Karya Tulis
532 Hits

Tafsir An-Najah (QS.3: 55-58)Bab ke-155 Bab 155 Pengangkatan Nabi Isa


 

Pengangkatan Nabi Isa ke Langit

 

اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ

"(Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.”" (QS. Ali Imran [3] : 55)

Pertama arti “mutaffika”

1)      Pada ayat sebelumnya yaitu ayat 54, telah dijelaskan bagaimana makar dan tipu daya kaum yahudi untuk membunuh Nabi Isa Alaihissalam, dengan cara mengepung rumahnya. Tetapi Allah mempunyai rencana lain yang lebih, yaitu mengangkat Nabi Isa ke langit.

2)      Para ulama berbeda pendapat di dalam menafsirkan ayat di atas

Pendapat pertama ; bahwa arti (مُتَوَفِّيْكَ) adalah menidurkan-Mu.

a)      Ini seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

 

وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

"Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-An'am [6] : 60)

Kata (يَتَوَفّٰىكُمْ) pada ayat di atas artinya “ Dia yang menidurkan kalian”.                  

b)      Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ - ٤٢ 

"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir." (QS. Az-Zumar [39] : 42)

Ayat dia atas menunjukan bahwa orang yang tidur telah diwafatkan Allah jiwanya.

c)      Ini dikaitkan dengan sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam,

الحَمْدُ لله الذِي أحْيَانا بَعْدَ مَا أمَاتَنَا وإلَيْهِ النَشُور

"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadaNya lah tempat kebangkitan (di hari Akhir)." (HR Bukhari dan Muslim)

d)      Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam ketika ditanya apakah di surga ada tidur? Beliau menjawab,

النوم أخو الموت والجنة لاموت فيها

“tidur adalah saudara kematian, sedangkan surga tidak ada kematian di dalamnya” (HR. Ad-Dharquthni ).

Kesimpulan dari pendapat pertama bahwa Allah menidurkan Nabi Isa untuk sementara waktu kemudian mengangkat ke langit dan di akhir zaman akan turun ke muka bumi.

Pendapat kedua; bahwa ayat ini terdapat susunan yang diaktifkan dan didahulukan. Maksudnya bahwa kata (مُتَوَفِّيْكَ) “Aku wafatkan kamu”. Pada asalnya letaknya di akhhir, tetapi pada ayat ini dietakan di awal. Ini dalam bahsa arab suatu hal yang biasa .

Jika demikian maka artinya secara utuh adalah sebagai berikut, “ waktu Isa, aku mengangkat kepada-Ku, serta mensucikan-Mu dan orang-orang kafir dan mewafaatkanmu (setelah turun dari langit)

Kesimpulannya bahwa Allah mengangkat Nabi Isa tidak dalam keadaaan mati dan tidak pula ke langit dalam keadaan tidur.

Pendapat ketiga, bahwa ayat ini sesuai dengan lahiriyah-nya yaitu Allah mewafatkan dan mematikan Nabi Isa di dunia ini di suatu tempat yang tidak diketahui oleh musuh-musuhnya. Kemudian setelah kematian beliau secara normal, beliau diangkat ruhnya ke derajat yang tinggi di sisi-Nya.

            Ini seperti firman Allah mengenai Nabi Idris 'Alaihis Sallam,

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِدْرِيْسَۖ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا ۙ  ٥٦ وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا  ٥٧

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi (56) dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (57)." (Qs. Maryam [19] : 56-27).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Idris diangkat oleh Allah di tempat yang tinggi dan mengutarakan kata (ورفعناك).

 

Kedua : Nabi Isa Turun Dari Langit

1)      Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan perbedaan ulama di dalam memahami makna (mutawaffika) dan pendapat mayoritas ulama, bahwa Nabi Isa belum wafat dalam arti yang sebenarnya, tetapi beliau diangkat ke langit di sisi-Nya. Dan di akhir zaman, akan turun ke muka bumi, menghukumi manusia dengan keadilan dan memakmurkan bumi dengan keimanan.

2)      Terdapat bebrapa ayat Al- Quran dan Hadits yang menjelaskan tentang Nabi Isa dari langit ke bumi, diantaranya,

a)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِه مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ - ١٥٧ بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا - ١٥٨ وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِه قَبْلَ مَوْتِه ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًاۚ

"Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. (157) Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (158) Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.159" (QS. An-Nisa' [4] : 157-159)

Pada ayat 157 di atas dijelaskan bahwa Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib tetapi diserupakan.

-          Pada ayat 150 dijelasakn bahwa Nabi Isa diangkat ke langit.

-          Dan pada ayat 159 dijelaskan bahwa Nabi Isa akan turun ke bumi lagi dan seluruh ahlul kitab akan beriman kepadanya sebagai pembawa sayriat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam, sebelum beliau wafat secara normal.

b)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَاِنَّه لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُوْنِۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ ٦١

"Dan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus." (QS. Az-Zukhruf [89] :61)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Isa adalah salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Maksudnya adalah turunnya Nabi Isa dari langit ke bumi.

c)      Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihih wa Sallam,

"وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ المَالُ، حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ

"Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (Isa) Ibnu Maryam AS sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti atau pajak), dan akan melimpah ruah harta benda sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya" (Sahih HR Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Ahmad).

3)      Firman-Nya

وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا

"Serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir"

Maksudnya :

a)      Menyelamatkan Nabi Isa dari pembunuhan orang-orang kafir.

b)      Allah memebebaskan Nabi Isa dari segala tuduhan yang diarahkan kepadanya.

 

Ketiga : Kemulian Para Pengikut Nabi Isa

Firman-Nya,

وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ

"Dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat."

1)      Orang orang yang mengikuti Nabi Isa ada dua

a)      Orang-orang Nashrani

Ibnu katsir menjelaskan bahwa setelah Nabi Isa diangkat ke labit dan para sahabatnya bercerai berai menjadi beberapa kelompok :

-          Kelompok yang menyakini dia adalah utusan Allah

-          Kelompok yang emngkultusaknnya dan menyatakan dia adalah anak Allah

-          Kelompok yang menganggapnya, dia adalah Allah atau trinitas.

Perselisihan tersebut berlangsung sampai 300 tahun lamanya. Hingga akhirnya muncul raja Yunani yang beranama Constantine yang memeluk agama nashrani kemudian dia mengubah, menambah dan mengurangi ajaran Nabi Isa.

Dia membangun gereja dan tempat ibadah kaum Nashrani lebih dari 12.000 (dua belas ribu). Serta membangun sebuah kota yang bernama Konstantinopel yang diambil dari namanya.

Dalam melakukan itu semua, dia mendekati orang-orang Yahudi (orang-orang kafir) yang selama ini memusuhi Nabi Isa.

Allah telah memberi kekuatan kepada mereka (orang-orang Nashrani) atas orang-orang Yahudi.

Mereka adalah para pengikut Nabi Isa walaupun sudah menyeleweng dari ajaran Nabi Isa yang sebenarnya.

b)      Orang-orang Islam

Pengikut Nabi Isa yang sebenarnya adalah orang orang Islam. Karena mereka membenarkan kenabian Nabi Isa dan mengamalkan ajarannya yaitu hanya menyembah Allah serta beriman kepada Nabi akhir zaman yang diberitakan di dalam Injil, yang bernama Nabi Muhammad.

Orang-orang Islam telah berhasil menguasai kerajaan Persia dan Romawi, bahkan bisa menguasai kota kontantinopel yang dibangun raja coonstantine.

Mereka telah menjadi orang-orang yang berada di atas orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nashrani

Sebagian ulama memahami bahwa berada “di atas” orang-orang kafir bukan di kemenangan fisik dan berkuasa atsa mereka, karena hal itu sifatnya hanya sementara, dan kondisinya bias berubah-ubah.

Tetapi yang dimaksud “di ats” orang-orang kafir adalah menang ats mereka dengan hujjah dan keterangan. Keunggulan dalam Aqidah dan syariat. Keluhuran akhlak dan budi pekerti, yang seperti ini akan langsung sampai hari kiamat.

 

Keempat : Balasan di Dunia dan Akhirat

Firman-Nya,

ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ

 "Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan"

1)      Ayat diatas mengingatkan bahwa kita semua akan kembali kepada-Nya dan Allah akan menghukum semua yang diperselisihkan manusia pada hari kiamat.

2)      Firman-Nya,

فَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَاُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ ٥٦ وَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ ٥٧

"Adapun orang-orang yang kufur akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia dan di akhirat dan sekali-kali tidak ada penolong bagi mereka.Sementara itu, orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan Dia berikan pahala mereka dengan sempurna. Allah tidak menyukai orang-orang zalim."  (QS. Ali-Imran [3] : 56-57)

a)      Bentuk adzab (siksaan) orang kafir di dunia. Bahwa dibunuh, ditawan, dirampas harta dan kekayannya serta dicopot kekuasaan mereka dari kerajaan-kerajaan mereka. Bahkan orang-orang yahudi diusir dimana-mana, dan dibunuh secara massal oleh penguasa-penguasa zhalim yang menganut agama lain.

b)      Ini mirip dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلًا

"Apabila datang saat (kerusakan) yang pertama dari keduanya, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah janji yang pasti terlaksana." (QS. Al-Isra' [17] : 5)

Ayat ini menjelaskna bahwa ketika orang-orang Yahudi membuat kerusakan di muka bumi, maka Allah mengirimkan para penguasa yang menerkam, menyiksa dan membunuh mereka.

c)      Ini juga sesuai dengan friman Allah,

وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ٢١

"Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. As-Sajdah [32] : 21)

3)       Firman-Nya

ذٰلِكَ نَتْلُوْهُ عَلَيْكَ مِنَ الْاٰيٰتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ ٥٨

"Itulah (kisah Isa) yang Kami bacakan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagian bukti-bukti (kebenaranmu sebagai rasul) dan peringatan yang penuh hikmah (Al-Qur’an)." (QS. Ali-Imran [3] : 58)

-          Kisah Nabi Isa ini diturunkan kepada Nabi Muhamad Shalallahu 'Alaihih wa Sallam sebagai wahyu dan dibacakan kepadanya.

Didalam kisah tersebut terddapat pelajaran dan peringatan bagi orang-orang beriman.

-          Kisah Nabi Isa dalam Al-Quran merupakan salah satu bukti kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihih wa Sallam.

***

Jakarta, Kamis 7 Maret 2022

KARYA TULIS