Karya Tulis
555 Hits

Tafsir An-Najah (QS.3: 85-91) Bab ke-162 3 Kelompok Orang Kafir


 

3 Kelompok Orang Kafir

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ – ٨٥

“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”  (QS. Ali Imran [3] : 85)

 

Pertama : Agama Selain islam

1)      Ayat ini turun berkaitan dengan al-Harits bin Suwaid, saudara al-Hulas bin Suwaid. Pada awalnya ia termasuk sahabat Anshar, tetapi selanjutnya ia beserta 12 orang lainnya murtad dari Islam dan pergi ke Mekkah dalam keadaan kafir. Lalu turunlah ayat ini. Kemudian ia mengirim pesan kepadda saudara laki-lakinya bahwa ia bertaubat. Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata : “ Ia masuk Islam kembali setelah turunnya ayat ini.”

2)      Setelah diterangkan tentang kebenaran ajaran Islam pada ayat-ayat sebbelumnya, dan bahwa seluruh nabi dan rasul serta alam semesta juga berserah diri dan tunduk kepada Allah. Setelah itu semua, kemudian ada orang yang sengaja memilih dan mencari agama selain Islam, maka Allah akan memberikan kepadanya dua sanksi :

 فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ

Tidak akan diterima seluruh amalnya selama hidup di dunia.

Ini diterangkan di dalam beberapa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, diantaranya :

a)      Firman Allah,

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْبًا مِّنَ الْكِتٰبِ يُدْعَوْنَ اِلٰى كِتٰبِ اللّٰهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلّٰى فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ وَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ – ٢٣

“Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Kitab (Taurat)? Mereka diajak (berpegang) pada Kitab Allah untuk memutuskan (perkara) di antara mereka. Kemudian sebagian dari mereka berpaling seraya menolak (kebenaran).” (QS. Al-furqan [25] : 23)

b)      Firman Allah,

مَثَلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ اَعْمَالُهُمْ كَرَمَادِ ِۨاشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيْحُ فِيْ يَوْمٍ عَاصِفٍۗ لَا يَقْدِرُوْنَ مِمَّا كَسَبُوْا عَلٰى شَيْءٍ ۗذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيْدُ – ١٨

“Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh ngina keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrahim [14] : 18)

c)      Firman Allah,

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍۢ بِقِيْعَةٍ يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ مَاۤءًۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَّوَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهٗ ۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ۙ – ٣٩

“Dan orang-orang yang kafir, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila (air) itu didatangi tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. An-Nur [24] : 39)

d)      Begitu tersebut di dalam hadits Aisyah bahwa Rasulullah bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah kami, maka tertolak.” ( HR. Muslim)

e)      Begitu juga dengan sabdanya,

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka.” ( HR. Muslim)

f)       Suatu ketika Rasulullah ditanya tentang Abdullah bin Jad’an, yang pada masa jahiliyah terkenal dermawan, suka menjamu tamu, suka membebaskan tawanan dan memberi makan. Apakah hal itu bermanfaat baginya. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda,

لا يَنْفَعُهُ، إنَّه لَمْ يَقُلْ يَوْمًا: رَبِّ اغْفِرْ لي خَطِيئَتي يَومَ الدِّينِ.

“ Tidak bermanfaat baginya, karena ia tidak pernah sekalipun berkata, “ Ya Allah ampunilah kesalahanku pada hari kiamat”.” (HR. Muslim)

Firman-Nya

وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْ

“dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3] : 85)

Karena amal-amal kebaikannya tidak di terima oleh Allah, maka dia tidak mempunyai tabungan pahala di akhirat, sehingga menjadi orang-orang yang merugi dan akann dimasukan ke dalam api neraka.

Pertama : Kafir Setelah Beriman

كَيْفَ يَهْدِى اللّٰهُ قَوْمًا كَفَرُوْا بَعْدَ اِيْمَانِهِمْ وَشَهِدُوْٓا اَنَّ الرَّسُوْلَ حَقٌّ وَّجَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُ ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

“Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman, serta mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar-benar (rasul), dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang zalim.” (QS. Ali Imran [3] : 86)

1)      Tedapat beberapa pendapat ulama tentang sebab turunnya ayat ini, sebagian menyatakan bahwa sebab turun ayat ini sama dengan sebab turunnya ayat 85, bahwa Harits bin Suwaid salah satu orang Anshor murtad beserta temannya. Kemudian ia bertaubat dan masuk Islam lagi. Maka turunlah ayat 86-89. kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”  (QS. Ali Imran [3] : 89)

2)      Hasan al-Bashri dan Qatadah berkata : “ Ayat in turun berkaitan dengan kaum Yahdi, karena telah disampaikan berita gembira kepada mereka, yaitu tentang diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  dan sebelumnya mereka biasa memohon (kedatngan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir. Namun ketika beliau diutus, maka mereka mengingkari dan menentang beliau, lalu Allah menurunkan ayat 87 surah Ali Imran.

3)      Ayat di atas menjelaskan tentang ahlul kitab yang beriman kepada Nabi mereka, yaitu Nabi Musa danNabi Isa. Kemudian dating Informasi di dalam kitab Taurat dan Injilbahwa akan dating seorang nabi akhir zaman yang membenarkan kitab-kitab yang ada  pada diri mereka. Serta membaa mukjizat dan bukti-bukti akan kebenaran kenabiannya.

Setelah mereka tahu itu semua, mereka tidak mau beriman, bahkan lebih memilih kekafiran dan pengingkaran, orang-orang seperti ini tidak akan diberikan hidayah oleh Allah swt.

