Banyak Jalan Menuju Syurga: (13) Taubat
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
“ Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” ( Qs. Maryam : 60 )
Dari Abu 'Ubaidah bin Abdullah, dari ayahnya radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
"Orang yang bertaubat dari dosa, bagaikan seorang yang tidak berdosa." (HR. Ibnu Majah : 4240 )
Pelajaran dari Ayat di atas :
Pelajaran Pertama : Pengertian Taubat
Taubat berasal dari akar kata : Taaba- yatuubu- taubatan, yang berarti kembali. Orang yang taubat kepada Allah, artinya orang yang kembali kepada Allah dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya, setelah dia bermaksiat kepada-Nya.
Allah senang kepada hamba-Nya yang bertaubat kepada-Nya lebih dari senangnya seseorang yang mendapatkan barangnya yang hilang, sebagaimana yang tersebut di dalam hadist Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
للهُ أَشَدُّ فَرَحاً بِتَوبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يتوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتهِ بأرضٍ فَلاةٍ ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابهُ فأَيِسَ مِنْهَا ، فَأَتى شَجَرَةً فاضطَجَعَ في ظِلِّهَا وقد أيِسَ مِنْ رَاحلَتهِ ، فَبَينَما هُوَ كَذَلِكَ إِذْ هُوَ بِها قائِمَةً عِندَهُ ، فَأَخَذَ بِخِطامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الفَرَحِ : اللَّهُمَّ أنْتَ عَبدِي وأنا رَبُّكَ ! أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الفَرَحِ
“ Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya ketika dia bertaubat kepada-Nya dari pada kegembiraan salah satu dari kalian yang suatu ketika berada di atas tunggangannya di sebuah dataran kosong, tiba-tiba tunggangannya lepas, padahal di atasnya terdapat bekal makanan dan minumannya, dan dia berputus asa ( karena tidak bisa mengejarnya ), maka dia mendatangi sebuah pohon dan duduk di bawah naungannya dalam keadaan putus asa untuk mendapatkan tunggangannya. Sementara dia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba tunggangannya berdiri di depannya, langsung saja dia mengambil tali kekangnya, kemudian dia bekata ( karena begitu gembiranya ) : “ Ya Rabb Engkau adalah hambaku, dan saya adalah Rabb-Mu. “ Salah ucap karena terlalu gembira. “ ( HR. Bukhari dan Muslim )
Pelajaran Kedua : Syarat Taubat
Para ulama berbeda pendapat tentang syarat diterimanya taubat, sebagian mereka mengatakan syaratnya ada tiga, sebagian yang lain mengatakan lima, sebagian lain mengatakan enam.
Berkata Ibnu Baththal di dalam Syarh Shahih al-Bukhari ( 10/80 ) :
وقال ابن المبارك : حقيقة التوبة لها ست علامات : أولها : الندم على ما مضى . والثانية : العزم على أن لا تعود . والثالثة : أن تعمد إلى كل فرض ضيعته فتؤديه . والرابعة : أن تعمد إلى مظالم العباد ، فتؤدّى إلى كل ذى حق حقه . والخامسة : أن تعمد إلى البدن الذى ربيتهُ بالسحت والحرام فتذيبه بالهموم
والأحزان حتى يلصق الجلد بالعظم ، ثم تنشىء بينهما لحمًا طيبًا إن هو نشأ . والسادسة : أن تذيق البدن ألم الطاعة كما أذقته لذة
“ Berkata Ibnu Mubarak : Hakikat Taubat adalah mempunyai enam tanda ;
Pertama, menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukannya,
Kedua, bertekad untuk tidak mengulanginya,
Ketiga, mencari setiap kewajiban yang selama ini dia tinggalkan, untuk segera dilaksanakannya,
Keempat, mencari orang-orang yang pernah didhaliminya, untuk memberikan kepada mereka hak-hak mereka kembali.
Kelima, memperhatikan badan yang anda tumbuhkan dengan barang haram dan anda bakar dengan kegelisahan dan kesedihan, sehingga melekatlah kulit dengan tulang, kemudian anda tumbuhkan daging diantara keduanya dengan harta yang halal, jika memang akan tumbuh dagingnya lagi,
Keenam, anda harus merasakan capainya ketaatan sebagaimana dulu pernah merasakan lezatnya kemaksiatan . “
Pelajaran Ketiga : Tingkatan Taubat
Taubat mempunyai tiga tingkatan :
Pertama : Taubat dari kekufuran dan kesyirikan, sebagaimana firman Allah :
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ
“ Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". ( Qs. Al-Anfal : 38)
Kedua : Taubat dari dosa-dosa besar, seperti bertaubat dari berzina, membunuh, merampok, mencuri dan lain-lainnya.
Ketiga : Taubat dari dosa-dosa kecil
Pelajaran Keempat : Waktu Taubat
Pintu taubat masih dibuka oleh Allah lebar-lebar, bagi setiap hamba yang ingin bertaubat, kapan saja dan dimana saja. Hanya saja waktunya terbatas.
Pertama : Untuk setiap orang, maka pintu taubat terbuka sampai datang ajal menjemputnya. Allah berfirman :
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“ Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” ( Qs. An-Nisa’ : 18 )
Kedua : Untuk manusia secara umum, maka pintu taubat masih terbuka sampai matahari terbit dari Barat. Allah berfirman :
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
“ Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula)." ( Qs. Al-An’am : 158 )
Yang termasuk tanda-tanda Rabb-mu adalah terbitnya matahari dari barat sebagaimana di dalam hadits Mu’awiyah radhiyallahu 'anha bahwa bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ حَتَّى تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ وَلاَ تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
“ Hijrah tidak terputus sampai terputusnya taubat dan taubat tidak terputus sampai terbitnya matahari dari barat. “ ( HR.Abu Daud, 2481, Hadits Hasan )
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »