Tips Ke- 14: Mendelegasikan Pekerjaan
Salah satu faktor kesuksesan di dalam mengatur waktu adalah delegasi. Jangan coba-coba kita menyelesaikan semua tugas sendirian. Kenali tugas-tugas yang bisa didelegasikan orang lain, dan tugas-tugas yang memang harus ditangani sendiri. Delegasi adalah sebuah seni manajement waktu bagi yang mempunyai banyak tugas sedang waktu yang dimiliki sangat terbatas.
Sering penulis mengatakan kepada teman-teman : “ Jika suatu pekerjaan bisa dikerjakan orang lain, kenapa harus kita kerjakan sendiri. “
Maksudnya : Jika kita mempunyai pekerjaan banyak yang menumpuk, maka jangan kita kerjakan semuanya dengan sendiri, karena keterbatasan waktu dan tenaga kita. Jika sebagiannya bisa kita limpahkan kepada orang lain, walaupun harus memberikan imbalan kepadanya, maka hal itu lebih baik. Adapun sisa waktu dari pekerjaan yang sudah dikerjakan orang lain itu, bisa kita manfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih penting.
Pilihlah pekerjaan-pekerjaan umum yang bisa dikerjakan orang lain untuk selanjutnya kita delegasikan kepada mereka, seperti menyopir dan mencuci kendaran, membersihkan rumah, menyuci dan menyeterika baju, mengetik hal-hal yang bisa dilimpahkan kepada seorang sekretaris, mengantar undangan, mempersiapkan suatu event tertentu, membelikan suatu kebutuhan umum seperti makanan, alat-alat tulis, barang-barang elektronik yang pembeliaannya bisa diwakilkan dan lain-lainnya, yang semua itu tidak harus kita kerjakan sendiri.
Imam Mawardi di dalam buku al-Ahkam as-Sulthaniyah menjelaskan bahwa seorang Pemimpin Negara diperbolehkan mengangkat mentri-mentri sebagai pembantunya di dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan. Bayangkan kalau seorang Pemimpin Negara mengerjakan semua tugas-tugasnya dengan sendiri, tentu tidak akan mampu.
Seorang pemimpin dikatakan berhasil, jika dia mampu mendelegasikan beberapa tugasnya kepada wakil atau bawahannya. Bukan seperti seorang pemimpin yang semua pekerjaan dan tugasnya di tangani sendiri. Pemimpin dengan tipe seperti ini disebut dengan pemimpin boyongan, yang memboyong semua pekerjaan, sehingga anak buahnya banyak menganggur.
Seorang pemimpin yang berhasil adalah jika dia mampu menggerakkan anggotanya untuk bersama-sama memikul tanggung jawab dan mengerjakan tugas-tugas yang ada untuk mencapai sebuah tujuan. Dengan cara delegasi tersebut, secara tidak langsung seorang pemimpin telah menyiapkan kader penggantinya. Makanya, jika seorang pemimpin yang mempunyai tipe seperti ini tidak bisa hadir atau berhalangan karena suatu urusan, maka lembaga yang dipimpinnya tetap berjalan, karena dia telah biasa mendelegasikan tugas-tugasnya kepada bawahannya.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »