nya,
وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌ
“ Dan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat, karena menahan sedih (dan marah).” (QS. Az-Zukhruf [43]: 17)
3) Emas dan perak.
وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
“harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak,”
a) (الْقَنَاطِيْر) jamak dari (قِنطار) adalah harta yang banyak dan berlimpah. Ini juga disebutkan di dalam firman Allah,
وَّاٰتَيْتُمْ اِحْدٰىهُنَّ قِنْطَارًا فَلَا تَأْخُذُوْا مِنْهُ شَيْـًٔا
“Sedang kamu telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak,” (QS. An-Nisa [4]: 20)
( قِنْطَارًا) Pada ayat ini artinya harta yang banyak. Ayat ini menunjukkan kebolehan memberikan mahar kepada wanita dengan harta yang banyak.
b) Disebutkan emas dan perak, karena keduanya adalah harta yang bernilai tinggi dan manusia berlomba-lomba untuk mengumpulkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“ Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.” (QS. At-Taubah [9] : 34)
c) Allah menjadikan harta sebagai tonggak kehidupan. Dengannya kehidupan ini berlangsung. Seseorang bisa melaksanakan ibadah Allah juga melalui harta seperti, zakat, infak, sedekah, haji, berkurban, memberikan nafkah kepada keluarga dan lain-lainnya. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاۤءَ اَمْوَالَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ قِيٰمًا وَّارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. An-Nisa [4]: 5)
d) Harta jika digunakan untuk beribadah kepada Allah dan diinfakkan di jalan-Nya, maka menjadi harta yang baik. Ini sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
نِعمَ المالُ الصَّالحُ للرَّجلِ الصَّالحِ
“Sebaik-baik harta yang sahalih adalah yang dimilki orang yang salih.”
4) Kuda pilihan.
وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
a) (الْمُسَوَّمَةِ) asal dari kata (السومة) artinya yang ditandai atau yang digembalakan di tempat yang penuh dengan rumput hijau atau di tempat khusus penggembalaan kuda. Kuda seperti ini termasuk harta yang mewah, sejak dahulu hingga sekarang. Nabi Sulaiman juga memilki kuda-kuda pilihan , sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Qur’an,
اِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصّٰفِنٰتُ الْجِيَادُۙ
فَقَالَ اِنِّيْٓ اَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّيْۚ حَتّٰى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِۗ
“(Ingatlah) ketika pada suatu sore dipertunjukkan kepadanya (kuda-kuda) yang jinak, (tetapi) sangat cepat larinya, maka dia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai segala yang baik (kuda), yang membuat aku ingat akan (kebesaran) Tuhanku, sampai matahari terbenam.” (QS. Shaad [38]: 31-33)
Pada zaman sekarang sebagian orang-orang kaya di Eropa dan Timur Tengah masih memelihara kuda-kuda pilihan yang sangat mahal harganya.
b) Kuda juga dimiliki dan dipersiapkan untuk berjihad di jalan Allah, maka pemiliknya akan mendapat pahala, sebagaimana firman-Nya,
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Anfal [8]: 60 )
5) Binatang ternak.
a) Pada zaman dahulu, bahkan hingga sekarang binatang ternak masih dianggap hata kekayaan yang cukup dibanggakan pemiliknya.
b) Banyak ibadah di dalam Islam yang dikaitkan dengan binatang ternak, diantaranya, ibadah haji, aqiqah dan kurban.
c) Binatang ternak mendapatkan perhaian khusus dari Allah , bahwa salah satunya dijadikan nama surat dalam- Al-Qur’an , yaitu surah Al-Anam dan disebutkan macam-macam binatang ternak secara rinci pada firman-Nya,
ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ نَبِّئُوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
وَمِنَ الْاِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ وَصّٰىكُمُ اللّٰهُ بِهٰذَاۚ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ
“Ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang); sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.” Dan dari unta sepasang dan dari sapi sepasang. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan dua yang jantan atau dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anam [6]: 143-144)
6) Pertanian.
a) Hasil pertanian merupakan sumber tetap bagi kehidupan manusia sejak zaman dahulu hingga sekarang. Bahkan penduduk kota pun masih sangat membutuhkan hasil pertanian untuk makan mereka.
b) Hasil pertanian ini menjadi tonggak utama kerajaan-kerajaan pada zaman dahulu . diantaranya pada zaman Nabi Yusuf ‘Alaihi as-Sallam sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya,
قَالَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ دَاَبًاۚ فَمَا حَصَدْتُّمْ فَذَرُوْهُ فِيْ سُنْۢبُلِهٖٓ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تَأْكُلُوْنَ
ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَّأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تُحْصِنُوْنَ
ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَامٌ فِيْهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيْهِ يَعْصِرُوْنَ
“Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).” (QS. Yusuf [12]: 47-49 )
c) Hasil pertanian juga merupakan salah satu harta kekayaan yang ditinggalkan oleh Firaun dan balatentaranya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
كَمْ تَرَكُوْا مِنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ
وَّزُرُوْعٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍۙ
وَّنَعْمَةٍ كَانُوْا فِيْهَا فٰكِهِيْنَۙ
“Betapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan, juga kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah, dan kesenangan-kesenangan yang dapat mereka nikmati di sana,” (QS. Ad-Dukhan [44]: 25-27)
Ketiga : Peringatan Allah dan Rasul-Nya.
1) Allah memperingatkan kepada umat Islam agar tidak mencintai perhiasan dunia melebihi cintanya kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan-Nya, sebagaimana di dalam firman-Nya,
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ
“Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah [9] : 24)
2) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jga memperingatkan umatnya agar kecintaan kepada perhiasan jangan sampai menyebabkan seseorang meninggalkan perjuangan di jalan Allah.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : (إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ)
“Jika kalian melakukan jual beli dengan cara ‘Inah ( salah satu bentuk riba ), sibuk dengan peternakan, senang dengan pertanian, dan meninggalkan jihad , maka Allah akan manimpakan pada diri kalian kehinaan dan tidak akan mencabutnya sampi kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Ahmad [ 4987 ] dan Abu Daud [3462])
Keempat : Surga lebih baik bagi orang bertakwa.
قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِۚ
“Katakanlah, “Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali-Imran [3]: 15)
1) Ayat di atas menjelaskan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa kesenangan dunia yang disebutkan di atas tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kenikmatan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, disediakan di dalamnya pasangan-psangan yang suci dari penyakit hati dan kotoran fisik. dan lebih penting lagi adalah ridha Allah kepada mereka.
2) Dalil yang menunjukkan bahwa ridha Allah itu lebih besar, lebih utama, dan lebih penting dari semua kesenangan dunia, bahkan dari kesenangan surga sekalipun, adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ
“ Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah [9]: 72)
3) Surga yang disebut di atas hanya disediakan untuk hamba-hamba Allah yang selalu merasa diawasi Allah (Muraqabatullah) dalam setiap aktivitas dan gerak-gerik mereka . dan sifat-sifatnya akan diterangkan pada ayat-ayat selanjutnya (Ayat 16-17) maka ayat ini ditutup dengan firman-Nya,
وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِ
“Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
****
Jakarta, Senin 28 Februari 2022.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »