Karya Tulis
517 Hits

Tafsir An-Najah(QS.3:98-103)Bab ke-166 9 Langkah Menghindari Kekafiran


 

9 Langkah Menghindari Kekafiran

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَاللّٰهُ شَهِيْدٌ عَلٰى مَا تَعْمَلُوْنَ - ٩٨

"Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?’ " (QS. Ali-Imran [3] : 98)

Pertama : Nasehat kepada Ahlul Kitab

1)      Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan dalil-dalil tentang kebenaran apa yang dibawa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan kebatilan apa yang diyakini oleh Ahlul Kitab, terutama kaum Yahudi, termasuk di dalamnya soal makanan dan kiblat salat. Maka pada ayat ini Allah perintahkan Nabi-Nya agar mengajak mereka untuk kembali berjalan yang benar yaitu beriman kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.

2)      Firman-Nya,

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ

"Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab!..."

Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad memanggil mereka dengan sebutan "Ahlul Kitab" karena dua hal :

a)      Sebagian bentuk panggilan yang halus dan lembut untuk  mengajuk  dan membujuk mereka agar mau menerima dakwah Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.

b)      untuk memperlihatkan keburukan sifat mereka secara tidak langsung (sindiran kepada mereka) yaitu bahwa mereka memilki al-Kitab, tetapi perilaku dan keyakinan mereka berbeda dengan kitab yang mereka miliki.

 

3)      Firman-Nya,

لِمَ تَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ

"Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah,"

Termasuk yang mereka ingkari adalah ayat-ayat tentang makanan dan keutamaan ka'bah. Begitu juga ayat-ayat tentang kebenaran apa yang dibawa oleh Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.

4)      Firman-Nya,

وَاللّٰهُ شَهِيْدٌ عَلٰى مَا تَعْمَلُوْنَ

"Padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?"

Ayat ini ditutup dengan kallimat " Allah menyaksikan apa yang kalian lakukan"  karena pelanggaran  terang-terang dilakukan oleh mereka soal pengharaman makanan dan keutamaan Ka'bah.

5)      Firman-Nya,

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ تَبْغُوْنَهَا عِوَجًا وَّاَنْتُمْ شُهَدَاۤءُ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

"Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah, kamu menghendakinya (jalan Allah) bengkok, padahal kamu menyaksikan?’ Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Ali-Imran [3] : 99)

a)      Ayat ini menjelaskan bahwa Ahlul KItab selalu terus menerus menghalang-halangi jalan Allah dan menginginkannya bengkok, agar orang beriman ragu dengan keimanannya dan tidak mengamalkan ajaran Islam.

b)      Diantaranya dalam konteks ini adalah menghalangi umat Islam untuk melaksankan ibadah haji dan mengatakan Baitul Maqdis lebih utama dari Ka'bah.

Usaha-usaha seperti ini dilakukan terus-menerus tanpa henti-hentinya sehingga umat Islam meninggalkan ajarannya dan mengikuti agama mereka.

Hal ini dinyatakan Allah di dalam beberapa firman-Nya,

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ - ١٢٠

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah." (QS. Al-Baqarah [2] : 120)

Begitu juga di dalam firman-Nya,

وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ

 "Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup." (QS. Al-Baqarah [2] : 217)

c)      Firman-Nya,

وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

"Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."

Ayat ini ditutup dengan kalimat ini,karena yang mereka lakukan untuk menghalangi jalan Allah dan memurtadkan umat Islam, tidak terang-terangan tetapi secara sembunyi-sembunyi.

Kedua : 9 Langkah Menghindari Kekafiran

Langkah pertama  : Tidak Mentaati Ahlul Kitab

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تُطِيْعُوْا فَرِيْقًا مِّنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ يَرُدُّوْكُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ كٰفِرِيْنَ - ١٠٠

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman." (QS. Ali-Imran [3] : 100)

1)      Diriwiyatkan bahwa sebab turunnya ayat ini dan ayat selanjutnya bahwa Syas bin Qais, seorang Yahudi yang benci dengan Islam melihat kaum Aus dan Khazraj sangat rukun dalam satu majlis. Lalu Syas bin Qais menyuruh seorang oemuda Yahudi ikut masuk dalam majlis tersebut untuk memprovokasi dan membuat kekacauan dengan caraa mengingatkan kembali kejadian "Ba'aats" (hari peperangan antara kaum Aus dan Khazra pada masa jahiliyah). Lalu kedua suku tersebut terpancing emosinya dan mengambil senjatanya masing-masing untuk bertemu di suatu tempat "az-Zaahirah" ketikak kedua suku saling berhadapan, datanglah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melrai mereka dan mengatakan, " Wahai kaum muslin bukanlah Allah telah mendamaikan kalian dengan Islam, apakah kalian ingin kembali ke jahiliyah lagi, padahal aku berada diantara kalian.”

