Karya Tulis
13435 Hits

Tangga-Tangga Kesuksesan Belajar: (12) Mengulang dan Menghafal

Disebutkan di dalam kitab Tahdhib at-Tahdhib ( 1/58 ) bahwa Ahmad bin al-Farrat jika menghafal hadist, beliau mengulanginya setiap hadits sampai 500 kali pengulangan. 

Disebutkan di dalam Tartib al-Madarik karya al-Qadhi Iyadh ( 1/427 ) bahwa Abu Bakar al-Abhari al-Maliki berkata : “ Saya membaca Mukhtashar  bin Abdul al-Hakam 500 kali, dan al-Asadiyah dan al-Muwatha’ sebanyak 75 kali, al-Mabsuth 35 kali, dan Mukhtashar Ibnu Abdi al-Barr 70 kali.

Di dalam Siyar A’lam an-Nubala’ karya adz-Dzhabi ( 4/342) bahwa Abbas ad-Duri berkata : Saya mendengar Yahya bin Ma’in berkata : “ Kalau kami tidak menulis atau membaca hadist sampai 50 kali, maka kami tidak tahu hadits tersebut.

Pada buku yang sama (18/458 ) disebutkan bahwa Abu Ishaq asy-Syairazi berkata : “ Saya mengulangi setiap qiyas 1000 kali, jika sudah selesai, maka aku mengambil qiyas lain dan begitu seterusnya. Dan saya mengulangi setiap pelajaran 1000 kali. “ 


          Abu Bakar Ghalib bin Abdurrahman bin Athiyah (518 H) mengulangi Shahih al-Bukhari 700 kali.

Bakr bin Muhammad bin Abu al-Fadhl al-Anshari ketika permulaan menuntut ilmu kadang untuk memahami satu masalah, beliau mengulanginya sampai 400 kali. 

Ibnu Hisyam seorang ulama Ilmu Nahwu, beliau membaca bukua al-Alfiyah ibnu Malik sampai 1000 kali.

Manfaat Pengulangan  

Adapun manfaat pengulangan adalah seperti yang tersebut di dalam Tahdzib al-Asma’ wa al-lughat ( 1/59 ) karya Imam an-Nawawi bahwa al-Muzani ( murid Imam asy-Syafi’i ) berkata :

          قَرأتُ ( الرِّسَالةَ ) خمسَ مِائة مَرَّةٍ، مَا مِنْ مَرَّةٍ إلا واسْتَفدتُ مِنْهَا فَائِدَةً جَديدَةً.

“ Saya membaca kitab “ ar-Risalah “ ( karya Imam asy-Syafi’i ) 500 kali. Dan setiap kali saya selesai membacanya pasti saya mendapatkan suatu pelajaran baru darinya. “

  1. Berkata Ibnu al-Atsir : “ Saya menulis hadist-hadist nabi dalam sebuah buku dengan jumlah 3000 hadits. Dan saya terus menerus menela’ah buku tersebut lebih dari 10 tahun. Saya biasanya bisa menyelesaikannya setiap pekan sekali, dan saya ulangi hadits-hadits tersebut sampai 500 kali, maka semuanya bisa saya hafal dan tidak tertinggal sedikitpun. “   

Barang siapa yang  meninggalkan untuk terus mengulangi dan mengira bahwa dia tidak akan lupa, maka dia telah berbuat salah, sebagaimana yang pernah diceritakan oleh Ibnu al-Jauzi.

Al-Hasan bin Abu Bakar an-Naisaburi menceritakan kepada kami bahwa seorang ahli fiqh pernah mengulangi suatu pelajaran di rumahnya berkali-kali. Maka suatu ketika ada seorang ibu yang berada di rumahnya berkata kepadanya : “ Demi Allah saya sudah hafal pelajaran tersebut. Maka beliau berkata : Kalau begitu sebutkan hafalan tersebut, maka ibu tersebut menyebutkan hafalannya. “ Dan setelah beberapa saat lamanya beliau berkata kepada ibu tersebut : “ Coba ulangi hafalan anda tentang pelajaran kemarin. Ibu tersebut menjawab : “ saya sudah tidak hafal lagi. Maka beliau berkata : “ Saya sengaja mengulanginya terus menerus agara tidak lupa seperti anda telah lupa . “

          Banyak orang mengira bahwa mengulang dan menghafal pelajaran akan membuat otak tidak berkembang dan tumpul, karena tidak dilatih untuk berpikir. Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena sejarah membuktikan bahwa hafalan dan pengulangan ternyata mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Hal ini telah diakui para ahli, sebut saja Negara Jepang yang terkenal dengan kemajuan teknologinya. Orang-orang besar mereka di dalam mendidik anak buahnya ternyata menggunakan teori pengulangan dan hafalan. Teori pengulangan tersebut dikenal dengan teori Repetitive Magic Power yang berarti kekuatan ajaib dalam pengulangan. Di Jepang pola ini diterapkan, di mana para instruktur mewajibkan para siswa eksekutifnya untuk mengucapkan kalimat “saya juara“ seratus kali dalam sehari selama masa latihan. Dan ini dimaksudkan untuk menjaga energi agar tidak hilang. (ESQ, hal.187)

Rahasia keberhasilan PT. Matsushita Kotobuki Elektronik Indonesia, cabang dari PT Matsushita di Jepang yang di pimpin oleh pendirinya Konosuke Matsushita yang telah menginfakkan dari uang saku pribadinya sebanyak 291 Juta USD dan 99 Juta USD dari kas perusahaanya untuk kemanusiaan. Perusahan ini mempunyai karyawan yang berjumlah 6000 orang. Ketika apel pagi, mereka semua diwajibkan untuk selalu membaca dan mengulang-ulang tujuh prinsip, yaitu :

  1. Untuk selalu berbakti kepada Negara melalui industri.
  2. Untuk selalu berlaku jujur, terpercaya dan adil
  3. Untuk selalu bekerjasama dengan keselarasan
  4. Untuk selalu ramah tamah dan kesatria
  5. Untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
  6. Untuk selalu bersyukur dan berterimakasih. (ESQ 2, hal:257)

 

Stephen R. Covey penah mengatakan tentang fungsi kebiasan dan mengulang-ulang suatu perbuatan : “ Taburlah gagasan, petiklah perbuatan, taburlah perbuatan petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan, petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib.

William James, seorang ahli psikologi Amerika mengatakan bahwa apa saja yang anda lakukan 45 kali berturut-turut, maka akan menjadi kebiasaan. Menurut Doug Hooper Angka 45 tersebut sangatlah logis. Begitu juga para guru dari Timur telah menjelaskan kebiasaan dengan cara sebagai berikut : Kesinambungan suatu pemikiran atau tindakan dalam suatu jangka waktu akan menyebabkan terbentuknya sebuah alur, atau saluran di dalam otak. Orang mengatakan bahwa otak itu mirip tanah liat, tempat suatu alur mudah terbentuk. Begitu hal itu terjadi, pemikiran seseorang secara alami akan terus mengalir melalui arah tersebut, sebab hal itu merupakan garis dengan perlawanan yang paling kecil. Tindakannya dilakukan mengikuti bawah sadar atau otomatis. Setelah anda keluar dari “alur“ atau “saluran“ lama, maka pikiran anda secara alami akan mengalir melalui saluran yang baru, sementara saluran yang lama berangsung-angsur hilang. (Doug Hooper, You Are What You Think (Anda Adalah Apa Yang Anda Pikirkan), terj. Anton Adiwiyoto (Jakarta: Mitra Utama, 2000 M), Cet Ke- 3, hal.103-104)

Pentingnya kebiasaan mengulang suatu pelajaran, akan terlihat jelas, ketika anda belajar menyetir mobil atau mengendarai sepeda motor untuk pertama kalinya. Barangkali anda sudah tahu tentang teorinya, hanya karena anda tidak pernah mengulangnya kembali, atau tidak membiasakan diri untuk memakainya, maka anda akan terasa canggung dan asing, ketika mencobanya kembali.

 Salah satu cara menghafal adalah seperti cara mengahafal surat al-Fatihah. Kenapa hampir setiap penuntut ilmu hafal surat al-Fatihah dan tidak salah ? Jawabannya  adalah :

Pertama : Karena dibaca dan diulangi setiap hari secara terus menerus. Oleh karenanya untuk bisa menghafal suatu ilmu hendaknya dibaca dan diulangi setiap hari secara terus menerus.

Kedua :  Membacanya dengan suara keras, ini lebih mudah untuk menempel dalam benak dan otak kita. 

Ketiga : Diperdengarkan kepada seorang guru. Diantara manfaatnya adalah menjaga dari kesalahan dalam menghafal.                                                  

Keempat : Memperbanyak pengulangan.

Berikut ini adalah perkataan beberapa ulama tentang hafalan dan pengulangannya :

(1) Imam az-Zuhri dan al-Hasan al-Bashri berkata : “Ilmu itu menjadi hilang karena lupa dan tidak pernah diulang-ulang.“

(2)Abdurrahman Ibnu Abi Laila berkata : “Sesungguhnya cara menghidupkan hadist adalah dengan selalu mengulangi-ulanginya kembali.“

(3) Al-Ashma’I pernah ditanya tentang hafalannya yang kuat, padahal teman-temannya sudah lupa, beliau menjawab : “Ya, karena saya sering mengulangi-ulanginya, sedang mereka tidak mau mengulang-ulanginya kembali.“ (Muhammad bin Said bin Ruslan, Afaat al-Ilmi, (Manufiyah : Maktabah Al Balagh, 2004 M) Cet. Ke-3, hal. 119-120 )

 (1)  Dalam pepatah Arab disebutkan :

 السَّبقُ حَرفٌ وَالتِكرَارُ أَلفٌ

“Membaca cepat sama dengan membaca satu huruf, sedang mengulang-ulang sama dengan membaca seribu huruf.“

(2)  Dalam pepatah Arab lainnya disebutkan :

حفظ حرفين خير من سماع وِقْرَيْن ، وفهم حرفين خير من حفظ سطرين

“Menghafal dua huruf lebih baik dari mendengar dua gendongan buku, memahami dua huruf lebih baik dari menghafal dua baris “. (Syekh Abdul Aziz bin Qasim, ad-Dalil Ila al- Mutun al- Ilmiyah )

Berapa banyak orang yang pernah menghafal al-Qur’an dan mendapatkan Ijazah sebagai sorang hafidh atau hafidhah, karena tidak diulang-ulang kembali, ditambah dengan kesibukannya pada urusan lain, akhirnya al-Qur’an kembali menjadi asing baginya, seakan-akan dia belum pernah menghafalnya sama sekali.

Diantara fungsi hafalan adalah sebagai berikut :

Pertama : Pengetahuan yang dihafal, akan tetap berada dalam otak kita.

Kedua  :  Mampu mengeluarkan hafalannya setiap saat dengan mudah.

Ketiga : Bisa memanfaatkan waktu untuk belajar ilmu lain, selain yang sudah dihafal. Hal ini sangat terlihat jelas, ketika seorang penuntut ilmu sedang menghadapi ujian. Ketika dia sudah hafal al-Qur’an umpamanya, maka waktu yang tersisa bisa untuk belajar atau menghafal pelajaran yang lain. Berapa banyak dari pelajar ketika ujian waktunya habis untuk mempersiapkan hafalan al-Qur’an atau bait-bait syi’ir, seandainya dia sudah hafal sebelumnya, tentunya akan banyak membantu dalam memahami pelajaran lain.

Keempat : Manfaat hafalan juga akan terlihat dengan jelas, ketika bukunya hilang, atau lampunya tiba-tiba mati pada malam hari, atau tiba-tiba ia buta.

Kelima : Bisa memanfaatkan waktu dengan mengulangi hafalannya dimanapun ia berada, ketika sedang menyetir mobil, naik kendaran, sedang di atas pesawat, atau sedang menunggu orang di tengah jalan, bahkan ketika sedang berdiri dalam antrian yang panjang.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sendiri menganjurkan siapa saja yang sudah menghafal al-Qur’an agar selalu mengulangi-ulangi terus :

تَعَاهَدُوْا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَوَ الَّذِيْ نَفْسِ مُحَمَّدِ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تفلتا مِنَ الْإِبْلِ فِيْ عقلها

“Teruslah mengulangi ulang hafalan al-Qur’an, demi Dzat Yang jiwaku di tangan-Nya, hafalan al-Qur’an itu lebih mudah lepas daripada unta yang diikat. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Di dalam hadits lain disebutkan :

إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ الْإِبْلِ الْمُعَلَّقَةِ إَنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ

“Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal al-Qur’an bagaikan orang yang mempunyai unta yang terikat. Jika dia selalu menjaganya, niscaya tidak akan lari, sebaliknya jika dibiarkan, maka unta itu akan hilang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Makanan Yang Menguatkan Hafalan

Jenis-jenis makanan yang dapat membantu menguatkan hafalan diantaranya adalah :

(1). Madu.

Imam az-Zuhri berkata: “ Minumlah madu, sebab madu sangat baik untuk kegiatan menghafal. ( al-Khatib al-Baghdadi, al-Jami’li Akhlaqi ar-Rawi (2/217)

(2). Daun Mint  

Rebuslah daun mint, kemudian tambahkan beberapa tetes minyak habbatus sauda. Kemudian, tambahkan satu sendok makan madu asli. Minumlah ramuan ini di pagi hari, niscaya sepanjang hari anda akan mendapatkan ingatan yang terang, tubuh yang bugar dan kadar gula anda tidak akan naik.

(3). Campuran Madu dan Habbatus Sauda.

          Campuran Madu dan Habbatus Sauda sangat baik untuk memerdukan suara dan menghilangkan lendir tenggorokan.

(4). Kismis.

Al-Hasyimi berkata: “Siapa saja yang ingin menghafal hadits, maka hendaklah ia memakan kismis.“ (Al-Jami’li Akhlaqi ar-Rawi (2/217)

Sebagian orang menganjurkan makan kismis setiap harinya 21 biji. Atau memakan kismis setalah bangun tidur dan sebelum memakan yang lain. Kismis yang dianjurkan berwarna merah kekuning-kuningan.

(5). Susu Sapi.

Diriwatkan bahwa seorang laki-laki datang menemui ‘Ali bin Thalib radhiyallahu 'anhu mengeluhkan penyakit lupa yang dideritanya. ‘Ali radhiyallahu 'anhu berkata: “Minumlah susu sapi, sebab susu sapi dapat menguatkan jantung dan menghilangkan penyakit lupa.“

( 6) Buah Delima.

Berkata ‘Ali bin Thalib radhiyallahu 'anhu : “ Hendaknya kalian makan buah delima, karena akan memperbaiki usus. “ 

(7). Air Zamzam.

Dianjurkan minum air zamzam dengan niat menguatkan hafalan. Sebagaimana di dalam hadits Jabir radhiyallahu 'anhu  bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

 “Air zamzam sesuai dengan niat ketika meminumnya.“ ( HR. Ibnu Majah, 3062, al-Baihaqi di dalam as-Sunan al-Kubra (9752). Hadist ini dihasankan oleh al-Mundziri di dalam at-Targhib wa at-Tarhib(2/136), Ibnu Qayyim di dalam Zadul al-Ma’ad (4/360), dan al-Albani di dalam Irwa al-Ghalil, 1123)

Banyak para ulama yang meminum air zamzam dengan niat tertentu seperti berniat untuk menjadi ahli hadits atau ingin mempunyai anak, diantara mereka itu adalah sebagai berikut :

(a). Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Atsqalani meminum air zamzam dengan niat ingin menjadi ahli hadits setingkat Imam adz-Dzhabi.

(b). Imam as-Suyuti meminum air zamzam dengan niat ingin menjadi ahli fiqh setingkat Sirajuddin al-Balqini dan ingin menjadi ahli hadits setingkat Ibnu Hajar al-Atsqalani.

(c). Imam as-Sakhawi bercerita bahwa Imam al-Jazari sebelum lahir, dahulu bapaknya yang berprofesi sebagai pedagang ketika menikah sampai 40 tahun tidak punya anak, kemudian pergi haji dan meminum air zamzam dengan niat ingin mempunyai anak yang ‘alim. Maka sepulangnya dari haji lahirlah anak yang bernama Muhammad al-Jazari pada bulan Ramadhan. Beliau dikemudian hari menjadi ulama qiraat yang sangat terkenal.

(8). Ikan Segar.

Di dalam ikan terdapat beberapa jenis vitamin yang bisa menguatkan otak.

(Lebih lengkapnya lihat di dalam buku Kaifa Tahfadhu al-Qur’an al-Karim, Qawa’idu Asasiyah wa Thuruqun ‘Amaliyah, hal. 145-147, karya Dr.Yahya bin ‘Abdurrazzaq Al-Ghautsani).

Selain makanan yang disebutkan di atas, terdapat makanan lain yang juga bisa menguatkan hafalan, diantaranya adalah : Minyak Ikan, Ikan Teri, Dedaunan Hijau,Telur Ayam, Teh Hijau, Berries, Cabe Rawit, Cokelat,  Buah Bit, Kubis dan Apel. (Untuk mengetahui khasiat makanan-makanan tersebut secara lebih mendalam, silahkan dirujuk buku-buku kesehatan)

Prioritas Hafalan :

(1) Al-Qur’an.

Dalam hal ini, Imam Nawawi dalam al-Majmu’ (1/66) mengatakan: “Yang paling pertama adalah menghafal al-Quran, karena dia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para salaf tidak mengajarkan Hadits dan Fiqih kecuali bagi siapa yang telah hafal al-Quran, Kalau sudah hafal al-Quran jangan sekali-kali menyibukan diri dengan Hadits dan Fiqh atau yang lainnya sehingga menyebabkan hilangnya sebagian hafalan al- Quran atau hilangnya hafalan secara keseluruhan. “

(2) Hadist.

Seorang penuntut ilmu disarankan untuk menghafal beberapa hadits yang dikumpulkan oleh para ulama dalam satu buku yang menjadi dasar dan rujukan dalam menuntut ilmu, diantaranya adalah :

a/. Matan Hadist Arba’in an-Nawawiyah, karya Imam an-Nawawi

b/. Matan Hadist ‘Umdatu al-Ahkam, karya Abdul Ghani al-Maqdisi

c/. Matan Hadist Bulughul Maram, karya Ibnu Ibnu Hajar al-Atsqalani

 (3) Matan dari setiap ilmu.

 Yang dimaksud matan di sini adalah buku asli yang ditulis di dalamnya poin-poin penting dalam setiap bidang keilmuan atau ringkasan dari setiap bidang keilmuan.

Beberapa contoh matan ilmu yang bisa diterapkan di dalam dunia pendidikan,

(a)  Ilmu Tauhid,

    Matan Lum’atu al-I’tiqad, karya Ibnu Qudamah al-Maqdisi

(b) Ilmu Fiqh,

   Matan at-Taqrib, karya Abu Suja’ Ahmad bin al-Husain al-Ashfahani.

(c) lmu Ushul  Fiqh,

   Matan al-Waraqat, karya Imam al-Haramain al-Juwaini

(d) Ilmu Hadist,

Matan Nukhbatu al-Fikri, karya Ibnu Hajar al-Atsqalani

(e) Ilmu Tafsir,

Matan Muqaddimah fi Ushul at-Tafsir, karya Ibnu Taimiyah

(f) llmu Nahwu,

Matan al-Jurumiyah, karya Muhammad bin Abdullah ash-Shanhaji ( Ibnu Ajurrum )  

KARYA TULIS