Tafsir An-Najah (QS. 3: 81-84) Bab ke-161 Persaksian Para Nabi
Persaksian Para Nabi
وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّنَ لَمَآ اٰتَيْتُكُمْ مِّنْ كِتٰبٍ وَّحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِه وَلَتَنْصُرُنَّه ۗ قَالَ ءَاَقْرَرْتُمْ وَاَخَذْتُمْ عَلٰى ذٰلِكُمْ اِصْرِيْ ۗ قَالُوْٓا اَقْرَرْنَا ۗ قَالَ فَاشْهَدُوْا وَاَنَا۠ مَعَكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ - ٨١
"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami setuju.” Allah berfirman, ”Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.”" (QS Ali Imran [3] : 81)
Pertama : Perjanjian Para Nabi
1) Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah menjelaskan tentang sikap sebagian Ahlul kitab yang mengubah dan memanipulasi isi al-Kitab (Taurat dan Injil ) diantaranya menyembunyikan berita tentang kedatangan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, sebagai Nabi akhir zaman. Semua itu bertujuan untuk mengajak mereka agar beriman kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam.
Adapun ayat ini menguatkan tujuan di atas dengan menerangkan bahwa seluruh nabi, mulai dari Nabi Adam 'Alaihis Salam hingga Nabi Isa 'Alaihis Salam telah mengambil perjanjian dengan Allah. Perjanjian itu berisi bahwa setiap dari mereka akan beriman kepada nabi yang datang setelahnya.
2) Firman-Nya,
وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّنَ
"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi," (QS. Ali Imran [3] : 81)
Pada ayat ini Allah mengambil perjanjian dari par nabi. Diantara ayat lain yang menjelaskan masalah ini adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَاِذْ اَخَذْنَا مِنَ النَّبِيّنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُّوْحٍ وَّاِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖوَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًاۙ - ٧
"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh," (QS. Al-Ahzab [33] : 7)
Dalam surat al-Ahzab di atas, yang diambil perjanjiannya hanya lima nabi yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibraim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Lima nabi ini dikenal dengan Ulul Azmi yang artinya orang-orang yang memiliki kemauan tekad.
Adapun di dalam surat Ali Imran dijelaskan bahwa yang diambil perjanjiannya oleh Allah bukan hanya dari lima nabi, tetapi mulai dari semua nabi, mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Isa.
3) Firman-Nya,
لَمَآ اٰتَيْتُكُمْ مِّنْ كِتٰبٍ وَّحِكْمَةٍ
“Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu" (QS Ali Imran [3] : 81)
Perlu diketahui bahwa tidak semua nabi diturunkan kepadanya kitab, tetapi hanya sebagian besarnya saja. Walaupun begitu mereka dianggap mempunyai kitab, karena dua hal :
- Mereka diberikan hikamah dan kenabian
- Mereka diperintahkan untuk mengikuti kitab yang diturunkan kepada nabi sebelumnya.
4) Firman-Nya,
ثُمَّ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهٖ وَلَتَنْصُرُنَّه
"lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” " (QS. Ali Imran [3] : 81)
a) Yang dimaksud seorang Rasul pada ayat di atas adalah NAbi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Ininilah isi perjanjian, yaitu " Beriman kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan menolongnya"
b) Sebenarnya perjanjian ini tidak hanya untuk para nabi dan rasul saja, tetapi juga untuk para pengikut mereka. Jika yang mengambil perjanjian adalah Nabi Musa dan Nabi Isa, maka sebenarnya kaum Yahudi dan Nashrani juga harus ikut mentaati isi perjanjian tersebut.
c) Dengan demikian, seakan-akan ayat ini ditunjukan kepada mereka dan berbunyi, "Wahai kaum Yahudi, para pengikut Nabi Musa dan Nabi Isa. Akan datang seorang rasul, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, dia akan memebenarkan apa yan ada pada kalian, maka wajib bagi kalian untuk beriman kepadanya dan menolongnya."
Kedua : Persaksian Para Nabi
قَالَ ءَاَقْرَرْتُمْ وَاَخَذْتُمْ عَلٰى ذٰلِكُمْ اِصْرِيْ ۗ قَالُوْٓا اَقْرَرْنَا ۗ قَالَ فَاشْهَدُوْا وَاَنَا۠ مَعَكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ
"Allah berfirman, “Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami setuju.” Allah berfirman, ”Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.”" (QS. Ali Imran [3] : 81)
1) Ayat ini menunjukan bahwa para nabi dan rasul menyaksikan perjanjian tersebut dan mengakuinya. Kata (اِصْرِيْ) dari kata (اِصْرٌ) artinya perjanjian yang dikuatkan dan dikukuhkan. Perjanjian ini, selain disaksikan oleh para Nabi, juga disaksikan oleh Allah Allah SWT.
2) Firman-Nya,
فَمَنْ تَوَلّٰى بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ - ٨٢
"Maka barangsiapa berpaling setelah itu, maka mereka itulah orang yang fasik." (QS. Ali Imran [3] : 82)
Orang-orang fasik menurut ayat di atas adalah mereka yang tidak mau menerima dan mengetahui perjanjian tersebut serta merka yang tidak mau mengakui kenabian Muhammad.
Ketiga : Agama Apa yang Mereka Cari ?
اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللّٰهِ يَبْغُوْنَ وَلَهٗ ٓ اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ - ٨٣
"Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?" (QS Ali Imran [3] : 83)
1) Ayat ini lanjutan dari ayat sebelumny, yaitu merek ayang berpaling dari perjanjian tersebut sebenarnya ingin mencari agama seperti apa? Karena agama semua agama nabi dan rasul adalah agama Islam seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Aqidah dan keyakina seluruh nabi dan rasul sama, yaitu Tauhid. Hanya menyembah Allah saj dan tidak mensyirikan-Nya dengan suatu apapun juga. Walaupun Syareah dan Fikih ibadah mereka berbeda-beda.
2) Bukan hanya paraa nabi dan rasul saja yang pasrah (masuk agama islam), tetapi seluruh yang ada di langit dan bumi juga pasrah total dan tunduk Allah swt.
3) Kepasrhaan merka kepada Allah ada dua bentuk ;
a) طَوْعًا (pasrah secara suka rela) yang pasrah kepada secara suka rela adalah para nabi dan rasul serta pengikut setia mereka pada setiap zaman. Termasuk di dalamnya umat Islam yang patuh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka memilih untuk masuk kedalam agama Islam dan pasrah dengan hokum dan perintah allah tanpa ada seorangpun yang memaksa mereka. Karena tidak ada paksaan ketika orang memilih Islam sebagai agamanya, Allah berfirman :
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ
"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam)" (QS. Al-Baqarah [2] : 256)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْۗ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ
"Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.”" (QS. Al-Kahfi [18] : 29)
b) كَرْهًا (pasrah secara terpaksa) siapa saja yang pasrah secara terpaksa mereka adalah
- Orang-orang kafir yang tidak mau tunduk kepada syariat Allah dan tidak mau mentaati perintah-Nya, serta tidak mau meninggalkan larangan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau masuk ke dalam agama Islam.
Bagaimana bentuk kepasrahan mereka secara terpaksa?
- Ketika sakit dan terkena musibah mereka tidak bisa menghindarinya.
- Ketika mati merek atidak bisa menghindarinya.
- Bahkan ketika mereka beraktifitas apapun, maka baying-bayang mereka sujud kepada Allah. Ini sesuai dengan firman Allah,
وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّظِلٰلُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ١٥
"Dan semua sujud kepada Allah baik yang di langit maupun yang di bumi, baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayang mereka, pada waktu pagi dan petang hari." (QS. Ar-Ra'du [13] :15)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
اَوَلَمْ يَرَوْا اِلٰى مَا خَلَقَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍ يَّتَفَيَّؤُا ظِلٰلُهٗ عَنِ الْيَمِيْنِ وَالشَّمَاۤىِٕلِ سُجَّدًا لِّلّٰهِ وَهُمْ دَاخِرُوْنَ - ٤٨
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan suatu benda yang diciptakan Allah, bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, dalam keadaan sujud kepada Allah, dan mereka (bersikap) rendah hati." (QS. An-Nahl [16] : 48).
- Salah satu bentuk kepasrahan kepada Allah dalam keadaan bahwa Allah menciptakan orang kafir sesuai dengan yang Allah kehendaki. Sebagian dari mereka ada yang warna kulitnya putih atau hitam, postur tubuhnya tinggi atau pendek, gemuk atau kurus, wajahnya tampan atau jelek.
- Makhluk-makhluk Allah lainnya seperti matahari, bulan, bintang, malam, siang, gunung, pohon dan lainnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ - ٣٣
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Al-Anbiya' [21] : 33)
Di dalam ayat lain Allah berfirman,
لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ - ٤٠
"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Yasin [36] : 40)
Dan pada akhirnya, semua makhluk Allah yang ada di langit dan bumi akan kembali kepada Allah.
Keempat : Pengukuhan Iman
قُلْ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۖ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ - ٨٤
"Katakanlah (Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”" (QS. Ali Imran [3] :84)
1) Pada ayat sebelumnya, telah dijelaskan bahwa sebagian dari manusia berpaling dari agama Allah dan menilai agama selain Allah. Padahal seluruh apa yang ada di langit dan bumi tunduk dan pasrah kepada-Nya baik secara sukarela maupun terpaksa.
2) Pada ayat ini, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan umatnya diperinrtahkan untuk menyatukan keimanannya kepada Allah, kitab-kitab-Nya dan tidak boleh membedakan antara para rasul.
Jika seluruh alam tunduk kepada Allah dan manusia juga tunduk kepada Allah,maka akan terjadi keserasian antara manusia dan alam semesta.
3) Pada ayat di atas didahulukan iman kepada "apa yang diturunkan kepada kami" yaitu Al-Quran, padahal Al-Quran adalah kitab suci yang paling terakhir turun. Hal itu karena Al-Quran menerangkan isi kitab-kitab terdahulu dan Al-Quran adalah kitab suci yang terjaga keasliaanya dan berlaku selamnya. Sedangkan kitab suci yang lain telah banyak di ubah, ditambahi, dikurangi,, dan dimanipulasi.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَه لَحٰفِظُوْنَ - ٩
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr [15] : 9)
4) Pada ayat di atas, disebut iman kepada apa yang diturunkan kepad Nabi Ibrahim dan anak keturunannya : Nabi Ismail dan Ishaq, kemudian Nabi Ya'kub dan cucunya.
Hal itu karena Nabi Ibrahim adalah bapaknya para nabi, semua nabi setelahnya adalah keturunan dari Nabi Ibrahim Alaihis Salam, termasuk Nabi Muhammad yang merupak keturunan dari Nabi Ismail.
Begitu juga disebutkan nabi Ya'kub dan anak cucunya, karena dari keturunan beliaulah nabi-nabi bani Isaril yang jumlahnya sangat banyak diutus oleh Allah.
5) Kemudian secara khusu Nabi Musa dan Nabi Isa disebutkan lai, padahal keduanya termasuk keturunan Nabi Ya'kub. Hal itu untuk menjelaskan kepada para pengikut kedua nabi tersebut, yaitu kaum Yahudi dan Nashrani. Bahwa beriman kepada semua rasul termasuk beriman kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam adalah perintah Allah kepada seluruh manusia, termasuk perintah yang ditujukan kepada para nabi terdahulu, maka wahai kaum Yahudi dan Nashrani berimanlah kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan kitab yang diturunkan kepadanya.
6) Pada ayat di atas juga disebutkan " Kami tidak memebedakan seorang pun diantara para rasul ". ini sekali lagi untuk memperkuat pernyataan sebelumnya, bahwa semua rasul dan nabi misi dan ajarannya sama.
Ini sekaligus menyinggung dan memperingatkan kaum Yahudi dan Nashrani bahwa semua nabi harus dihormati. Penghormatan dan keimanan bukan terbatas kepada Nabi Musa dan Nabi isa.
7) Kemudian ayat ini ditutup dengann firman-Nya,
وَنَحْنُ لَه مُسْلِمُوْنَ
"dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”" (QS. Ali Imran [3] :84)
Hal itu untuk menunjukan bahwa apa yang semua disebut di atas adalah hakikat agama Islam dan bentuk kepasrahan kepada Allah.
Jakarta, Senin 21 Maret 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »