Karya Tulis
11286 Hits

Kaidah Umum Dalam Belajar


Sebelum memulai belajar, seorang penuntut ilmu hendaknya memahami dengan baik-baik kaidah-kaidah yang diletakkan oleh para ulama untuk menjadi bekal para penuntut ilmu.

Kaidah–kaidah kalau dipegang teguh dan dihayati, insya Allah akan banyak membantu para penuntut ilmu di dalam mencapai cita-cita mereka

Diantara kaidah- kaidah tersebut adalah sebagai berikut :

Kaidah Pertama: Ilmu membutuhkan Pengorbanan

Dalam pepatah Arab disebutkan :

اَلْعِلْمُ لَا يُعْطِيْكَ بَعْضَهُ حَتَّى تُعْطِيْهِ كُلّكَ

Ilmu itu tidak akan memberikan kepadamu sebagiannya, sehingga engkau memberikan kepadanya semua yang engkau miliki ”

Artinya, bahwa seorang penuntut ilmu jika berniat mempelajari suatu ilmu, maka dia harus berani dan siap mengorbankan segala yang dimiliki ; harta, waktu, dan tenaga. Bahkan walaupun dia sudah mengorbankan segala sesuatu yang dia miliki tersebut, maka belum tentu dia mampu meraih semua ilmu yang ada. Dan selama-lamanya dia tidak akan mampu menguasai seluruh ilmu tersebut, kecuali hanya sebagiannya saja.

Kalau ini hasil orang yang bersungguh-sungguh di dalam menuntut ilmu, anda bisa membayangkan bagaimana hasil orang yang setengah-setengah atau tidak bersungguh–sungguh, serta tidak mau berkorban di dalam menuntut ilmu.

Kaidah Kedua:  Menuntut Ilmu Memerlukan Waktu dan Proses 

Dalam sebuah pepatah Arab disebutkan :

تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِمًا

“Belajarlah, karena seseorang itu tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu ”

Artinya, seseorang tidak begitu saja menjadi seorang alim tanpa melalui proses dan usaha. Maka seorang penuntut ilmu, jika ingin menjadi orang alim, hendaknya dia belajar dan terus belajar sehingga cita-citanya tercapai.

Dalam menuntut ilmupun, tidak serta merta langsung berhasil, kadang untuk mendapatkannya harus melewati rintangan dan ujian. Untuk menghadapinya perlu waktu dan proses juga. Jika dia bersungguh-sungguh secara kontinue dan terus menerus, insya Allah akan berhasil. 

Kaidah Ketiga: Mengikuti Jalan yang digariskan para Ulama

Dalam pepatah Arab disebutkan :  

تَرْجُوْ النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا     إِنَّ السَّفِيْنَةَ لَا تَجْرِى عَلَى الْيَبَسِ

“Anda mengharapkan keselamatan, akan tetapi anda tidak mau mengikuti jalan jalan yang mengantarkan kepada keselamatan tersebut.

Perbuatan anda tersebut bagaikan sebuah kapal yang berlayar di atas daratan. ”

Artinya, kalau seorang penuntut ilmu bercita-cita menjadi seorang alim, akan tetapi tidak mau belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak mau mengorbankan waktu, tenaga dan hartanya untuk itu, maka orang semacam itu hanyalah berangan-angan saja, dan tidak mungkin akan berhasil menggapai cita-citanya, selama dia tidak mau bersungguh-sungguh. Dia ibarat sebuah kapal yang berhenti dan tidak bisa berjalan, karena kapal tersebut berada di atas daratan dan keadaan tersebut tidak akan berubah sehingga dia berjalan di atas air.

Kaidah Keempat:  Sabar terhadap Ujian dalam Menuntut Ilmu

Dalam pepatah Arab disebutkan : 

مَنْ لَمْ يَذُقْ ذُلَّ التَّعَلُّمِ سَاعَةً                    تَجْرَعُ ذُلَّ الْجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتِهِ

"Barang siapa yang belum pernah merasakan sama sekali kehinaan ketika belajar, maka niscaya dia akan merasakan kehinaan karena bodoh selama hidupnya “

Artinya, bahwa seseorang ketika sedang dalam proses belajar, dia akan mendapatkan kehinaan, seperti dia harus datang merengek-rengek kepada seorang guru atau seorang alim supaya dia belajar darinya, bahkan kadang dia harus merelakan sebagian harta untuk membayarnya demi mendapatkan sebuah ilmu. Dia harus rela duduk di bawah, sedang gurunya duduk di atas kursi. Bahkan kadang dia harus rela dimarahi, diperintah, bahkan dihukum, jika melakukan sebuah kesalahan. Itu semua merupakan bentuk bentuk kehinaan di dalam proses belajar.

Seorang penuntut ilmu yang takut akan kehinaan seperti ini, otomatis dia tidak akan datang ke majlis-majlis ilmu dan dia akan menjauhi guru–guru dan orang-orang alim, karena takut diperintah atau ditegur. Dengan demikian, selama-lamanya dia tidak akan pernah belajar, dan selama-lamanya dia akan berada dalam kebodohan. Dan ketika dia bodoh, maka orang-orang disekitarnyapun tidak akan menghargai dan menghormatinya, karena dia tidak mempunyai ilmu, dan selama-lamanya dia akan dihinakan sepanjang hidupnya.

 Kaidah Kelima: Memilih Metode yang Tepat dalam Menuntut Ilmu

Dalam pepatah Arab disebutkan : 

الطَّرِيْقَةُ أَهَمُّ مِنَ الْمَادَةِ

"Pengetahuan tentang tata cara belajar itu jauh lebih penting dari pengetahuan tentang materi pelajaran itu sendiri ”

Artinya, seorang penuntut ilmu hendaknya lebih dahulu memperhatikan dan mempelajari tata cara, tehnik-tehnik serta kiat-kiat belajar yang benar dan efesien sebelum dia memperhatikan dan mempelajari materi pelajaran itu sendiri. Hal itu, karena mengetahui tata cara belajar yang baik, akan mengantarkan kepada pemahaman dan penguasaan materi yang baik juga. Sebaliknya seorang penuntut ilmu yang hanya memperhatikan materi pelajaran tanpa memilih metode belajar yang benar, dikhawatirkan dia tidak akan berhasil menguasai materi itu sendiri. Berapa banyak seorang penuntut ilmu yang rajin dan tekun di dalam mempelajari materi pelajaran, akan tetapi karena tidak didukung dengan sistem dan metode belajar yang benar, maka ketekunan tersebut tidak banyak membuahkan hasil.

KARYA TULIS