Enam Prinsip Kesehatan yang Terkandung Dalam Kisah Kelahiran Isa
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari Al Qur’an, baik dari sisi hukum, akhlaq, aqidah, sosial, politik, budaya dan kesehatan. Pada kesempatan kali ini kita akan merenungi firman Allah yang terdapat di dalam Qs Maryam : 22- 26. Lima ayat tersebut sebenarnya menceritakan tentang kelahiran Isa bin Maryam, tetapi ternyata di dalam peristiwa tersebut mengandung pelajaran-pelajaran yang sangat berharga di dalam kehidupan kita, tidak terkecuali pelajaran tentang hidup sehat, pengobatan yang alami dan islami.
1. Memilih Tempat Yang Tenang Dan Jauh Dari Keramaian
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَاناً قَصِيّاً
“ Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.“ (Qs. Maryam : 22)
Pada ayat tersebut siti Maryam mengandung bayi tanpa suami. Karena perasaan malu yang amat sangat, beliau-pun mencari tempat yang sepi, tenang dan jauh dari pandangan dan keramaian manusia.
Dalam kajian fiqh, para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban membaca surat Al Fatihah bagi makmum dalam sholat jahriyah. Di dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Syafi’I di dalam pendapat yang lama (al qaul al qadim (, serta riwayat Imam Ahmad tidak mewajibkan makmum untuk membaca Al Fatihah ketika imam sholat sedang membacanya, bahkan diperintahkan diam untuk mendengar bacaan imam. Ini sesuai dengan perintah Allah subhanahu wata’ala :
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Jika dibacakan kepada kalian al Qur’an, maka hendaknya kalian mendengarnya dan diam agar kalian dirahmati oleh Allah “ (Qs. al-A’raf : 204)
Dilihat dari sisi psikologi, seseorang merasa kesulitan untuk berkonsentrasi membaca Al Fatihah ditengah-tengah suara imam yang sedang membaca Al Qur’an. Oleh karenanya, pendapat ini lebih bisa diterima dan sesuai dengan kemampuan para mukallaf itu sendiri, karena Allah tidak membebani seseorang kecuali menurut kemampuannya.
Terapi dengan mencari ketenangan batin sangat diperlukan bagi siapa saja yang menderita penyakit fisik. Ketenangan batin ini timbul dari ketenangan pikiran, dan ini bisa didapatkan di tempat-tempat yang tenang, sepi dan jauh dari keramaian manusia. Makanya, kita dapatkan orang-orang yang hidup di pedesaan yang terpencil jauh dari keramaian manusia, biasanya jauh lebih sehat dibanding masyarakat yang hidup di tengah kebisingan dan keramaian.
Suku Hunza yang hidup di lereng pengunungan Himalaya, dikenal jarang menderita sakit dan rata-rata dari mereka merumur panjang, selain faktor makanan, pola hidup, dan udara yang bersih, mereka juga bisa hidup tenang, di tempat yang sepi, jauh dari keramaian manusia. Hari-harian mereka ditemani dengan suara kicauan burung dan tiupan angin, serta suara-suara alam lainnya yang membuat hati tenang dan sejuk.
Maka, bagi anda yang menderita penyakit ringan maupun berat dan ingin sembuh, cobalah hidup di pedesan yang jauh dari keramaian kota, atau jika hal itu susah untuk dilakukan karena terkait dengan ikatan kerja di kota besar seperti Jakarta, maka paling tidak yang bisa anda lakukan adalah mencari tempat tinggal di pinggiran kota, yang masih asri, sepi, tidak polusi dan jauh dari keramaian, tetapi akses menuju kota masih terjangkau.
2. Bergembiralah dan Jangan Bersedih
Pada saat-saat melahirkan, Siti Maryam merasa sedih karena mempunyai anak tapi tidak pernah ada bapaknya. Siti Maryam sangat terpukul dengan kejadian ini, sehingga dia berangan-angan untuk mati saja daripada menanggung rasa malu yang amat sangat, beliau juga berangan-angan menjadi orang kecil yang tidak dihiraukan dan dilupakan begitu saja.