Mendengar seruan tersebut, akhirnya mereka sadar dan melempar senjata serta saling berpelukan antara satu dengan lainnya.

2)      Dalam ayat ini, Allah memperingatkan umat Islam untuk waspada dan hati-hati terhdapa provokasi dan hasutan sebagian kelompok Ahlul Kitab yang ingin memecah belah barisan umat Islam.

Dalam ayat ini juga terdapat larangan mentaati sebagian kelompok Ahlul Kitab, karena mereka akan menjerumuskan umat Islam dalam kekafiran.

Ini juga pernah disinggung di dalam firman Allah yang lain,

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ -–١٠٩

"Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapangdadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah [2] : 109)

Langkah kedua : banyak membaca dan mempelajari al-Qur'an

وَكَيْفَ تَكْفُرُوْنَ وَاَنْتُمْ تُتْلٰى عَلَيْكُمْ اٰيٰتُ اللّٰهِ وَفِيْكُمْ رَسُوْلُهٗ ۗ وَمَنْ يَّعْتَصِمْ بِاللّٰهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ࣖ - ١٠١

"Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Ali-Imran [3] : 101)

Ayat ini menjelaskan langkah kedua agar terhindar dari kekafiran, yaitu banyak membaca, mentadaburi dan mempelajari al-Qur'an. Hal itu karena didalam al-Qur'an banyak petunjuk yang mengarahkan seorang muslim ke jalan yang lurus dan memperingatkan dari jalan sesat.

Langkah ketiga : Taat Kepada Rasulullah

وَفِيْكُمْ رَسُوْلُه

"Dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu?"

1)      Para sahabat Rasulullah adalah orang-orang yang kuat keimanan meeka, hampir tidak ada di antara mereka yang murtad dan kembali kepada kekafiran, selama mereka berada di dekat Rasulullah. Bahkan mereka dijamin masuk surga.

Inilah kekuatan keberadaan Rasululllah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang tidak dirasakan kecuali para sahabat. Allah meridhoi para sahabat semuanya, sebagaimana di dalam firman-Nya,

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ - ١٠٠

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah [9] : 100)

2)      Salah satu ayat yang menunjukan pengaruh keberadaan Rasulullah di tengah para sahabat adalah firman Allah,

وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ - ٣٣

"Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan." (QS.Al-Anfal [8] : 33)

Ayat ini menunjukan bahwa keberadaan Rasulullah di tengah para sahabat akan melindungi mereka dari azab Allah dan bencana.

Berkata Qatadah : dalam ayat ini ada dua pegangan "Kitabullah dan Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam ". adapun nabi  te;ah pergi, dan Kitabullah masih ada sebagai Rahmat dan nikmat dari Allah.

Langkah keempat : Berpegang Teguh Kepada Allah

وَمَنْ يَّعْتَصِمْ بِاللّٰهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

" Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus."

-          Berkata Ibnu Katsir, " Maka berpegang teguh kepada Allah dan bertawakkal kepada-Nya. Merupakan sendi untuk merapatkan hidayah dan bekal untuk menjauhi kesesatan."

Ini mirip dengan firman Allah,

وَاعْتَصِمُوْا بِاللّٰهِ ۗهُوَ مَوْلٰىكُمْۚ فَنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

"…dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong." (QS. Al-Hajj [22] : 78)

Langkah kelima : Bertaqwa Kepada Allah

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ - ١٠٢

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." (QS. Ali Imran [3] : 102)

Ketika ayat ini turun, para sahabt merasa berat. Karena menurut Ibnu Abbas arti ayat tersebut adalah " Yaitu tidak boleh bermaksiat kepada Allah walaupun hanya sekejap "

Siapa yang sanggup seperti itu ?

Kemudian Allah menurunkan firman-Nya,

فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu" (QS. At-Taghabun [64] :16 )

Sehingga dua ayat tersebut jika digabung maknanya menjadi lebih bisa dipahami yaitu bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa semampu kalian. Ayat ini mirip dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَجَاهِدُوْا فِى اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِه

"Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya." (QS. Al-Hajj [22] : 78)

Langkah keenam : Istiqomah Sampai Akhir Hayat

وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

" Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."

1)      Dalam ayat ini Allah memerintahkan umat Islam untuk tetap Istiqomah memegang teguh ajaran Islam, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya secara terus menerus sampai ajal menjemputnya.

Ini mirip dengan firman Allah,

وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ - ١٣٢

“Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Al-Baqarah [2] :132)

2)      Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga diperintahkan oleh Allah agar tetap menyembah-Nya siang dan malam tanpa kenal lelah sampai dating kematian. Allah berfirman,

وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّكَ يَضِيْقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُوْلُوْنَۙ – ٩٧ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِّنَ السَّاجِدِيْنَۙ - ٩٨

"Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (salat)" (QS. Al-Hijr [15] : 98-99)

Yakin pada ayat di atas maksudnya adalah kematian adalah sesuatu yang akan dating secara meyakinkan.

3)      Dalam hadits 'Abdullah bin Amr, ia berkata : " Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda : " Bersabda barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukan kedalam surga, maka jagalah suapa ketika kematiannya tiba ia berada dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, serta memperlakukan orang-orang dengan cara yang ia inginkan diperlukan. (HR. Ahmad)

4)      Dari Jabir ia berkata : " Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, tiga malam sebelum beliau wafat :

لا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ

 “Janganlah salah satu di antara kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.” (HR. Muslim, 2877)

Langkah ketujuh : Berpegang Teguh Dengan Tali Allah

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا

"Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah…" (QS. Ali-Imran [3] : 103)

1)     Kata (اعْتَصِمُوْا) diambil dari kata (عصم) yang artinya menghalangi, yang dimaksud pada ayat ini adalah "Berpegang teguh" kepada tali Allah, agar menghalangi seseorang supaya tidak terjatuh.

2)     Kata  (حَبْلُ اللّٰهِ) artinya tali Allah. Fungsi tali adalah mengikat sesuatu agar tidak terjatuh. Jika seseorang berjalan di jalan yang licin dan dia memegang erat tali yang kuat dia tidak akan tergelincir.

Begitu juga seorang muslim di dalam menghadapi ujian dan fitnah dunia, dia tidak akan tersesat dan tergelincir selama berpegang dengan tali Allah.

Yang dimaksud talii Allah disini adalah al-qur'an sebagaimana disebutkan di dalam hadits,

هُوَ حَبْلُ اللهِ المَتِيْنُ وَصِرَاطُهُ الْمُسْتَقِيْمَ القُرْأنُ

"Al-Qur’an itu adalah tali Allah yang kokoh dan jalan-Nya yang lurus" (HR. At-Tirmidzi)

3)     Perintah untuk berpegang teguh kepada tali Allah terdapat di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam,

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا، فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَال،َ وَكَثْرَةَ السُّؤَال،ِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ (رواه مسلم)

"Sesungguhnya Allah menyukai tiga perkara dan membenci tiga perkara. Allah menyukai kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun; kalian berpegang teguh dengan agama-Nya dan tidak berpecah belah. Dan Allah membenci kalian dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta." (HR. Muslim)

Langkah kedelapan : Tidak Bercerai Berai

 وَّلَا تَفَرَّقُوْا

"Dan janganlah kamu bercerai berai" (QS. Ali- Imran [3] : 103)

Banyak ayat Al-Qur'an yang melarang umat Islam berselisih dan bercerai berai di antaranya :

a)      Firman Allah

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا

"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih…" (QS. Ali-Imran [3] : 105)

Ayat di atas menunjukan larangan mengikuti jejak Yahudi yang bercerai-berai setelah datangnya ilmu

b)     Firman Allah

 اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ

"… tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya." (QS. Asy-Syura [42] : 13)

Ayat ini menunjukan perintah menegakkan agama dan larangan bercerai-berai di dalam menegakkannya.

c)      Firman Allah

 وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ 

"… janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang." (QS. Al-Anfal [8] : 46)

Ayat ini melarang untuk berselisih dalam peperangan karena akan menyebabkan lemah pasukan. Munculanya perpecahan akibat kebodohan dan fanatik terhadap golongan.

Allah berfirman,

مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا

"Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan." (QS. Ar-Rum [30] : 32)

Langkah kesembilan : Mengingat Nikmat Persatuan

وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِه اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ - ١٠٣

"…Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali-Imran [3] : 103)

Pelajaran dari ayat di atas

a)      Perintah untuk selalu mengingat nikmat persatuan

b)      Persatuan penyebabnya karean Allah menyatukan hati orang-orang beriman.

Ini sesuai dengan firman-Nya,

وَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْۗ لَوْاَنْفَقْتَ مَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مَّآ اَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ اَلَّفَ بَيْنَهُمْۗ اِنَّه عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ - ٦٣

"Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. Al-Anfal [8] : 63)

c)      Orang beriman antara satu dengan yang lainnya adalah bersaudara (اِخْوَانًا). Ini sesuai dengan firman Allah,


اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ - ١٠

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat [49] : 10)

d)      Kehancuran dan perpecahan menyebabkan seseorang masuk neraka. Dengan memberikan hidayah dan menyatukan hati umat Islam, Allah telah menyelamatkan mereka dari jurang api neraka.

e)      Neraka itu tempatnya di bawah dan mempunyai jurang yang dalam.

***

Jakarta, Jum’at 25 Maret 2022

 

 

 

KARYA TULIS