Karya Tulis
929 Hits

Bab 2 Sebaik-baik Kisah


نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَاۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَ ۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ  

 

 Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.

(QS. Yusuf: 3) 

 

Pelajaran dari ayat di atas

 

Pelajaran (1) Makna Kisah

 

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْك اَحْسَنَ الْقَصَصِ

 

“Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik.”

 

Kisah adalah perkataan yang berurutan dan bersambung, diambil dari Bahasa Arab (al-qishah) yang kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi 'kisah'. Di dalam at-Tafsir al-Wasith (7/317) disebutkan,

 

القصص : إتباع الخبر بعضه بعضا ، وأصله فى اللغة المتابعة

 

Al-Qashash adalah memberikan berita secara bersambung. Sedangkan secara bahasa al-Qashash artinya mengikuti.”

 

Dalil bahwa kisah itu artinya mengikuti adalah sebagai berikut;

 

(1) Firman Allah,

 

 وَقَالَتْ لأُخْتِهِ قُصِّيهِ

 

“Berkata (Ummu Musa) kepada saudari Musa, “Ikutilah jejaknya.” (Qs. al-Qashash: 11)

 

Lafadz (Qushshihi) pada ayat di atas artinya ikuti (jejaknya).

 

(2) Begitu juga firman-Nya,

 

 قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا

 

“Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari." Lalu keduanya kembali, mengikuti  jejak mereka semula.” (Qs. al-Kahfi: 64)  

Lafadz (Qashasha) pada ayat di atas artinya mengikuti (jejak mereka berdua).

 

Pelajaran (2) Sebaik-baik Kisah

 

Kisah dalam al-Qur'an adalah kisah nyata yang paling baik, di dalamnya terdapat banyak pelajaran bagi kehidupan. Bukan kisah fiktif.

 

Berkata Sayyid Thanthawi di dalam at-Tafsir al-Wasith (7/317),

 

والمعنى : نحن نقص عليك - أيها الرسول الكريم " أحسن القصص " أى : أحسن أنواع البيان ، وأوفاه بالغرض الذى سبق من أجله .وإنما كان قصص القرآن أحسن القصص ، لاشتماله على أصدق الأخبار ، وأبلغ الأساليب ، وأجمعها للحكم والعبر والعظات

 

“Artinya; Kami menceritakan kepadamu wahai Rasul yang mulia, ‘Sebaik-baik Kisah’, yaitu sebaik-baik bentuk penjelasan dan paling sesuai dengan yang dimaksud dari cerita tersebut. Disebut sebaik-baik cerita, karena mencakup berita yang paling jujur, dengan metode yang mengena, dan paling sarat dengan hikmah, ibrah dan nasehat.”

 

Kenapa kisah Nabi Yusuf disebut “Sebaik-baik Kisah”? Para ulama berbeda pendapat di dalam memahaminya, al-Qurthubi di dalam tafsirnya (9/80) meringkasnya dalam beberapa poin, yaitu:

 

 فقيل : لأنه ليست قصة في القرآن تتضمن من العِبر والحِكم ما تتضمن هذه القصّة؛ وبيانه قوله في آخرها : { لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُوْلِي الألباب } [ يوسف : 111 ] . وقيل : سماها أحسن القَصص لحسن مجاوزة يوسف عن إخوته ، وصبره على أذاهم ، وعفوه عنهم بعد الالتقاء بهم عن ذكر ما تعاطوه ، وكرمه في العفو عنهم ، حتى قال : { لاَ تَثْرَيبَ عَلَيْكُمُ اليوم } [ يوسف : 92 ] . وقيل : لأن فيها ذكر الأنبياء والصالحين والملائكة والشياطين ، والجنّ والإنس والأنعام والطّير ، وسير الملوك والممالك ، والتّجار والعلماء والجهّال ، والرجال والنّساء وحِيلهنّ ومكرهنّ ، وفيها ذكر التّوحيد والفقه والسِّيرَ وتعبير الرؤيا ، والسياسة والمعاشرة وتدبير المعاش ، وجمل الفوائد التي تصلح للدين والدنيا . وقيل : لأن فيها ذكر الحبيب والمحبوب وسيرهما . وقيل : «أَحْسَنَ» هنا بمعنى أعجب . وقال بعض أهل المعاني : إنما كانت أحسن القَصَص لأن كل من ذكر فيها كان مآله السعادة؛ انظر إلى يوسف وأبيه وإخوته ، وامرأة العزيز؛ قيل : والملك أيضاً أسلم بيوسف وحسن إسلامه ، ومستعبر الرؤيا الساقي ، والشاهد فيما يقال؛ فما كان أمر الجميع إلا إلى خير .

 

“(1) Kisah Nabi Yusuf adalah kisah yang mengandung pelajaran dan hikmah yang sangat banyak, ini tidak terdapat di dalam kisah lain dalam al-Qur’an. Ini berdasarkan firman Allah, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Qs. Yusuf: 111)

 

(2) Karena di dalam kisah ini, Nabi Yusuf sangat sabar terhadap gangguan dan kejahatan yang dilakukan saudara-suadaranya kepadanya. Tetapi walaupun begitu, beliau memaafkan kesalahan saudara-saudaranya, (padahal beliau sangat mampu membalasnya, khususnya beliau sudah menjadi menteri besar, sedang saudara-saudaranya sangat membutuhkan bantuannya). Beliau bahkan mengatakan sebagaimana di dalam firman Allah, “Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu.”  (Qs. Yusuf: 92)

 

(3)  Karena di dalam kisah Nabi Yusuf ini disebutkan tentang para Nabi yang shalih, Malaikat, Syetan, Jin, Manusia, binatang ternak, burung, perilaku para raja dan budak, para pedagang, para ulama, orang-orang awam yang bodoh, laki-laki, para wanita dan tipu daya mereka. Di dalamnya juga disebut tentang masalah tauhid, fiqh, sejarah, takwil mimpi, politik, pergaulan, manajemen kehidupan, serta beberapa manfaat untuk perbaikan agama dan dunia.

