Tanya Jawab Seputar Shalat Sunnah (3)
Seri Fiqh Ibadah
PERTANYAAN:
Apakah shalat sunnah lebih baik dikerjakan di rumah ataukah di masjid?
JAWABAN:
Shalat sunnah lebih baik dikerjakan di rumah daripada di masjid. Kaidah hukum ini berlaku umum, baik di masjid biasa, Masjidil Haram, maupun Masjid Nabawi. Hal ini berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Wahai manusia sekalian, kerjakanlah shalat di rumah kalian, karena sesungguhnya sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya kecuali shalat wajib."
Hal ini dikuatkan dengan hadits Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Kerjakanlah sebagian dari shalat di rumah kalian dan janganlah menjadikan rumah kalian sebagai kuburan."
•••
PERTANYAAN:
Apakah dalam safar kita juga dianjurkan untuk shalat rawatib?
JAWABAN:
Seseorang boleh shalat rawatib di dalam safarnya. Akan tetapi, sebaiknya tidak usah mengerjakannya karena dalam keadaan safar, sedangkan shalat fardu saja dianjurkan untuk diqashar. Tentu dengan sendirinya shalat rawatib pun dianjurkan untuk ditinggalkannya. Logikanya, daripada shalat rawatib, lebih baik menyempurnakan shalat fardhu.
Namun, terdapat pengecualian, yaitu dianjurkan shalat dua rakaat sebelum shalat subuh. Karena, ada hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah ketika dalam perang tetap mengerjakan shalat sunnah sebelum shalat Subuh.
Hal ini sebagaimana yang terdapat di dalam hadits Imran bin Husain radhiyallahu 'anhu,
"Pada suatu perjalanan, rombongan yang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertidur pulas sehingga terlambat Shalat Subuh. Kemudian mereka terbangun karena teriknya sinar matahari, lalu mereka berpindah ketempat lain sehingga matahari tinggi. Kemudian beliau memerintahkan seorang muadzin untuk mengumandangkan adzan. Setelah Itu beliau shalat dua rakaat sebelum Subuh, lalu memerintah untuk iqamat, dan beliau pun Shalat Subuh."
•••
PERTANYAAN:
Manakah yang lebih utama, shalat sunnah rawatib di rumah atau di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi? Sebab, kebanyakan orang memandang shalat sunnah di Masjid Haram dan Masjid Nabawi lebih utama karena akan mendapatkan pahala 10000 atau 1000 kali lipat dibanding tempat lain?
JAWABAN:
Hadist-hadits yang ada menunjukkan bahwa melaksanakan shalat di rumah lebih baik daripada shalat sunnah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, karena waktu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan hadits-hadits tersebut beliau berada di Madinah. Seandainya shalat di Masjid Nabawi lebih baik, tentunya beliau akan menerangkan hal itu.
Bahkan tidak diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau melaksanakan shalat rawatib atau shalat shalat sunnah lainnya di Masjid Nabawi, kecuali shalat sunnah yang memang pelaksanaannya di masjid maka beliau melakukan hal Itu di masjid.
•••
PERTANYAAN:
Kapan waktu shalat rawatib?
JAWABAN:
Shalat rawatib qabliyah dimulai sejak masuknya shalat fardhu hingga selesai pelaksanaan shalat tersebut, seperti halnya shalat rawatib Fajar maka dimulai sejak dikumandangkannya adzan Subuh sampai selesai pelaksanaan Shalat Subuh.
Adapun waktu shalat rawatib ba'diyah adalah semenjak selesai pelaksanaan shalat fardhu sampai habis waktunya. Misalnya, shalat rawatib setelah Zhuhur maka waktunya semenjak selesai Shalat Zhuhur hingga masuk waktu Shalat Ashar.
Wallahu A'lam
DR. Ahmad Zain An-Najah, MA.
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »