Tafsir An-Najah (QS. 3: 93-95) Bab ke-164 Pengharaman Makanan
Pengharaman Makanan
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِلَّا مَا حَرَّمَ اِسْرَاۤءِيْلُ عَلٰى نَفْسِهٖ مِنْ قَبْلِ اَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرٰىةُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِالتَّوْرٰىةِ فَاتْلُوْهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٩٣
"Semua makanan itu halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil (Yakub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah (Muhammad), ‘Maka bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu orang-orang yang benar.’ " (QS. Ali-Imran [3] : 93)
Pertama : Daging Unta dan Susunya
1) Ayat ini turun ketika Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa beliau menetapi atau mengikuti agama Nabi Ibrahim 'Alaihi Salam, lalu kaum Yahudi berkata : "Bagaimana kamu mengaku sebagai pengikut agama nabi Ibrahim, sedangkan kamu makan daging unta dan minum susunya?". Lalu Nabi Muhammad Shalallhu 'Alaihi wa Sallam berkata : "Sesungguhnya daging unta dan susunya halal hukumnya bagi Nabi Ibrahim 'Alaihi salam oleh karena itu kamu juga menghalalkannya." Lalu kaum Yahudi berkata : "Semua makanan sekarang kami haramkan, karena hal itu berdasarkan agama Nabi Nuh 'Alaihi Salam dan Nabi Ibrahim 'Alaihi salam hingga sampai kepada kami." Lalu Allah Subhanallahu wa Ta'ala menurunkan ayat ini untuk mementahkan dan mendustakan apa yang mereka katakan.
2) Semua bentuk makanan yang baik hukumnya halal bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ya'kub, serta bagi Bani Israel, kecuali makanan yang Nabi Ya'kub haramkan untuk dirinya sendiri karena sakit yang dideritanya.
a) Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu dia berkata : "Suatu ketika ada sekelompok Yahudi dating menemui Rasulullah Shalallhu 'Alaihi wa Sallam. Lalu mereka berkata kepada beliau : "Ceritkan kepada kami tentang apa yang diharamkan kepada oleh Israel atas dirinya sendiri!" lalu beliau berkata : "Ia adalah orang yang tinggal di pedalaman, lalu ia terserang penyakit encok pada pangkal paha. Saat itu ia tidak menemukan obatnya kecuali meninggalkan daging dan susu unta. Maka oleh karena itu, ia mengharamkannya." Lalu mereka berkata : "Kamu benar."
b) Di dalam sebuah riwayat Imam Ahmad disebutkan, sekumpulan Yahudi bertanya kepada Nabi mengenai beberapa hal, mereka berkata : "Makanan apakah yang diharamkan oleh Israel (Ya'kub) atas dirinya sendiri sebelum diturunkannya kitab Taurat?" lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berkata : "Aku mengingatkan kalian kepada Dzat yang telah menurunkan Kitab Taurat kepada Nabi Musa, apakah kalian mengetahui bahwa Israel (Ya'kub) suatu ketika terkena penyakit yang parah dan lama. Lalu ia bernazar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala jika dirinya diberi kesembuhan oleh Allah, maka ia akan mengharamkan minuman dan makanan yang paling ia sukai. Sedangkan makanan yang paling ia sukai adalah daging unta dan minuman yang paling ia sukai adalah susu unta." Lalu mereka berkata : "Benar."
Kedua : Berbohong kepada Allah
1) Bahwa ayat 93 dari surah Ali-Imran diatas turun untuk membantah klaim Yahudi yang mengatakan bahwa ada beberapa makanan yang diharamkan untuk Nabi Ibrahim dan Nabi Ya'kub serta bani Israel.
Padahal yang benar semua makanan halal untuk Nabi Ibrahim dan Nabi Ya'kub kecuali makanan yang diharamkan oleh Nabi Ya'kub sendiri karena sakit atau karena bernadzar kepada Allah. Ini semua sebelum diturunkan Taurat, adapun beberapa makanan yang diharamkan oleh Allah dalam Taurat adalah bentuk sanksi atau hukuman bagi mereka atas pelanggaran yang mereka lakukan.
2) Sedangkan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan umat Islam tidak pernah melakukan pelanggaran yang dilakukan Bani Israel, sehingga apa yang diharamkan Bani Israel tidak berlaku bagi umat Islam.
3) Oleh karena itu, Nabi Muhammad diperintahkan untuk membuktikan kebohongan mereka dan mengajak mereka untuk membuka Taurat. Ternyata mereka tidak berani untuk membuka Taurat, karena klaim mereka tidak ada di dalam Taurat. Mereka hanya mengada-ngada dan membuat hukum sendiri yang tidak diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
4) Firman-Nya,
فَمَنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ - ٩٤
"Maka barangsiapa mengada-adakan kebohongan terhadap Allah setelah itu, maka mereka itulah orang-orang zalim." (QS. Ali-Imran [3] : 94)
Maksudnya orang-orang Yahudi berbuat bohong kepada Allah yang memebuat hukum sendiri dan mengharamkan makanan yang dihalalkan Allah.
Mereka juga berbohong dengan mengingatkan bahwa makanan-makanan tersebut diharamkan juga kepada Nabi Ibrahim dan nabi-nabi yang lain. Orang orang yang berbuat seperti itu telah berbuta dzalim.
Ketiga : Allah Maha benar
قُلْ صَدَقَ اللّٰهُ ۗ فَاتَّبِعُوْا مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ - ٩٥
"Katakanlah (Muhammad), “Benarlah (segala yang difirmankan) Allah.” Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia tidaklah termasuk orang musyrik." (QS. Ali-Imran [3] : 95).
1) Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan bahwa orang-orang yang berbohong kepada Allah tentang pengharaman bebrapa makanan, maka pada ayat ini Nabi Shalallahu 'Alahi wa Sallam diperintahkan untuk menyampaikan kepada mereka bahwa Allah Maha Benar dengan segala Firman-Nya, tidak ada makanan yang diharamkan kecuali yang telah diterangkan oleh Allah di dalam kitab suci-Nya.
2) Ayat ini juga memerintahkan untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim yaitu memasrahkan diri kepada Allah dan tidak mensyirikan-Naya dengan sesuatu.
Keempat : Empat Pelajaran
Terdapat empat pelajaran dari ayat 93-95 di atas :
1) Beragama yang benar adalah mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya, mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan rasul-Nya dan menghalalkan yang dihalalkan oleh keduanya.
2) Yang merusak agama adalah mengadakan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya atau mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh keduanya.
3) Agama Tauhid mengajarkan sifat mederat di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Serta menjauhi sifat berlebih-lebihan, kaku dan keras dalam beragama.
4) Terdapat beberapa ayat yang menunjukan larangan mengharamkan makanan yang dihalalkan Allah, diantaranya
a) Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِلَّا مَا حَرَّمَ اِسْرَاۤءِيْلُ عَلٰى نَفْسِه مِنْ قَبْلِ اَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرٰىةُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِالتَّوْرٰىةِ فَاتْلُوْهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ – ٩٣ فَمَنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ – ٩٤
"Semua makanan itu halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil (Yakub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah (Muhammad), “Maka bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu orang-orang yang benar.” Maka barangsiapa mengada-adakan kebohongan terhadap Allah setelah itu, maka mereka itulah orang-orang zalim." (QS. Ali-Imran [3] :93-93).
Keterangannya sudah sangat dijelaskan pada lembaran-lembaran sebelumnya.
b) Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ – ١٧٢
اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ - ١٧٣
"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Ali-Imran [3] : 172-173).
Ayat di atas memerintahkan untuk makanan apapun saja yang baik-baik dari semua jenis makanan, karena yang diharamkan riwayat empat jenis makanan.
c) Firman Allah,
وَمَا لَكُمْ اَلَّا تَأْكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ اِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ اِلَيْهِ ۗوَاِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّوْنَ بِاَهْوَاۤىِٕهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِيْنَ -–١١٩
"Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) disebut nama Allah, padahal Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan-Nya kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Dan sungguh, banyak yang menyesatkan orang dengan keinginannya tanpa dasar pengetahuan. Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-An'am [6] : 119).
Ayat di atas mengecam orang-orang yang mengharamkan makanan, hanya karena mengikuti hawa nafsunya tanpa didasarkan pada ilmu.
d) Firman Allah,
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ - ٣١قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِيْنَةَ اللّٰهِ الَّتِيْٓ اَخْرَجَ لِعِبَادِهٖ وَالطَّيِّبٰتِ مِنَ الرِّزْقِۗ قُلْ هِيَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ – ٣٢
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. "Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik? Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui." (QS. Al-A'raf [7] : 31-32)
Ayat di atas memerintahkan untuk memakan rezeki yang baik dan larangan berlebihan di dalamnya. Juga terdapat larangan mengharamkan sesuatu yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya.
***
Jakarta, Kamis 24 Maret 2022
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »