Karya Tulis
3869 Hits

Tangga-tangga Kesuksesan Belajar: (8) Bertahap


  Seorang penuntut ilmu tidak bisa begitu saja belajar serampangan, membaca buku apa saja yang dia ingin membacanya, kapan saja dan dari mana saja. Tetapi dalam menuntut ilmu dia harus mengikuti tahapan demi tahapan. Diantara tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

Pertama : Belajar dari masalah yang kecil sebelum mempelajari masalah yang lebih besarIni sesuai dengan firman Allah :

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

“ Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.“ ( Qs. Ali Imran : 79 )

 Berkata Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya ( 1/160 ) :

الرباني هو الذي يربي الناس بصغار العلم قبل كباره

 “ Ar-Rabbani adalah orang yang mendidik murid-muridnya dengan membahas masalah-masalah yang kecil sebelum membahas masalah-masalah yang besar.”

Kedua : Belajar sedikit-sedikit dulu, lama kelamaan menjadi banyak.

Sebagian orang tergesa-gesa di dalam menuntut ilmu. Dia ingin menguasai ilmu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya tetapi mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Ini menyalahi sunnatullah dan menyalahi adab-adab dalam menuntut ilmu.  Hal ini dikuatkan oleh Imam az-Zuhri, beliau berkata :

مَنْ رَامَ الْعِلْمَ جُمْلَةً ذَهَبَ جُمْلَةً

 وَإِنَّمَا يُطْلَبُ العِلْمُ عَلَى مَرِّ الْأيَّامِ والليَالِي

“Barang siapa yang belajar sekali langsung banyak, niscaya ilmu itu akan hilang semua darinya.

“ Karena sesungguhnya ilmu itu hanya bisa dicari secara pelan-pelan seiring berlalunya hari-hari dan malam. “

Seorang penyair pernah menulis :

اليوم علم وغدا مثله ، من نخب العلم التي تلتقط

يحصل المرء بها حكمة ، وإنما السيل اجتماع النقط

“Hari ini belajar, besok juga begitu, barang siapa yang mengambil ilmu sedikit-dikit....

Niscaya akan mendapatkan darinya hikmah, karena sesungguhnya air yang melimpah itu terdiri dari tetesan-tetesan. “(lihat Syekh Sholeh Alu Syekh, al- Manhajiah fi Tholab al-Ilmi, hal : 5 )

Ketiga Belajar dasar-dasar ilmu sebelum belajar cabang-cabang ilmu.  Sebagaimana kaidah yang ditulis oleh para ulama :  

من حرم الأصول حرم الوصول

“ Barang siapa yang tidak bisa menguasai dasar-dasar suatu ilmu, tentunya  dia tidak akan  bisa menguasai cabang-cabangnya . “

Salah seorang ulama menulis :

 وبعد فالعلم بحور زاخرة         لن يبلغ الكادح فيه آخره

لكن في أصوله تسهيلاً لنيله      فاحرص تجد سبيلاً
اغتنم القواعد الأصولا            فمن تفُته يحرم الوصولا

“ Ilmu bagaikan lautan yang luas.....orang yang mengarunginya tidak akan sampai tepi

Tetapi mengetahui dasar-dasarnya bisa mempermudah dalam mengarunginya.....maka sungguh-sungguhlah niscaya engkau akan mendapatkannya.

Perhatikan kaidah-kaidah dasar ... barang siapa yang terlewatkan, maka dia tidak akan sampai tujuan. “

Keempat Belajar hal-hal yang disepakati terlebih dahulu, sebelum belajar hal-hal yang diperselisihkan.

Kelima : Belajar Matan-matan dan al-Mukhtasharat (ringkasan ilmu) sebelum belajar al-Muthawalat (ilmu-ilmu yang menyebutkan cabang-cabangnya). Dikatakan dalam pepatah Arab :

من حفظ الأصول حاز الفنون

“ Barang siapa yang menghafal dasar-dasar ilmu (dalam bentuk matan), maka dia akan menguasai berbagai disiplin ilmu. “

Keenam : Belajar satu madzhab dulu sebelum belajar perbandingan madzhab.

KARYA TULIS