Dalam keadaan kesedihan dan kegalauan yang amat sangat tersebut, maka malaikat Jibril atas perintah Allah memanggilnya dan memberikan nasehat dan petuah serta pengarahan-pengarahan di dalam menghadapi situasi yang sangat memukul perasaannya tersebut. Diantara petunjuk yang disampaikan malaikat Jibril adalah : “ Janganlah Bersedih “ .
Allah subhanahu wata’ala berfirman menceritakan peristiwa tersebut :
فَنَادَاهَا مِن تَحْتِهَآ أَلاَّ تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيّاً
“ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” (Qs. Maryam : 24)
Kesedihan yang berlarut akan menyebabkan fisik seseorang menjadi lemah dan kesehatannya menurun, bahkan seseorang bisa mati karena kesedihan yang amat sangat.
Di dalam kisah nabi Ya’kub disebutkan bahwa nabi Ya’kub menjadi buta karena banyaknya menangis sedih memikirkan anaknya yang tercinta Yusuf yang hilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
“ Dan Yakub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya) “ (Qs. Yusuf : 84)
Umat islam dianjurkan untuk mengunjungi orang yang sedang sakit, walaupun tidak harus membawa oleh-oleh atau bingkisan tangan ataupun bantuan uang. Yang penting mengunjungi sebagai bentuk adanya perhatian terhadap orang yang sakit tersebut. Orang yang sakit jika kedatangan teman-temannya yang berempati kepadanya dan menaruh perhatian terhadap keadaaanya, apalagi jika bisa menghiburnya dan membantu apa yang dibutuhkannya, tentunya dia akan merasa gembira dan merasa lebih kuat, serta kesedihannya berangsur-angsur akan hilang. Ini semuanya bisa menyebabkan orang yang sakit tersebut akan lebih cepat sembuh.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
"Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin". (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, kesembuhan bisa dicapai dengan sugesti dan perasaan gembira. Kalau seseorang berpikir positif dan selalu optimis dalam hidupnya. Insya Allah hal tersebut bisa dijadikan terapi di dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit yang menimpanya.
Allah subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa salah satu sifat wali Allah adalah mereka yang tidak khawatir dan bersedih di dalam menghadapi kehidupan dunia ini. Allah berfirman :
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ
“ Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa “ .( Qs Yunus : 62-63 )
Para ahli tafsir menjelaskan maksud dari “ Tidak Khawatir “, yaitu tidak khawatir terhadap masa depan. Mereka selalu tenang di dalam menghadapi hal-hal yang akan terjadi ataupun yang belum terjadi. Karena mereka yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditaqdirkan Allah semenjak 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam :
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
"Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Rasulullah menambahkan: 'Dan arsy Allah itu berada di atas air." (HR. Muslim, no : 4797)
Seseorang yang merasa tenang, maka hidup dan pikirannya akan tenang dan ini menyebabkan lancarnya aliran darah dan menyebabkan tubuh dan fisiknya menjadi sehat.
Allah subhanahu wa ta’ala memberikan arahan kepada umat Islam, khususnya kepada hamba-hamba-Nya yang paling dekat dengan-Nya hendaknya mereka janganlah khawatir dan bersedih hati, karena Allah selalu berada di samping mereka, akan menolong mereka pada setiap kesulitan dan masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian, hidup mereka selalu diliputi rasa ketenangan dan ketentraman. Perasaan inilah yang membuat orang selalu sehat jiwa dan fisiknya.
Allah berfirman :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. “ ( Qs Ar Ra’du : 28 )
3. Bergerak, Beraktifitas serta Berusaha
Seseorang yang terus memikirkan apa yang menimpanya, tanpa mencari solusinya adalah tindakan yang bodoh dan sifat orang yang berputus asa. Sebagian dari kita lebih senang mengungkap problematika dan masalah serta kesulitan yang dia hadapi, tanpa sedikitpun membicarakan atau paling tidak mencari jalan keluar dari problematika tersebut. Sehingga orang yang mendengarnya hanya sedih, capai dan kecewa. Padahal yang mesti dia lakukan adalah memikirkan jalan keluar dan solusinya, atau orang menyebutnya dengan istilah “ Problem Solving “.
Setelah malaikat Jibril memberikan petunjuk kepada Siti Maryam agar tidak bersedih, kemudian perasaan sedih itu sedikit demi sedikit hilang, dan mentalnya sudah siap menerima keadaan, maka malaikat Jibril segera melanjutkan dengan memberikan jalan keluar (problem solving) yaitu agar Siti Maryam menggoyang-goyang pohon kurma yang dipakainya bersandar ketika menahan sakit karena melahirkan, dengan harapan akan muncul pertolongan Allah. Benar saja, ketika Siti Maryam mengguncang-guncang pohon kurma tersebut, maka berjatuhanlah buah kurma ke arahnya.
Dalam hal ini Allah berfirman :
وَهُزِّى إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَباً جَنِيّاً
“ Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.(Qs. Maryam : 25)
Bisa saja Allah dengan kekuasaan-Nya menjatuhkan buah kurma dengan mengirimkan angin yang kencang atau dengan cara lain, sehingga buah kurma itu berjatuhan. Tetapi itu tidak dilakukannya, justru Allah memerintahkan Siti Maryam yang masih dalam keadaan lemah karena melahirkan, untuk bergerak, berusaha dan beraktivitas, serta mengambil langkah. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimanapun juga keadaan kita, tetap saja kita harus berusaha dan tidak boleh berpangku tangan.
Para ahli tafsir menyebutkan dalam ayat ini bahwa walaupun rizki itu sudah ditentukan oleh Allah kepada setiap manusia, tetapi manusia harus berusaha mencari dan menjemput rizki tersebut, tidak boleh berpangku tangan dan diam diri menunggu rizki itu datang sendiri. Umar bin Khattab ketika mendengar orang yang berdo’a di dalam masjid meminta rizki dari Allah tanpa ada usaha untuk bekerja, beliau marah dan mengucapkan perkataan yang sangat terkenal :
“ Sesungguhnya langit itu tidak ada menurunkan hujan emas “
Artinya kitalah yang harus berusaha dan beraktivitas. Oleh karena itu Allah befirman :
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Qs. Al-Jumu’ah : 10)
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Qs. Al-Mulk : 15)
Beraktivitas dan berusaha merupakan sesuatu yang positif dan menyehatkan. Diam dan pasrah dengan keadaan, serta takut dengan resiko kerja adalah sesuatu yang negatif dan membuat seseorang mudah terkena penyakit. Imam Syafi’I menulis bait- bait syairnya tentang perjalanan, aktivitas dan pergerakan :
سَافِرْ تَجِدْ عِوَضًا عَنْ مَنْ تُفَارِقُهُ وَانْصَبْ فَاِنَّ لَذِيْذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّيْ رَأَيْتُ وُقُوْفَ الْمَاءِ يُفْسِدُهُ إِنْ سَالَ طَابَ وَاِنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبْ
وَالْأَسَدُ لَوْلَا فِرَاقِ الْغَابِي مَا افْتَرَسَتْ وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ الْقُوْسِ لَمْ يُصِبْ
وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الِفَلَكِ دَائِمًا لَمَلَهَا النَّاسُ مِنْ عَجَمِ وَمِنْ عَرَبِ
وَالتِّبْرُ كَالتُّرْبِ مُلْقَى فِي أَمَاكِنِهِ وَالْعُوْدُ فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنَ الْحَطَبِ
فَاِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلَبُهُ وَاِنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ
“Pergilah, niscaya engkau mendapatkan ganti apa yang engkau tinggalkan,
Dan selalulah bekerja keras, karena nikmatnya hidup ketika bekerja keras,
Saya melihat genangan air sangatlah merusak, jika ia mengalir maka akan bermanfaat, jika tidak, maka akan merusak.
Singa ketika masih di hutan, tentunya tidak menakutkan, dan anak busur selama masih dalam tempat, tidak akan mengenai sasarannya.
Matahari, jika tetap diam di tengah langit, maka semua manusia akan bosan, baik yang berbangsa Arab maupun yang lainnya.
Emas jika masih di tempatnya, seperti tanah biasa, dan kayu wangi jika belum dipetik, harganya sama dengan kayu bakar.
Jika si fulan pergi, maka dia akan dicari, dan jika fulan yang lain juga pergi, maka dia menjadi langka, bagaikan emas.”
Dalam kesempatan lainnya Imam Syafi’I juga menulis :
تَغَرَّبْ عَنِ الْأوْطَانِ تُكْتَسَبُ الْعُلَا وَسَافِرْ فَفِي الْأسْفَارِ خَمْسُ فَوَائِد
تَفْرِيْجُ هَـمٍّ وَاكْتِسَـابُ مَعِيْشَـةٍ وَعِلْـمٍ وَآدَابٍ وَصُحْبَـة مَـاجِد
فَاِنْ قِيْلَ فِـي الْأَسْفَارِ ذُلٌّ وَشِدَّةٌ وَقَطْعُ الْفَيَافِي وَارْتِكَابُ الشَّدَائِـد
فَمَوْتُ الْفَتَى خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَـاتِهِ بِدَار هَوَانٍ بَيْنَ وَاشٍ وَحَـاسِـد
”Tinggalkan negaramu, niscaya engkau akan menjadi mulia, dan pergilah, karena bepergian itu mempunyai lima faedah .
Menghibur dari kesedihan, mendapatkan pekerjaan, ilmu dan adab, serta bertemu dengan orang-orang baik.
Jika dikatakan bahwa bepergian itu mengandung kehinaan, dan kekerasan, dan harus melewati jalan panjang, serta penuh dengan tantangan,
Maka bagi pemuda kematian lebih baik dari pada hidup di kampung dengan para pembohong dan pendengki.“
Para dokter menyatakan bahwa 50 % kebahagian hidup bisa di dapat dengan mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat. Betapa kita lihat para pekerja kasar di jalan-jalan, para kuli bangunan, para petani di sawah-sawah, para pedagang asongan di terminal-terminal, merasa lebih tenang dan bahagia dibanding dengan anda yang melamun dan tergeletak di atas kasur akibat pengangguran.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang yang sudah lanjut usia didapatkan masih kelihatan energik dan jarang merasa lesu atau malas, hal itu dikarenakan mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa mengembangkan syaraf mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mereka saja, akan tetapi lebih dari itu, menjaga kesehatan otak mereka juga.
Konon orang-orang jepang yang sudah lanjut usia, walaupun mereka sudah kecukupan secara materi dan mempunyai banyak pegawai, tetapi mereka menyempatkan diri untuk terjun bekerja bersama para pegawainya, apakah sebagai pengontrol atau sebagai kasir pemegang keuangannya atau bahkan sebagai pelayan para pelanggan. Itu semua dilakukan demi mencari kegiatan, karena dengan kegiatan itulah mereka tetap sehat.
Sebagian besar ibu-ibu umurnya lebih panjang dari pada bapak-bapak, sehingga kita dapatkan janda-janda tua menjamur di masyarakat kita. Salah satu penyebabnya, karena ibu-ibu sering bekerja dan bergerak, serta beraktifitas seperti : memasak, mencuci piring, mencuci dan menyeterika baju, membersihkan rumah, memandikan anak dan seterusnya, sedang bapak-bapak banyak yang menyantai dan duduk-duduk saja, tanpa banyak aktifitas badan, sehingga lebih rentan terkena penyakit.
Ada sebuah hikmah mengatakan :
إِنَّ الْفَرَاغَ وَالشَّبَابَ وَاْلجِدَّةَ مُفْسِدَةٌ لِلْمَرْأَةِ أَيْ مُفْسِدَةٍ
“Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang, maka akan mengakibatkan kerusakan yang lur biasa .”
Ini dikuatkan dengan hikmah lainnya :
الفَرَاغُ لِلرِّجَالِ غَفْلَةٌ، وَلِلنِّسَاءِ غَلْمَةٌ
”Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan menjerumuskan kepada hal-hal yang negatife (syahwat).”
4. Makan dan Minum Yang Bergizi.
Makan dan minum yang bergizi merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar di dalam mempertahankan kesehatan kita. Sebagian besar penyakit disebabkan karena gizi yang buruk atau pola makan dan minum yang kurang sehat. Oleh karenanya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan Siti Maryam yang masih dalam keadaan lemah karena melahirkan untuk segera makan dan minum yang bergizi. Makanan yang sangat bergizi adalah kurma dan minuman yang sangat bermanfaat adalah air yang bersih dan jernih yang berasal dari sumber air dalam tanah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
“Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (Qs. Maryam : 26)
Kurma adalah jenis buah-buahan yang terbaik. Sebagian kalangan sering menyebutnya dengan raja buah-buahan.
Allah menyebutkan kurma sebagai gizi utama bagi perempuan yang baru melahirkan. Kurma juga sebagai gizi utama bagi orang yang sehat dan dalam keadaan normal. Kurma bukanlah satu-satunya makanan yang menyehatkan. Allah menyebutkan kurma pada ayat di atas, hanyalah sebagai contoh saja, tetapi dengan menyebutkan buah kurma, paling tidak memberikan isyarat bahwa makanan yang bergizi dan sehat adalah makanan dari jenis buah-buahan dan sayur-sayuran.
Hal ini telah terbukti di dalam kehidupan manusia sehari-hari dan diakui juga oleh para pakar gizi dan kesehatan. Dr. Kenneth Cooper di dalam bukunya “Meningkatkan Daya Tubuh“ hlm. 38-40, mengatakan : “Sehat adalah bagaimana anda memilih makanan. Setiap kali makan, anda mengambil keputusan penting mengenai masa depan anda sendiri. Apa yang anda makan dan bagaimana cara makan dapat menentukan berapa lama anda akan hidup dan apakah anda akan sakit atau sehat.
Semua bentuk kehidupan, tanaman maupun binatang, memerlukan unsur makanan tertentu agar dapat hidup dan berkembang baik. Bahkan makanan ini harus ada di dalam makanan dan juga dengan perbandingan yang tepat. Bahkan makanan itu harus juga dimakan dengan teratur, kalau tidak kita tidak akan dapat menikmati kesehatan yang baik.
Penyelidikan perkembangan umat manusia telah menunjukkan bahwa leluhur kita adalah vegetarian alami. Struktur tubuh manusia tidak cocok untuk makan daging. Hal ini dibeberkan dalam karangan perbandingan anotomi oleh Dr. G. S. Huntingen dari Universitas Columbia. Ia menunjukkan bahwa karnivora (binatang pemakan daging) mempunyai usus kecil dan usus besar yang pendek. Corak usus besar mereka adalah sangat lurus dan halus. Sebaliknya, binatang vegetarian mempunyai usus kecil dan usus besar yang panjang. Karena daging mengandung serat yang sedikit dan protein yang tinggi, usus tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyerap sari makanannnya. Jadi, usus karnivora lebih pendek dari pada usus binatang vegetarian.
Manusia, seperti binatang vegetarian lainnya, mempunyai usus kecil dan usus besar yang panjang. Kedua usus kita panjangnya kira-kira dua puluh delapan kaki (delapan setengan meter). Usus kecil terlipat karena mereka lebih panjang dari pada usus karnivora, daging yang kita makan diam di usus dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya, daging dapat menjadi busuk dan menimbulkan racun. Racun-racun ini telah disimpulkan sebagai penyebab kanker usus, mereka juga menambah beban bagi hati, yang berfungsi untuk menghilangkan racun. Ini dapat menyebabkan cirrhosis dan bahkan kanker hati.
Sebagian orang menganggap diet vegetarian tidak cukup bergizi. Dokter ahli bedah Amerika, Dr. Miller, menjalankan praktik selam empat puluh tahun di Formosa. Ia mendirikan rumah sakit disana, dimana semua hidangannya adalah vegetarian, baik bagi karyawan maupun pasiennya. Ia mengatakan, “Tikus adalah salah satu jenis binatang yang dapat hidup baik dari diet vegetarian maupun nonvegetarian. Jika dua tikus dipisahkan, yang satu diberi makan daging dan yang lain makanan vegetarian, ketika menemukan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mereka sama, tetapi tikus vegetarian hidup lebih lama dan mempunyai daya kekebalan yang lebih kuat terhadap serangan penyakit. Lebih jauh lagi, ketika kedua tikus jatuh sakit, tikus vegetarian lebih cepat sembuh,” lalu ia menambahkan, “Obat-obatan yang dihasilkan dengan ilmu pengetahuan modern telah maju dengan pesat, tatapi hanya dapat mengobati penyakit, sedangkan makanan dapat memelihara kesehatan kita.”
5. Istirahat Atau Tidur Yang Cukup
Banyak orang yang jatuh sakit akibat terlalu kecapean dan memaksakan diri untuk mengejar sesuatu, padahal badan tidak sanggup untuk meneruskannya. Mestinya dia istirahat secukupnya, terutama dengan tidur walaupun sebentar, karena tidur terutama malam hari bisa memulihkan kekuatan badan dan kekuatan jiwa serta pikiran.
Beberapa saat yang lalu ada seorang teman menderita diabetes, tidak selang beberapa lama sepulangnya dari mudik dengan menggunakan kendaraan sendiri, matanya terserang rabun atau tidak bisa melihat. Selain akibat diabetes yang dideritanya, juga akibat kelelahan yang sangat.
Sebagian ahli tafsir, sebagaimana disebutkan Imam Qurtubi (11/66) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah : وَقَرِّى عَيْناً adalah hendaknya anda tidur dan memejamkan mata. Berkata Abu Amru : “Allah menjadikan matanya sejuk, maksudnya bahwa Allah membuatnya tertidur, dan menghindarkan darinya begadang malam “
Tidur merupakan salah satu pengobatan alternatif yang banyak dilupakan oleh masyarakat.
Kapan waktu tidur yang tepat dan sehat ?
Waktu tidur yang paling tepat adalah sehabis sholat Isya’, sebagaimana yang tersebut di dalam hadist Abu Barzah Al Aslami radiyallahu anhu, bahwa beliau menyebutkan tentang tidur Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam :
وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
“Dan beliau (Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam) tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang sesudahnya. “ (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas memberikan petunjuk agar kita segera tidur ketika sesudah melaksanakan sholat Isya’. Jangan diisi dengan hal-hal yang kurang bermanfaat apalagi hanya sekedar ngobrol.
Allah berfirman :
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya “ (Qs. al-Anfal : 11)
Imam Qurtubi di dalam tafsirnya (7/236) mengatakan bahwa tidur dalam ayat itu adalah tidur di malam hari yang besoknya terjadi perang Badar.
Di dalam sebuah penilitian disebutkan bahwa malam hari setelah Isya’ sampai sepertiga akhir malam adalah saat tubuh melakukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna dan beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi, bagian hati, dan empedu. Waktu-waktu seperti ini harus dilalui dalam kondisi tenang atau tidur.
Bila saat itu seorang masih beraktivitas, seperti lembur kerja, atau seorang ibu rumah tangga masih memasak atau mencuci piring, maka akan dapat berdampak negatif bagi kesehatan dan kerusakan pada hati.
Untuk mengetahui manfaat tidur di malam hari secara lebih mendetail, bisa dibaca kembali Bab V dari buku inni yang berjudul “Mensyukuri Nikmat Malam “, diantaranya intinya adalah sebagai berikut :
Pertama : Tidur malam Dapat Memperkuat Ingatan.
Kedua : Tidur Malam Dapat Meningkat Sistem Kekebalan
Ketiga : Tidur Malam Dapat Menjadikan Balita Lebih Aktif.
Keempat : Tidur Malam Dapat meningkatkan Hormon Melatonin.
Kelima : Tidur Malam Menyembuhkan Berbagai Macam Penyakit
Keenam : Tidur Malam Merupakan Penentraman Dari Dari Allah swt
Sebagian kalangan menganjurkan juga tidur di siang hari, tetapi tidak lama-lama. Ini berdasarkan hadist di bawah ini :
قِيلُوا فَإِنَّ الشَّيطَانَ لَا يَقِيلُ
“ Berqailulah-lah (tidur sianglah) kalian, karena sesungguhnya syaitan itu tidak berqailulah“ (HR. Abu Nu’aim 21477 dalam Tibb, dihasankan oleh Albani di dalam ash-Shahihah 1647)
Dinamakan “Qailulah”, dengan menggunakan shigoh tasghir yang berarti kecil atau sedikit. Maka dianjurkan tidur siang ini sebentar saja. Yang paling ideal antara 10-15 menit, sekedar untuk menghilangkan kepenatan bekerja dan beraktifitas sejak pagi. Kalau tidur siang terlalu lama dikhawatirkan malamnya akan susah tidur atau tidak mengantuk, yang kemudian mengakibatkan begadang malam.
6. Melihat Sesuatu Yang Menyenangkan.
Yang dimaksud sesuatu yang menyenangkan di sini adalah istri dan keturunan yang sholeh serta segala sesuatu yang diridhoi oleh Allah sekaligus menyenangkan hati manusia. Untuk lebih jelasnya, kita terangkan satu persatu :
Pertama : Lahirnya Anak
Lahirnya seorang anak di dunia ini adalah sesuatu yang menyenangkan sekaligus bisa menjadi obat dari berbagai macam penyakit. Diantara yang menguatkan hal ini adalah sebagai berikut :
1/Firman Allah :
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
“Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini" (Qs. Maryam : 26)
Imam Qurtubi di dalam tafsirnya (11/66) berkata : “Bersenang dirilah (sejukkan mata anda) dengan melihat anakmu yang baru lahir “
2/Firman-firman Allah yang menyebutkan bahwa kelahiran anak itu adalah kabar gembira, diantaranya adalah :
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah. ia Menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. ketahuilah, Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (Qs. an-Nahl : 58-59)
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
“Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang Dia Amat menahan sedih. (Qs. az-Zuhruf : 17)
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
“Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar” (QS. as-Shafat : 102)
وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan Kami beri Dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang Termasuk orang-orang yang saleh. (Qs. as-Shafat : 112)
وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ
“Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu Dia tersenyum, Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. (Qs. Hud : 71)
فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ
“(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). (Qs. adz-Dzariyat : 28)
3/Perintah untuk meng-aqiqahkan anak yang baru lahir sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah atas nikmat anak. Kesyukuran tidaklah muncul, kecuali karena adanya nikmat dan kegembiraan. Artinya anak itu adalah nikmat yang menggembirakan hati dan menyejukan jiwa serta menyembuhkan penyakit, sehingga sangat pantas untuk disyukuri.
4/Seorang ibu yang mengandung anaknya dalam keadaan sangat payah, kemudian ketika melahirkan harus menghadapi sakit yang luar biasa, tetapi itu semua penderitaan itu akan lenyap begitu saja ketika dia melihat anaknya lahir dalam keadaan sehat wal afiat, apalagi kalau dia bisa memeluk dan mencium anak tersebut.
5/Sebaliknya meninggalnya anak membuat orang tua menjadi sangat sedih, banyak pikiran bahkan stress. Tidak jarang orang tua menjadi jatuh sakit, ketika anak yang dicintainya meninggal dunia, bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya meninggal dunia karena tidak kuat menahan kesedihan akibat anaknya meninggal dunia.
Salah satu contoh yang sangat jelas di mata kita adalah kisah nabi Ya’kub yang sangat sedih dan kesediahan berlarut-larut akibat kehilangan nabi Yusuf, anak yang sangat dicintainya. Bahkan kesedihan yang berlarut-larut tersebut mengakibatkan dia sakit, dan buta kedua matanya.
Kedua : Istri dan anak yang sholeh.
Istri dan anak yang sholeh bisa menyebabkan seseorang berbahagia dan menyebabkan sembuhnya suatu penyakit. Oleh karenanya Allah mengajarkan kepada kita berdo’a memohon istri dan keturunan yang menyejukan hati.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. al-Furqon : 74)
Diantara tanda istri yang sholehah dan menyejukan hati, adalah sebagaimana di dalam hadist :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّذِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ
“Dari [Abu Hurairah]; Rasulullah: "Wanita yang bagaimana yang paling baik?" Beliau menjawab: "Jika ia dipandang selalu menyenangkan, jika diperintah taat, dan tidak menyelisihinya terhadap perkara yang ia benci bila terjadi pada dirinya (istri) atau hartanya (suami)." (HR. Ahmad dan Nasa’i)
Dengan demikian seseorang yang sakit, bisa mencari penyembuhan alternatif dengan : melahirkan anak, mencari istri yang sholehah serta mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orang tua.
Wallahu A’lam,
Cipayung, 5 Dzulhijjah 1432/ 1 Nopember 2011
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »