Karya Tulis
549 Hits

Tafsir An-Najah (QS. 3: 54) Bab ke-154 Makar Kaum Yahudi


Makar Kaum Yahudi

 

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ

“Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali Imran [3]: 54)

 

Pertama : Makar Kaum Yahudi.

1)      Pada ayat ini, Allah menjelaskan tentang tipu daya sekelompok pemuka Bani Israil untuk mencelakakan dan membunuh Nabi Isa Alaihi Assalam.

2)      Diantara tipu daya mereka terhadap Nabi Isa adalah,

a)      Menuduh ibunya (Maryam) berzina dengan bekas tunangannya yaitu Yusuf An-Najar padahal Maryam adalah wanita yang suci. Allah berfirman menceritakan kesucian Mayam,

 

قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا

“Dia (Maryam) berkata, ‘Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!’” (QS. Maryam [19]: 20)

 

b)      Menuduh Nabi Isa melakukan hal-hal yang khurafat dan kebohongan publik.

c)      Menuduh Nabi Isa menghasut rakyat agar membangkang dan memberontak kepada raja. Mereka melaorkan hal itu kepada raja.

d)      Menuduh Nabi Isa membuat kekacauan di tengah masyarakat dan memisahkan antara orang tua dan anaknya.

e)      Tuduhan-tuduhan lain yang tidak berdasar.

 

Mereka menyampaikan tuduhan-tuduhan tersebt kepada raja, sehingga ia terpancing emosinya dan mengirim pasukan untuk menangkap Isa dan para pengikutnya.

3)      Terdapat dua riwayat tentang pengepungan pasukan kejam di rumah Nabi Isa.

a)      Riwayat pertama : Ketika pasukan tersebut mengepung rumah Nabi Isa, Allah menyelamatkan dari kepungan tersebut. Allah mengangkatnya ke langit dan Allah menjadikan salah satu seorang yang berada di rumah tersebut serupa dengan Nabi Isa.

Ketika pengepungan tersebut 12 pengikutnya (Al-Hawariyyun) bersama Nabi Isa di dalam rumah. Berkata Nabi Isa kepada mereka, “Siapa diantara kalian yang aka keluar dari rumah ini, kemudian terbunuh dan nanti di surga bersama saya ?” maka salah satu dari mereka menyanggupinya. Kemudian Allah menyerupakan wajahnya dengn Nabi Isa dan ahirnya dia dibunuh dan disalib.

 

b)      Riwayat kedua : Ketika orang-orang Yahudi datang berama pasukan raja menyepung rumah Nabi Isa. Salah satu pemimpin mereka menyuruh anak buahnya untuk memasuki rumah tersebut dan membunuh Nabi Isa. Ketika masuk ke dalam rumah, dia tidak mendapati Nabi Isa. Kemudian orang ini ditangkaptetapi sebagian dari mereka mengatakan , “ Wajahnya mirip dengan wajah Isa. Tetapi badannya mirip dnegan teman  kita. Jika dia Isa kemana perginya teman kita ? tetapi jika itu teman kita, kemana pergnya Isa?” Mereka berselisih dan berperang diantara mereka sendiri..

 

Kedua : Makar Allah.

وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ

“maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

Makar secara bahasa adalah tiu daya. Adapun secara istilah terdapat beberapa pengertian diantaraya,

1)      Makar Allah kepada manusia adalah dengan memberikan kelapangan kepadanya padahal kelapangan tersebut akan menyebabkan dia sengsara di dunia dan di akhirat.

2)      Makar Allah kepada manusia adalah ketika mereka bermaksiat  justru Allah memberi kepada mereka suatu nikmat, yang menjerumuskan mereka kepada kesengsaraan.

Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ حَتّٰى عَفَوْا وَّقَالُوْا قَدْ مَسَّ اٰبَاۤءَنَا الضَّرَّاۤءُ وَالسَّرَّاۤءُ فَاَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

“Kemudian Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan (sehingga keturunan dan harta mereka) bertambah banyak, lalu mereka berkata, ‘Sungguh, nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan,’ maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.’” (QS. Al-A’raf [7]: 95)       

Allah juga berfirman,

 

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ

“Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.” (QS. Al-An’am [6]: 6)

3)      Makar Allah kepada manusia adalah balasan Allah yang serupa dengan perbuatan tiu daya mereka . ini mirip dengan firman Allah  Subhanahu wa Ta’ala,

 

اَللّٰهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

“Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 15)

Allah juga berfirman,

 

مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا

“Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk kepada golongan ini (orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang kafir). Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (QS. An-Nisa [4]: 143)

Ketiga : Pembagian Makar.

Sebagian ulama membagi makar menjaid dua :

1)      Makar Buruk. Ini yang biasa dipakai dalam ungkapan-ungkapan Al-Qur’an ataupun dalam bahasa Arab secara umum. Allah berfirman,

اسْتِكْبَارًا فِى الْاَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِۗ وَلَا يَحِيْقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ اِلَّا بِاَهْلِهٖ ۗفَهَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا سُنَّتَ الْاَوَّلِيْنَۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا ەۚ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَحْوِيْلًا

“karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu.” (QS. Fathir [35]: 43)

2)      Makar Baik.

Makar baik adalah makar yang dilakukan oleh Allah bertujuan untuk menyelamatkan Nabi dan Rasul-Nya dan membalas makar jahat dari orang-orang kafir. Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

وَقَدْ مَكَرَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلِلّٰهِ الْمَكْرُ جَمِيْعًا ۗيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍۗ وَسَيَعْلَمُ الْكُفّٰرُ لِمَنْ عُقْبَى الدَّارِ

“Dan sungguh, orang sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang, dan orang yang ingkar kepada Tuhan akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik).” (QS. Ar-Ra’du [13]: 42)

Salah satu makar Allah kepada orang-orang kafir adalah apa yang terjadi pada peristiwa pengangkatan Nabi Isa. Paling tidak ada kerugian yang menimpa orang kafir dengan makar Allah.

a)      Mereka mengira telah mangkap Nabi Isa dan menyalibnya, ternyata yang mereka tangkap dan merek salib bukan Nabi Isa.

b)      Justru yang mereka tangkap dan salib adalah teman mereka sendiri menurut salah satu pendapat .

c)      Mereka berselisih pendapat tentang orang yang ditangkap dan disalib. Sehingga menimbulkan perselisihan diantara mereka, bahkan berakhir dengan saling membunuh diantara mereka sendiri.

Dalam hal ini Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ

“dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya.” (QS. An-Nisa [4]: 157)

****

Jakarta, Rabu 16 Maret 2022.

KARYA TULIS