Karya Tulis
505 Hits

Tafsir An-Najah (QS. 3:149-151) Bab ke-181 Allah Sebagai Pelindung


 

Allah Sebagai Pelindung dan Penolong

يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تُطِيْعُوا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَرُدُّوْكُمْ عَلٰى اَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menaati orang-orang yang kafir, niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang (murtad), maka kamu akan kembali menjadi orang yang rugi.” (QS. Ali-Imran [3]: 149)

Pertama : Larangan Mentaati Orang Kafir.

1)      Pada kisah Perang Uhud, terdapat sebagian kaum muslimin yang hendak menyerahkan dirinya kepada orang-orang kafir, karena kekalahan yang diderita kaum muslimin. Mereka berkata, “ Serahkan diri kalian kepada orang-orang kafir, karea mereka juga saudara kita.” Ayat ini turun melarang orang-orang beriman untuk menyerahkan diri kepada orang-orang kafir dan mentaati mereka.

2)      Dalam Perang Uhud Abdullah bin Ubay bin Salul mengajak kaum muslimin mengurungkan niat mereka untuk berperang melawan orang orang musyrikin di luar kota Madinah, maka sebagian kaum muslimin terpengaruh dengan ajakan tersebut dan 300 orang mengunurkan diri dalam peperangan.

Ayat ini turun melarang orang-orang beriman untuk mentaati orang-orang kafir, maksdunya adalah orang-orang munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul.

Kedua : Dua Akibat Fatal.

Mentaati orang-orang kafir berakibat kepada dua hal yang sangat fatal.

1)      Memurtadkan orang-orang Islam dari agamanya.

(يَرُدُّوْكُمْ عَلٰى اَعْقَابِكُمْ)

Hal ini sesuai dengan beberapa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

a)      Firman-Nya,

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 109)

b)      Firman-Nya,

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.” (QS. Al-Baqarah [2]: 120)

c)      Firman-Nya,

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْن

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 217)

d)      Firman-Nya,

وَدُّوْا لَوْ تَكْفُرُوْنَ كَمَا كَفَرُوْا فَتَكُوْنُوْنَ سَوَاۤءً فَلَا تَتَّخِذُوْا مِنْهُمْ اَوْلِيَاۤءَ حَتّٰى يُهَاجِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَخُذُوْهُمْ وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ وَجَدْتُّمُوْهُمْ ۖ وَلَا تَتَّخِذُوْا مِنْهُمْ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًاۙ

“Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka). Janganlah kamu jadikan dari antara mereka sebagai teman-teman(mu), sebelum mereka berpindah pada jalan Allah. Apabila mereka berpaling, maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dimana pun mereka kamu temukan, dan janganlah kamu jadikan seorang pun di antara mereka sebagai teman setia dan penolong,” (QS. An-Nisa [4]: 89)

2)      Merugi di Dunia dan di Akhirat.

(فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ)

a)      Merugi di dunia berupa kehinaan keturunan setelah mendapatkan kemuliaan Islam. Juga akan berada di bawah kekuasaan dan control orang-orang kafir.

b)      Merugi di akhirat tidak akan mendapatkan surga Allah dan pahala-Nya, bahkan terancam masuk neraka.

Ketiga : Allah Sebagai Pelindung dan Penolong.

بَلِ اللّٰهُ مَوْلٰىكُمْ ۚ وَهُوَ خَيْرُ النّٰصِرِيْنَ

“Tetapi hanya Allah-lah pelindungmu, dan Dia penolong yang terbaik.” (QS. Ali-Imran [3]: 150)

1)      Ayat ini memerintahkan orang-orang beriman untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya penolong bagi mereka, karena dialah sebaik-baik penolong.

Dalam kisah Perang Uhud ketika kaum muslimin mengalami kekalahan Abu Sufyan naik ke atas bukit untuk mendekati kaum muslimin yang beraa di sana. Abu Sufyan berteriak kepada kaum muslimin, “ Jayalah berhala hubal.” Mendengar itu nabi mengajarkan para sahabatnya untuk menjawab, “Allahu Akbar dan Allah Maha Agung.” Abu Sufyan berteriak lagi “ Kami memiliki berhala Al-Uzza, dan kalian tidak memilikinya.” Lalu nabi mengajarkan jawabannya, الله مولانا ولا مولا لكم “Allah sebagai pelindung kami sedangkan kalian tidak memiliki pelindung.”

