Karya Tulis
690 Hits

Bab 12 Beratnya Sebuah Perpisahan


 قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ  قَالُوا لَئِنْ أَكَلَهُ الذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّا إِذًا لَخَاسِرُونَ

 

“Berkata Ya'kub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya." Mereka berkata: "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi".”

(Qs. Yusuf: 13-14)

 

Pelajaran dari ayat di atas

 

Pelajaran (1) Beratnya Sebuah Perpisahan

 

 قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ

 

“Berkata Ya'qub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku".”

 

(1) Seorang bapak yang mencintai anaknya, dan selalu membersamainya akan merasa berbahagia dengan keberadaan anak tersebut disampingnya. Dia bisa bercengkrama, bermain dan mengungkapkan isi hatinya, itu yang dimaksud dengan qurratu a’yun (penyejuk mata), sebagaimana dalam firman-Nya,

 

 وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

 

“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".”  (Qs. al-Furqan: 74)

 

(2) Perpisahan seorang bapak dengan anak yang dicintainya sangatlah menyedihkan hati, terutama jika perpisahan itu akan berlangsung lama bahkan mungkin selamanya. Inilah yang dirasakan oleh Nabi Ya’kub ketika Yusuf diajak pergi oleh saudara-saudaranya yang notabene tidak menyayangi Yusuf, bahkan cenderung iri dan hasad.

 

Berkata Ibnu Katsir di dalam tafsir (2/452),

 

أَيْ يَشُقّ عَلَيَّ مُفَارَقَته مُدَّة ذَهَابكُمْ بِهِ إِلَى أَنْ يَرْجِعَ وَذَلِكَ لِفَرْطِ مَحَبَّته لَهُ لِمَا يَتَوَسَّم فِيهِ مِنْ الْخَيْر الْعَظِيم وَشَمَائِل النُّبُوَّة وَالْكَمَال فِي الْخُلُق وَالْخَلْق صَلَوَات اللَّه وَسَلَامه عَلَيْهِ .

 

  1. “(Yaitu sangat berat bagiku untuk berpisah dengannya selama kalian pergi sampai dia pulang). Hal itu karena Nabi Ya’kub sangat mencintai Yusuf karena terdapat tanda-tanda pada dirinya kebaikan yang besar, sifat-sifat kenabian, dan kesempurnaan di dalam fisik dan akhlaknya 'alaihi as-salam.”   

 

(3) Nabi Ya’kub merasa sedih dengan kepergian bersama saudara-saudaranya karena melihat gelagat saudara-saudara Yusuf yang mencurigakan dan dikhawatirkan akan membuat makar kepada Yusuf. Tetapi dalam waktu yang sama beliau tidak mampu mengungkapkan perasaan tersebut karena tidak cukup alasan untuk melarang kepergian Yusuf.

 

Pelajaran (2) Takut pada Serigala  

 

وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ

 

“Dan aku khawatir serigala akan memakannya (Yusuf).”

 

Para ulama berbeda pendapat tentang penyebab Nabi Ya’kub mengungkapkan hal ini;

 

Pendapat Pertama, menyatakan bahwa Nabi Ya’kub mengungkapkan hal itu hanya sebagai alasan supaya Yusuf tidak pergi bersama saudara-saudaranya. Sebenarnya beliau lebih khawatir kepada saudara-saudara Yusuf yang akan mencelakakannya daripada kekhawatiran beliau terhadap serigala. 

 

Al-Qurthubi di dalam tafsirnya (9/93) menyebutkan pendapat  yang menyatakan bahwa Nabi Ya’kub mengganggap saudara-saudara Yusuf seperti para serigala yang hendak menerkam mangsanya. Jadi, beliau khawatir mereka akan membunuh Yusuf, maka dia menyebut mereka dengan ‘serigala’. Berkata Ibnu ‘Abbas; ‘Nabi Ya’kub menamakan mereka dengan serigala-serigala’.”

 

Pendapat Kedua, menyatakan bahwa serigala pada waktu itu memang banyak berkeliaran di lingkungan tempat tinggal mereka, sehingga kekhawatiran Nabi Ya’kub terhadap nasib Yusuf bisa diterima oleh akal sehat.

 

Pendapat Ketiga, hal itu karena Nabi Ya’kub bermimpi pada malam harinya bahwa serigala menerkam Yusuf, maka beliau sangat khawatir hal itu benar-benar terjadi.

 

Berkata al-Baghawi di dalam Ma’alim at-Tanzil (2/479),

 

وذلك أن يعقوب كان رأى في المنام كأن ذئبا شدّ على يوسف، فكان يخاف من ذلك

 

“Hal itu karena Ya’kub melihat dalam mimpi seakan-akan ada serigala yang menyerang Yusuf, maka beliau sangat khawatir akan hal itu.”

 

Pelajaran (3) Prediksi Sebuah Kejadian

 

 وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ

 

“Sedang kamu lengah daripadanya (Yusuf).”

 

(1) Nabi Ya’kub sangat mengetahui sifat dan karakter anak-anaknya, termasuk di dalamnya saudara-saudara Yusuf mereka sering bertindak ceroboh dan tidak berhati-hati. Di samping sifat mereka yang menunjukkan ketidaksenangan kepada Yusuf.

 

(2) Nabi Ya’kub memprediksi bahwa saudara-saudara Yusuf akan lengah dalam menjaga adiknya. Prediksi dibolehkan di dalam Islam, selama hal itu berdasarkan penelitian dan pengalaman, serta memiliki naskah akademis, seperti ramalan cuaca dan pengamatan para ahli dalam bidang ekonomi dan politik.

 

(3) Prediksi dan dugaan kadang sangat diperlukan untuk mengantisipasi sebuah kejadian, dan sifat kehati-hatian dalam mengambil keputusan.

 

Pelajaran (4) Golongan yang Kuat

 

   قَالُوا لَئِنْ أَكَلَهُ الذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّا إِذًا لَخَاسِرُونَ

 

“Mereka berkata: "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.” (Qs. Yusuf: 14)

 

(1) Anak-anak Nabi Ya’kub bukannya menangkap pesan bapaknya yang keberatan dengan kepergian Yusuf bersama mereka, justru malah menjawab kekhawatiran bapak mereka dengan dengan mengatakan, “Jika Yusuf dimakan oleh serigala, betapa merugilah kami, padahal kami adalah golongan yang kuat,” artinya tidak mungkin itu akan terjadi.

 

(2) Anak-anak Nabi Ya’kub tidak rela jika dituduh lengah dari menjaga adik mereka. Mereka menyatakan bahwa diri mereka adalah orang-orang yang kuat dan banyak.

 

 

KARYA TULIS