 

(4) Karena di dalam kisah Nabi Yusuf, disebutkan hubungan antara dua orang yang saling mencintai, dan perilaku keduanya.

 

(5) Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud (sebaik-baik kisah) maksudnya kisah yang paling mengagumkan.

 

(6) Disebut sebaik baik kisah, karena semua orang yang disebut di dalam cerita tersebut berakhir dengan kebahagiaan. Seperti yang terjadi pada diri Yusuf, bapak dan saudara-saudaranya, serta istri pembesar Mesir. Bahkan diriwayatkan Raja Mesir pun akhirnya masuk Islam di tangan Nabi Yusuf dan menjadi orang Islam yang baik. Begitu juga (temannya satu penjara yang selamat), yaitu  penyedia minuman untuk raja, akhirnya masuk Islam juga. Termasuk juga saksi (yang berada di dalam rumah Zulaikha ketika merayu Nabi Yusuf). Semua yang disebut di atas, nasibnya menjadi baik.”

 

Ayat di atas juga menunjukkan anjuran untuk banyak membaca kisah-kisah dalam al-Qur'an. Para ulama banyak yang menulis tentang kisah-kisah di dalam al-Qur’an diantaranya adalah;

1. Qashashu al-Anbiya’, karya Ibnu Katsir.

2. Qashashu al-Anbiya, karya Syekh Mutawally asy-Sya’rawi.

3. Qashashu al-Qur’an al-Karim ‘Idhat wa ‘Ibar, karya Dr. Said Abdul al’Adhim.

4. Al-Mustafad min Qashashi al-Qur’an, karya Dr. Abdul Karim Zaidan.

 

Pelajaran (3) Wahyu mengajarkan Ilmu  

 

بِمَاۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَ

 

“Dengan mewahyukan al-Qur'an ini kepadamu.” 

 

Kisah ini berdasarkan wahyu, yang berarti merupakan petunjuk bagi kehidupan manusia. Barang siapa yang mencari petunjuk selain dari al-Qur’an dan Sunnah, maka dia akan sesat. Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu 'anhu bahwa ‘Umar bin al-Khattab suatu ketika membawa Taurat di depan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan membacanya, maka tiba-tiba beliau murka dan bersabda,

 

وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعنِي

 

Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, seandainya Musa hidup, maka tidak boleh baginya kecuali akan mengikutiku.” (HR. Ahmad)

 

Hadist di atas mirip dengan apa yang ditulis oleh Ibnu Jauzi di dalam Zadu al-Masir (3/398),

 

 فروي عن سعيد بن جبير قال : اجتمع أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم إِلى سلمان ، فقالوا : حدِّثنا عن التوراة فانها حسن ما فيها ، فأنزل الله تعالى { نحن نقص عليك أحسن القصص } يعني : قصص القرآن أحسن مما في التوراة

 

“Diriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, berkata, “Sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berkumpul di depan Salman, mereka berkata: “Ceritakan kepada kami tentang Taurat, karena di dalamnya terdapat hal-hal yang baik.” Maka Allah turunkan ayat ini, “Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik.” Maksudnya bahwa kisah di dalam al-Qur’an lebih baik dari apa yang terdapat di dalam Taurat.”

 

Tanpa wahyu seseorang tidak mungkin mengetahui kisah Nabi Yusuf ini dan tidak pula tentang kisah yang lain, bahkan tidak pula mengetahui tentang ilmu agama dan petunjuk Allah. Allah berfirman,

 

وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ 

 

“...dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.”

 

Berkata Sayid Thanthawi di dalam at-Tafsir al-Wasith (7/317),

 

والمعنى : نحن نقص عليك أحسن القصص بسبب ما أوحيناه إليك من هذا القرآن . والحال أنك كنت قبل إيحائنا إليك بهذا القرآن ، من الغافلين عن تفاصيل هذا القصص ، وعن دقائق أخباره وأحداثه ، شأنك فى ذلك شأن قومك الأميين .

 

“Artinya Kami ceritakan kepadamu sebaik-baik kisah karena kami wahyukan kepadamu al-Qur’an ini, dan sebelum kamu mendapatkan wahyu al-Qur’an ini, kamu termasuk orang yang tidak mengetahui tentang rincian cerita ini, serta detail berita dan kejadiannya. Dalam hal ini kamu seperti kaummu yang umiyyun.”

 

Makna ayat di atas mirip dengan ayat-ayat lain, diantaranya adalah;

 

(1) Firman Allah,

 

 تِلْكَ مِنْ أَنْبَآءِ الغيب نُوحِيهَآ إِلَيْكَ مَا كُنتَ تَعْلَمُهَآ أَنتَ وَلاَ قَوْمُكَ مِن قَبْلِ هذا فاصبر إِنَّ العاقبة لِلْمُتَّقِينَ

 

Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa (Qs. Hud: 49)

(2) Juga dengan firman-Nya,

 

وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗ مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰـكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا ۗ وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْۤ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ 

 

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.” (Qs. asy-Syura: 52)

 

(3) Allah juga berfirman,

 

وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰى 

 

“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.”  (Qs. adh-Dhuha: 7)

KARYA TULIS