 

2)      Terdapat banyak ayat ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa Allah adalah sebagai penolong orang-orang beriman, diantaranyabsebagai pelindung.

a)      Firman-Nya,

ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ مَوْلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاَنَّ الْكٰفِرِيْنَ لَا مَوْلٰى لَهُمْ

“Yang demikian itu karena Allah pelindung bagi orang-orang yang beriman; sedang orang-orang kafir tidak ada pelindung bagi mereka.”(QS. Muhammad [47]: 11)

Ayat ini disebutkan setelah ayat-ayat yang mnyebutkan tentang perang antara orang-orang beriman melawan orang-orang kafir, kemudian orang-orang beriman mendapatkan kemenangan,

b)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَجَاهِدُوْا فِى اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهٖۗ هُوَ اجْتَبٰىكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍۗ مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَۗ هُوَ سَمّٰىكُمُ الْمُسْلِمِيْنَ ەۙ مِنْ قَبْلُ وَفِيْ هٰذَا لِيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ شَهِيْدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِۖ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاعْتَصِمُوْا بِاللّٰهِ ۗهُوَ مَوْلٰىكُمْۚ فَنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ  ۔

“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat; tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS. Al-Hajj [22]: 78)

Pada awal ayat ini terdapat perintah untuk berjihad di jalan-Nya dengan jihad yang seseungguhnya, kemudian ditutup dengan menyebutkan bahwa Allah sebagai pelindung dan penjolong orang-orang beriman.

 

c)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاۤءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا مِنْ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ اَهْلُهَاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ نَصِيْرًا

“Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.”(QS. An-Nisa [4]: 75)

 Ayat ini disebutkan dalam rangka perintah untuk berperang di jalan Allah membela orang-orang yang tertindas.

 

3)      Kalu kita perhatikan tiga ayat di atas begitu juga ayat 150, kita dapatkan seelah penyebutan Allah sebagai pelindung, maka diiringi dengan penyebutan Allah sebagai penolong . termasuk ayat 11 di dalam surat Muhammad Allah menyebut pertolongan-Nya pada ayat 11.

 

4)      Sehingga bisa disimpulkan bahwa Allah sebagai pelindung orang-orang berimanyang pasti akan memberikan pertolongan kepada mereka. Karena terdapat sebagian pelindung yang tidak bisa atau tidak mau menolong orang yang dilindunginya. Seperti halnya syaitan melindungi orang-orang kafir tetapi ketika membutuhan pertolongan, syaitan tiba tiba berlepas diri.

Hal ini dijelaskan di dalam beberapa ayat Al-Qur’an, diantaranya.

a)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَاِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَاِنِّيْ جَارٌ لَّكُمْۚ فَلَمَّا تَرَاۤءَتِ الْفِئَتٰنِ نَكَصَ عَلٰى عَقِبَيْهِ وَقَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكُمْ اِنِّيْٓ اَرٰى مَا لَا تَرَوْنَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ ۗوَاللّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

“Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu.” Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal [8]: 48)

 

Ayat ini menjelaskan bahwa syaitan berlepas diri dari orang-orang kafir yang menjadikannya pelindung pada Perang Badar, sehingga mereka mengalami kekalahan telak dari kaum muslimin.

 

b)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

كَمَثَلِ الشَّيْطٰنِ اِذْ قَالَ لِلْاِنْسَانِ اكْفُرْۚ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ

“(Bujukan orang-orang munafik itu) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, ‘Kafirlah kamu!’ Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.’”  (QS. Al-Haysr [59]: 16)

 

Ayat di atas menjelaskan behwa syaitan menyuruh orang untuk kafir, tapi setelah dia kafir setan berlepas diri darinya.

 

c)      Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَقَالَ الشَّيْطٰنُ لَمَّا قُضِيَ الْاَمْرُ اِنَّ اللّٰهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُّكُمْ فَاَخْلَفْتُكُمْۗ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّآ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚفَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ مَآ اَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّۗ اِنِّيْ كَفَرْتُ بِمَآ اَشْرَكْتُمُوْنِ مِنْ قَبْلُ ۗاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

“Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.’ Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.’” (QS. Ibrahim [14]: 22)

 

Ayat di atas menjelaskan bahwa setan menjanjikan orang-orang kafir dengan banyak janji, tetpi ia menyelisihi janji tersebut dan tidak mau membantu mereka pada hari kiamat.

 

Keempat : Orang-Orang Kafir Menjadi Gentar.

 

سَنُلْقِيْ فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَٓا اَشْرَكُوْا بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ سُلْطٰنًا ۚ وَمَأْوٰىهُمُ النَّارُ ۗ وَبِئْسَ مَثْوَى الظّٰلِمِيْنَ

“Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.” (QS. Ali-Imran [3]: 151)

1)      Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan bahwa Allah sebagai pelindung dan penolong orang-orang beriman. Maka pada ayat ini Allah menjelaskan salah satu bentuk pertolongan-Nya yaitu memasukkan ke dalam hati oaring-orang kafir rasa takut ( Ar-Ru’ba) dikarenakan perbuatan syirik mereka.

2)      Tatkala Abu Sufyan dan kawan-kawannya telah pergi dari Uhuduntuk kemabli ke Makkah, maka ketika telah sampai di suatu tempat, mereka merasa menyesal dan berkata, “ Betapa buruknya apa yang telah kita lakukan, kita memerangi kaum muslimin sehingga ketika mereka hanya tersisa sedikit karena banyak yang melarikan diri. Maka justru kita membiarkan mereka. Kembalilah kalian dan habisi mereka.” Lalu ketika mereka bertekad bulat untuk kembali lagi guna menghabisi kaum muslimin. Maka allah turunkan rasa takut yang begitu besar di dalam hati mereka, sehingga mereka mengurungkan keinginan mereka tersebut. Lalu Allah menurunkan ayat ini.

 

3)      Di dalam hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,:

 

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنْ الأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، وَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي الْغَنَائِمُ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ.

 

“Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari Nabi-Nabi sebelumku: Aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka dari jarak sebulan perjalanan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci, maka dimana saja seorang laki-laki dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan harta rampasan untukku, para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia, dan aku diberikan (hak) syafaat.” (HR. Al-Bukahri dan Muslim).

 

Hadits di atas menjelaskan bahwa salah satu keistimewaan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah ditolong Allah dengan diberikannya rasa takut pada musuh dalam perjalanan satu bulan. Maksudnya bahwa ketika orang-orang kafir mau berperang melawan pasukan Islam yang dipimpin Rasulullah, mereka orang-orang kafir tersebut sudah merasa takut dan gentar, padahal jarak mereka dengan pasukan Islam sejauh satu bulan perjalanan.

 

4)      Rasa takut yang memenuhi jiwa mereka, penyebabnya adalah perbuatan syirik. Syirik membuat seseorang tidak tenang hidupnya dan tidak tentram hatinya. Karena setan selalu menakut-nakuti mereka dari berbagai hal. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

 

اِنَّمَا ذٰلِكُمُ الشَّيْطٰنُ يُخَوِّفُ اَوْلِيَاۤءَهٗۖ فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

“Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Ali-Imran [3]: 175)

 

5)      Sebaliknya orang-orang beriman, terutama mereka yang tidak tercampur keimanannya dengan syirik akan merasa aman dan tentram, tidak takut kepada siapapun juga kecuali Allah. Pada ayat di bwah ini terdapat perbandingan antara jiwa orang beriman dan jiwa orang musyrik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَكَيْفَ اَخَافُ مَآ اَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ اَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۗفَاَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ اَحَقُّ بِالْاَمْنِۚ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۘ

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

“Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anam [6]: 81-82)

 

****

 

Jakarta, Senin 4 April 2022.

KARYA TULIS