4)      Firman-Nya,

وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

“Allah tidak memberi petunjuk kepada orang zalim.” (QS. Ali Imran [3] : 86)

Orang zalim adalah orang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dalam hal ini, orang-orang Aahlul kitab ketika sudah dating kepadda mereka penjelasan tentang kebenaran Nabi Muhammad, semesstinya mereka langsung beriman kepadany dan mengikuti petunjuknya. Tettapi mereka justru berpaling darinya dan mendustakannya. Inilah hakikat kedzaliman dan Allah tidak memberikan hidayah kepada orang-orang yang zalim.

5)      Balasan mereka,

اُولٰۤىِٕكَ جَزَاۤؤُهُمْ اَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللّٰهِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَۙ  ٨٧ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۚ لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَۙ  ٨٨

“Mereka itu, balasannya ialah ditimpa laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak akan diringankan azabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan,” (QS. Ali Imran [3] : 87-88)

a)      Balasan orang-orang yang dzalim yang berpaling dari kebenarn padahal mereka mengetahuinya adalah mereka mendapatkan laknat dari Allah dengan dijauhkan dari rahmat-Nya.

b)      Selain itu, mereka dilaknat oleh malaikat dan seluruh manusia.

c)      Doa mereka kekal di dalam hakikat tersebut, tidak diringankan siksanya dan mereka tidak diberi penangguhan.

Ketiga : 3 Kelompok Orang Kafir

اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۗ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ –٨٩

“kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [3] : 89)

1)      Kelomppok yang bertaubat

Mereka yang bertaubat dari kekafiran dan memperbaiki diri dengan amal shaleh maka Allah menerima taubat mereka.

a)      Ini sesuai dengan firman-Nya,

وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ – ٢٥

“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS. Asy-Syura [42] ; 25)

b)      Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا – ١٧

“Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa [4] : 17)

c)      Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ شَيْـًٔا ۙ – ٦٠

“Kecuali orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dizalimi (dirugikan) sedikit pun,” (QS. Maryam [19] :60)

d)      Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا – ٧٠

“kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan [25] : 70)

2)      Kelompok yang bertambah kekafirannya.

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْدَ اِيْمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوْا كُفْرًا لَّنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الضَّاۤلُّوْنَ – ٩٠

“Sungguh, orang-orang yang kafir setelah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, tidak akan diterima tobatnya, dan mereka itulah orang-orang yang sesat.” (QS. Ali Imran [3] : 90 )

a)      Ini adalah kelompok kedua, mereka adalah orang-orang Ahlul kitab yang beriman kepada nabi mereka dan berimanbawha aka nada seorang nabi yang diutus di akhir zaman, membenarkan apa yang ada pada merka. Tetapi setelah Nabi Muhammadd diutus, justru mereka bersikap kufur dan ingkar terhadapnya dan kekufuran tersebut semakin bertambah setiap hari.

b)      Kelompok ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَلَمَّا جَاۤءَهُمْ كِتٰبٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْۙ وَكَانُوْا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُوْنَ عَلَى الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۚ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ مَّا عَرَفُوْا كَفَرُوْا بِه ۖ فَلَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ – ٨٩

“Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 89)

Sedangkan pertambahan mereka kekafiran di atas kekafiran telah diisyaratkan di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَاِذَا مَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ اَيُّكُمْ زَادَتْهُ هٰذِهٖٓ اِيْمَانًاۚ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَزَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ – ١٢٤

وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ – ١٢٥

“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah [9] : 124-125)

c)      Kenapa taubat mereka tidak diterima ? taubat mereka tidak diterima karena ada 4 sebab :

  1. Karena mereka bertaubat tetapi tidak meninggalkan kekafiran mereka. Mereka tidak sungguh-sungguh.
  2. Karena mereka bertaubat dari satu kekafiran kepaa kekafiran yang lain. Padahal taubat yang diterima jika bertaubat dari kekafiran kepada Isalm.
  3. Taubat yang tidak diterima dari merka adalah taubat mereka sebelumm mereka kafir. Kekafiran merekalah yang menghapus seluruh amal mereka.
  4. Karena mereka bertaubat saat sakaratul maut, sehingga tidak diterima taubat mereka. Ini berdasarkan firman allah,

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۚ حَتّٰىٓ اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ اِنِّيْ تُبْتُ الْـٰٔنَ وَلَا الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا – ١٨

“Dan tobat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Dan tidak (pula diterima tobat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.” (QS. An-Nisa’ [4] : 18)

Ini dikuatkan oleh firman Allah tentang perkataan Fir’aun ketika tenggelam,

... حَتّٰىٓ اِذَآ اَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ اٰمَنْتُ اَنَّه لَآ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِه بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ وَاَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ – ٩٠

اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ – ٩١

“Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri).” Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Yunus [10] : 90-91)

Di dalam hadits Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah bersabda,

إنَّ الله تعالى يقبلُ توبةَ العبدِ ما لمْ يغرْغِرُ

 “Allah SWT menerima tobat hamba-Nya selama napasnya belum sampai di tenggorokan (sakaratul maut).” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

3)      Kelompok yang mati dalam kekafiran

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَرْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ وَّمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ ࣖ ۔ – ٩١

“Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.” (QS. Ali Imran [3] : 91)

a)      Ini adalah kelompok ketiga, yaitu orang-orang kafir yang mati dalam keadaan kafir, maka tidak diterima harta tebusan pada hari kiamat, walaupun berupa emas sepenuh bumi.

b)      Mati dalam keadaan kafir, tersebut di dalam firman Allah,

وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ – ٢١٧

“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”” (QS. Al-Baqarah : 217)

c)      Tidak diterima tebusan pada hari kiamat, tersebut di dalam firman Allah,

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَرْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِه اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ وَّمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ ࣖ ۔ – ٩١

“Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.” (QS. Ali Imran [3] : 91)

***

Jakarta, Selasa 22 Maret 2022

 

KARYA TULIS