Karya Tulis
7828 Hits

Banyak Jalan Menuju Syurga: (20) Berakhlaq Karimah

Dari Abu Umamah  radhiyallahu ‘anhu  ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

 أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

"Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun hanya bergurau, Dan aku juga menjamin rumah di syurga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik." ( HR. Abu Daud : 4167 )

Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah di tanya :

مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ قَالَ التَّقْوَى وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّارَ قَالَ الْأَجْوَفَانِ الْفَمُ وَالْفَرْجُ

Perkara apa yang banyak menyebabkan masuk surga?" beliau menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan beliau di tanya; "Perkara apa yang banyak menyebabkan masuk neraka?" beliau menjawab: "Dua rongga yang terbuka yaitu mulut dan kemaluan."  ( HR. Ibnu Majah : 4236 )

 Pelajaran dari dua Hadist di atas :

Pertama : al-Akhlaq secara bahasa berasal dari al-Khuluq, sesuatu yang tercipta di dalam diri manusia. Artinya bahwa akhlaq bukanlah perbuatan dan sikap yang dibuat-buat oleh seseorang sekali atau dua kali, tetapi akhlaq adalah tingkah laku yang sering dilatih dan dibiasakan di dalam hidupnya, sehingga menjadi sebuah karakter. Dia mengerjakan akhlaq tersebut secara otomatis  dan tidak mendapatkan kesulitan sama sekali karena sudah menjadi tabiaatnya dan sifat di dalam dirinya. Tentunya semuanya perlu latihan dan pembiasaan.  

Berkata al-Qurthubi di dalam  al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an ( 18/227 ):

     وحقيقة الخلق في اللغة : هو ما يأخذ به الإنسان نفسه من الأدب يسمى خلقا ؛ لأنه يصير كالخلقة فيه. وأما ما طبع عليه من الأدب فهو الخيم "بالكسر" : السجية والطبيعة... فيكون الخلق الطبع المتكلف. والخيم الطبع الغريزي.

          “ al-Khulqu pengertiannya secara bahasa adalah adab-adab yang dibiasakan oleh seseorang dan dinamakan khuluqan ( karakter ), karena kebiasaan tersebut seakan-akan menjadi tercipta ( terbentuk ) di dalamnya. Adapun yang apa yang sudah terbentuk dalam dirinya dari adab, maka disebut dengan al-Khimu, yaitu karakter bawaan (semenjak lahir ),...sehingga disimpulkan bahwa al-khuluq adalah karakter yang dilatih, sedang al-khimu adalah karakter bawaan. “  

Berkata Ibnu Hajar Ibnu Hajar di dalam Fathu al-Bari ( 10/456 ) :            

      أما الخلق فهو بضم الخاء واللام ويجوز سكونها قال الراغب الخلق والخلق يعني بالفتح وبالضم في الأصل بمعنى واحد كالشرب والشرب لكن خص الخلق الذي بالفتح بالهيئات والصور المدركة بالبصر وخص الخلق الذي بالضم بالقوي والسجايا المدركة بالبصيرة

“ Adapun al-khuluq ( didhommahkan kho’ dan lam ) dan boleh juga al-khulqu (disukunkan lam ). Berkata ar-Raghib : “ al-Khalqu wa al-khulqu ( dengan fathah dan dhommah ) pada dasarnya mempunyai arti yang sama, seperti asy-Syarabu- wa asy-syurbu , bedanya kalau al-khalqu ( dengan fathah ) khusus untuk menyebutkan bentuk fisik dan gambar yang bisa dilihat oleh mata. Adapun al-Khuluq ( dengan dhommah ) khusus untuk menyebut kekuatan dan sifat yang bisa dilihat dengan mata hati. “ 

Adapun dalil yang menunjukkan bahwa akhlaq adalah sesuatu yang harus dilatih dan dicari adalah hadist Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa :

اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي

 “ Wahai Allah sebagaimana Engkau telah memperbaiki bentuk-ku, maka perbaikilah akhlaq-ku “ ( HR. Ahmad, Berkata Ibnu Hajar di dalam Fathu al-Bari ( 10/456 ) : “ Hadits ini dikeluarkan Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban “ )

Begitu juga hadist Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu yang panjang dalam salah satu do’a istiftah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

 اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ اصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ

“ Wahai Allah, berikan saya petunjuk untuk bisa berkhlaq yang terbaik, tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepada akhlaq yang terbaik kecuali Engkau, dan palingkan saya dari akhlaq yang jelek, dan tidak ada yang bisa memalingkan darinya kecuali Engkau “ ( HR. Ahmad ( 2/184 ) no, 803, Berkata Syu’aib al-Arnauth : Sanadnya shahih sesuai dengan syarat Muslim )

Kedua : Akhlaq Karimah inilah yang banyak menyebabkan seseorang masuk syurga, karena bisa dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Orang lain merasa nyaman dan tenang hidup berdampingan dengan orang yang berakhlaq  karimah, karena dia tidak pernah merasa dirugikan dan disakiti, justru sebaliknya dia merasa dilindungi, ditolong dan dibantu dengan hadirnya orang yang berakhlaq karimah di sisinya.

Keberadaannya bagaikan sinar dan cahaya penerang bagi kehidupan manusia seluruhnya. Maka Rasulullah diutus sebagai rahmatan lil a’lamin ( rahmat bagi alam semesta ) dengan ajaran dan akhlaqnya. Orang-orang yang mempunyai akhlaq karimah seperti  ini sangatlah layak  dan pantas jika diberikan balasan untuknya syurga.

Ketiga : Sebaliknya yang menyebabkan masuknya seseorang ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluan. Kenapa mulut dan kemaluan ? karena  perkataan yang keluar dari mulut, seseorang menjadi kafir, musyrik dan sesat. Karena perkataan pula, orang lain menjadi sakit hati, dan menyebabkan timbulnya fitnah. Selain itu, makanan haram yang dimakan seseorang dan masuk ke dalam perut melalui mulut. Kalau seseorang tidak pandai menjaga mulut dari perkataan dan makanan yang haram, maka akan menyebabkannya masuk neraka.

Adapun kemaluan, menyebabkan seseorang masuk neraka, karena kemaluan yang disalurkan pada tempat yang haram akan merusak nasab seseorang, menelantarkan bayi, dan membunuhnya dengan banyaknya praktis aborsi. Korban jiwa akibat aborsi di sebuah negara lebih dari dua juta jiwa  pertahunnya.

Jumlah ini melebihi jumlah korban jiwa akibat penyakit yang paling mematikan, melebihi korban jiwa akibat kecelakan lalu lintas, melebihi korban jiwa akibat bencana alam, bahkan melebihi korban jiwa akibat peperangan yang berkepanjangan.  Ini semua berawal dari perzinaan dan perselingkuhan akibat tidak menjaga kemaluan dengan baik. Syahwat kemaluan juga menyebabkan orang berani mencuri, merampok, dan membunuh hanya demi melampiaskan nafsu bejatnya. 

KARYA TULIS