Tips Ke- 10: Berkonsentrasi Pada Hasil
Banyak para aktivis yang merasa bangga kalau mereka aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari diskusi, menghadiri seminar, panitia bazaar, ikut rihlah dan piknik bersama, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Mereka tidak mengetahui bahwa yang terpenting bukanlah banyak aktivitas, tapi hasil dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat membebaskan dari tekanan jiwa, akan tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil sangat diperlukan.
Mari kita renungkan goresan pena orang-orang sukses di bawah ini :
“Kunci kesuksesan bukan terletak pada bagaimana anda menghabiskan waktu, namun kunci kesuksesan adalah terletak bagaimana anda menginvestasikan waktu anda.”
“ Orang awam hanya berpikir bagaimana cara menghabiskan waktu. Orang-orang besar berpikir bagaimana cara menggunakan waktu tersebut sebaik mungkin untuk menggapai cita-citanya. “
“ Tidaklah cukup hanya sekedar sibuk, semut pun sibuk, tetapi pertanyaannya adalah, apa yang menyibukkan anda? Atau anda sebenarnya sibuk mengerjakan apa ? “
Kelompok-Kelompok Orang Sibuk
Orang-orang yang sibuk menjalankan aktivitasnya bisa dikelompokan menjadi tiga :
Kelompok Pertama : Pencari Kesibukan.
Kelompok ini hanya mencari aktivitas tanpa ada tujuan tertentu yang akan dicapai. Baginya yang penting sibuk, dan ada kegiatan. Ada sebagian dari kelompok ini mencari kesibukan untuk menghilangkan rasa kesedihan yang sedang merundungnya, atau menghindari dari kebosanan di rumah. atau karena mengobati stress yang menimpa dirinya. Sebagian yang lain mencari kegiatan sekedar memperbanyak teman, atau mencari kenalan, atau bahkan sekedar ikut-ikutan.
Kelompok ini kelihatannya adalah orang-orang yang super sibuk, tetapi sebenarnya mereka tidak mempunyai tujuan jangka panjang yang jelas, apalagi program dan rencana yang matang, ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka tidak ke mana-mana. Kegiatan mereka tidak produktif sama sekali.
Kelompok Kedua : Para Reaksioner.
Kelompok ini adalah orang-orang yang hanya bereaksi dari sebuah kejadian, melawan gelombang, mengatasi masalah-masalah yang menimpa dirinya.
Kelompok ini susah untuk mendapatkan kemajuan yang signifikan, karena tidak memiliki visi dan tujuan jangka panjang. Yang penting baginya adalah menyelesaikan masalah yang dihadapinya, itu saja, tidak lebih. Maka, jika masalahnya teratasi, orang-orang seperti ini akan menganggur, atau seandainya beraktivitaspun, sekedar mengisi waktu kosong atau menghibur diri.
Mereka sebenarnya telah menjadi korban lingkungannya sendiri. Biasanya mereka mengeluh, karena sudah bekerja keras, tetapi hasilnya tidak maksimal.
Kelompok Ketiga : Para Perancang dan Visioner.
Kelompok ini adalah orang-orang yang memiliki tujuan hidup yang jelas, mempunyai visi dan misi di dalam setiap kegiatannya. Mereka selalu merencanakan langkah-langkah yang dibuatnya secara teratur dan sistimatis, dengan menyertakan target-target yang hendak dijangkaunya.
Mereka membagi waktunya sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang sudah direncakan tersebut. Di dalam mencapai target jangka panjangnya, mereka membaginya menjadi tujuan-tujuan jangka pendek yang bisa dicapai secara realistis.
Mereka mempunyai skala prioritas di dalam kegiatannya. Jadi tidak asal melakukan kegiatan, tetapi mempertimbangkannya berdasarkan maslahat dan madharat yang merujuk pada visi dan misi yang sudah dicanangkan sebelumnya.
Terminal Pertama = Tempat Lahir Terminal Terakhir = Alam Kubur Tujuan Terakhir = Syurga atau Neraka Jarak Perjalanan = Umur Bekal Perjalan = Ketaatan kepada Allah Modal Perjalanan = Waktu-waktu kosong Copet dan Perampok = Syahwat dan Hawa nafsu Keuntungannya = Masuk syurga Kerugiannya = Masuk neraka
|
Imam Ghozali di dalam bukunya Ihya Ulumuddin menyebutkan peta perjalan Manusia, yang bisa diringkas sebagai berikut:[1]
Sementara itu, Ibnu Qayyim menggambarkan orang yang cerdik adalah orang yang memperhatikan setiap langkah yang dilaluinya, tidak banyak melamun dan berangan-angan. Seandainya dia mengetahui pendeknya jarak yang akan ditempuh, maka sangat ringan baginya untuk bekerja keras demi mencari bekal dan oleh-oleh sebelum sampai tujuan.[2]
[1]. Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin, juz: I, hlm: 391
[2]. Ibnu Qayyim, Thoriq Hijratain, hlm: 185- 187
Terminal Pertama = Tempat Lahir
Terminal Terakhir = Alam Kubur
Tujuan Terakhir = Syurga atau Neraka
Jarak Perjalanan = Umur
Bekal Perjalan = Ketaatan kepada Allah
Modal Perjalanan = Waktu-waktu kosong
Copet dan Perampok = Syahwat dan Hawa nafsu
Keuntungannya = Masuk syurga
Kerugiannya = Masuk neraka
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »