Bab Ke 3 Belajar dari Kepemimpinan Semut
Bab Ke 3
Belajar dari Kepemimpinan Semut
حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (18
"Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (Qs.An-Naml: 18)
Pelajaran dari ayat di atas:
Pelajaran Pertama:
Profil Semut
(1). Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon.
(2). Semut merupakan makhluk dengan populasi terpadat di dunia dan menguasai hampir seluruh permukaan bumi. Jumlah mereka lebih banyak dari pada jumlah manusia di dunia.
(3). Semut berkelompok dan terdiri dari beberapa jenis. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni.
Jenis semut dibagi menjadi: semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. (wikipidia.org)
Pelajaran yang bisa diambil :
Negara kuat adalah Negara yang terdiri berbagai macam suku. Sebagai contoh: Negara Madinah yang dipimpin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata penduduknya terdiri dari berbagai suku, agama, latar belakang yang berbeda-beda. Terdapat orang-orang Yahudi dengan beberapa sukunya, orang-orang Yatsrib (penduduk asli Madinah) dengan berbagai sukunya, orang-orang Muhajirin yang berasal dari Mekkah dan lain-lainnya.
Negara Indonesia, sebenarnya berpotensi menjadi Negara yang besar dan kuat, jika para pemimpinnya mampu mengelolanya dengan baik, karena Indonesia memiliki penduduk yang berasal dari berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda.
Pelajaran Kedua:
Etos kerja Semut
Semut adalah hewan terkuat di dunia. Walaupun tubuhnya kecil, ia mampu menopang benda dengan beban 50 kali dari beban tubuhnya. Bandingkan dengan hewan yang sangat besar, seperti gajah atau gorilla, yang hanya mampu menopang benda maksimal sampai 3 kali dari beban tubuhnya.
Pelajaran yang bisa diambil :
Etos kerja semut di atas, jika dibandingkan dengan etos kerja manusia, sungguh sangat berbeda. Banyak pegawai yang mengeluh dalam pekerjaaannya, dan bermalas-malasan di dalamnya, tetapi giliran menerima gajian, sering kali meminta tambahan. Bahkan tidak sedikit yang berdemo untuk menuntut tambahan gaji dan hak-hak lainnya.
Banyak pegawai yang tidak maksimal bekerja di kantor-kantor mereka. Waktu-waktu mereka dihabiskan untuk mengobrol, bergurau, main game dan hal-hal lain yang tidak penting.
Banyak orang yang menjadi sukses, hanya karena mampu memaksimalkan potensi yang dimiliknya sampai 2% saja. Bagaimana keadaan mereka, jika memaksimalkan potensi yang mereka miliki lebih dari itu, tentunya mereka akan jauh lebih hebat lagi dari apa yang mereka dapatkan sekarang.
Pelajaran Ketiga:
Dialog Semut
(قَالَتْ نَمْلَةٌ ) “berkatalah seekor semut betina..”
(1). Semut ternyata dipimpin oleh Ratu Semut. Ratu inilah yang memberikan arahan dan perintah kepada semut-semut yang lain.
(2). (يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ) “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu. “
Ratu Semut memikirkan keselamatan rakyatnya. Sang Ratu itu berinisiatif untuk menyelamatkan semut-semut lainnya dengan memerintahkan semut lainnya untuk masuk ke dalam sarang mereka masing-masing.
Hal ini mengindikasikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi. Sang ratu tidak menyelamatkan diri sendiri, tapi juga mengajak rakyat-rakyatnya. Sifat ini hendaknya ditiru oleh para pemimpin sekarang.
(3) (لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ) “agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya..”
Menunjukkan bahwa rumah-rumah semut berfungsi juga sebagai tempat perlindungan dari serangan musuh. Ia bagaikan benteng pertahanan yang kuat, karena bisa menahan benturan-benturan kaki-kaki pasukan Nabi Sulaiman yang begitu banyak dan kuat.
Pelajaran yang bisa diambil :
Hal ini mengisyaratkan agar seorang pemimpin membangun benteng-benteng pertahanan yang kuat sebagai tempat persembunyian tentara dan rakyatnya jika terjadi serangan yang dilancarkan para musuhnya.
Orang-orang Yahudi di Madinah ; Bani Nadhir, Bani Quraidhah, dan Bani Qunaiqa’, masing-masing mempunyai benteng untuk melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Begitu juga mereka membangun benteng yang sangat kuat di Khaibar. Pasukan Islam sempat menemui kesulitan untuk menaklukkannya. Apakah mereka mengambil pelajaran dari kisah nabi Sulaiman dan para semut ? Wallahu A’lam. Yang jelas umat Islam harus mengambil pelajaran dari kisah ini.
Pelajaran Keempat:
Sistem Komunikasi Semut.
(1). (قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ) “, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu. “
Science Magazine yang terbit pada 6 Februari 2009 menuliskan sebuah hasil penelitian ilmiah terbaru yang menyatakan semut dapat berbicara.
Sebagian besar semut memiliki semacam papan alami dan plectrum yang terdapat dalam perut mereka yang dapat mengeluarkan suara sebagai media untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Menggunakan microfon dan speaker mini yang canggih yang dapat dimasukkan ke dalam sarang semut, peneliti menemukan bahwa ratu semut dapat mengeluarkan instruksi kepada para pekerja mereka.
Pelajaran yang bisa diambil :
Umat Islam seharusnya mempunyai sistem komunikasi dan jaringan yang canggih sebagaimana yang dimiliki semut. Khususnya pada zaman sekarang ini, selain harus membangun mass media cetak dan elektronik, seperti koran, majalah, televisi, situs-situs internet, juga harus memaksimalkan media-media sosial lainnya, seperti whatsapp, facebook, twitter, line, telegram, instagram dan lain-lainnya.
Terbukti kemenangan-kemenangan politik umat Islam banyak terbantu dengan perang opini yang dimainkan umat Islam lewat media sosial.
Pelajaran Kelima:
Silaturahim Semut
Ini dibuktikan bahwa semut jika bertemu satu dengan yang lainnya, mereka saling menyapa dan bersalaman satu dengan yang lainnya.
Pelajaran yang bisa diambil :
Di dalam Islam, kita diperintahkan berjabat tangan dan menyebarkan salam kepada saudara-saudara kita.
Perintah untuk berjabat tangan terdapat di dalam hadist al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu, kemudian keduanya berjabat tangan, kecuali akan diampuni dosa-dosa mereka berdua, sebelum keduanya berpisah.“ ( HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Shahih)
Perintah untuk menyebarkan salam terdapat di dalam hadits Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahmi, berikanlah makanan dan laksanakanlah shalat pada saat manusia tertidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Darimi, berkata Tirmidzi : Hadist ini Hasan Shahih )
Ini dikuatkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim )
Bertemu dan bersilaturahim lewat media sosial saja tidak cukup. Banyak hal yang tidak bisa dibicarakan dan diselesaikan lewat media sosial, tetapi harus bertemu dan bertatap muka. Maka pertemuan dan silaturahim antar aktivis dan para tokoh umat harus diadakan secara rutin.
Manfaat pertemuan dan tatap muka, selain mendapatkan pahala yang besar dari Allah, juga akan memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesama muslim serta menghilangkan prasangka buruk dan kesalahpahaman diantara mereka.
Hari ini banyak konflik yang terjadi sesama tokoh umat dan figur publik, bahkan sesama ustadz, para penyeru kebenaran, hanya karena buruknya komunikasi dan jarangnya tatap muka serta minimnya silaturahim diantara mereka.
Pelajaran Keenam :
Gotong Royong Semut.
Sebagai makhluk yang hidup berkelompok, mereka bekerja sama di dalam menyelesaikan permasalah mereka, seperti mengangkut makanan, menyeberangi lubang dan lain-lainnya.
Allah berfirman :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (Qs.al-Maidah: 2)
Hal ini sudah dipraktekan para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semenjak empat belas abad yang lalu, sehingga mereka bisa mengusai sepertiga dunia, karena semangat kerjasama dan gotong royong mereka di dalam menegakkan Islam dan mendakwahkannya ke seluruh pelosok dunia.
Allah berfirman,
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ
“Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:T egakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. “(Qs. asy-Syura: 13)
Berkata al-Baghawi (516 H) di dalam Ma’alim at-Tanzil (7/187) : “ Allah mengutus para Nabi semuanya (tanpa terkecuali) untuk menegakkan ajaran agama ini, menyatukan hati dan menganjurkan berjama’ah serta meninggalkan perpecahan dan perselisihan. “
Karakter semut telah memberikan pelajaran kepada kita 6 hal, yaitu :
1. Ta’aruf (saling mengenal)
2. Tafahum (saling memahami)
3. Tasamuh (saling toleransi)
4. Ta’awun ( saling bekerjasama)
5. Tadhamun (saling bersolidaritas)
6. Takaful (saling menanggung)
7. al-Itsar ( mementingkan orang lain daripada diri sendiri)
Pelajaran Ketujuh :
Teknologi Semut
(1). Semut adalah arsitektur pembuatan sarang. Sarang semut terdiri dari beberapa ruang-ruang untuk perkebunan jamur, pembuangan limbah, gudang makanan, sirkulasi udara yang baik, serta terowongan yang saling berhubungan sehingga kelihatan seperti suatu kota.
Teknologi arsitektur semut dirancang untuk ramah lingkungan dan bisa dinikmati semua anggota koloni.
(2). Majalah Reader Digest yang terbit pada akhir dasawarsa 1970-an menyebutkan sbb:
(a). Komunitas semut mempunyai sistem atau struktur kemasyarakatan lengkap dengan pembagian tugasnya.
(b). Masyarakat semut mengenal sistem peperangan kolektif. Artinya, kelompok semut tertentu yang dipimpin seekor ratu semut dapat berperang dengan komunitas semut yang dipimpin oleh ratu lainnya. Hewan lain umumnya bertarung individu-individu.
(c). Semut mengenal sistem navigasi yang baik untuk mendeteksi makanan dan sarang musuh.
(d). Semut pun mengenal suku, ras dan strata sosial (kelas penjaga ratu, pekerja, komandan tempur dan ratu).
(e). Mereka pun mengenal harakiri; bila paceklik mereka akan mengorbankan dirinya untuk dimakan sang ratu.
(f). Semut memiliki dua perut. Satu perut untuk menyimpan makanan bagi dirinya sendiri dan perut lainnya berguna untuk menyimpan makanan yang bisa dibagikan ke semut lain.
Pelajaran yang bisa diambil :
Teknologi adalah suatu pengetahuan untuk menciptakan alat, tindakan pengolahan, serta memanfaatkan suatu benda agar bermanfaat. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya mengembangkan teknologi ini dalam rangka memajukan kehidupan dan memakmurkan bumi ini.
Diantara jenis teknologi yang bisa dikembangkan umat Islam adalah :
(1). Teknologi Komunikasi, seperti telepon, fax, telegram, WhatsApp, Facebook, Twitter, Line dll.
(2). Teknologi Konstruksi, seperti traktor untuk mengelola tanah atau membangun gedung, software untuk komputer dll.
(3). Teknologi Medis, seperti obat-obatan dan alat-alat medis untuk pengobatan dan mengurangi rasa sakit.
(4). Teknologi Informasi, seperti perangkat-perangkat lunak maupun keras untuk memudahkan menyimpan dan menyampaikan informasi yang bisa dimanfaatkan oleh kantor-kantor dan lembaga-lembaga negeri maupun swasta.
Senin, 03 Rabi’ul Akhir 1438 H / 02 Januari 2017 M
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »