Karya Tulis
1160 Hits

(Qs. Al-Baqarah: 3) Bab 3 - Iman dengan yang Ghaib


IMAN DENGAN YANG GHAIB


وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

(Qs. al-Baqarah: 3)

 

Firman-Nya,

ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang ghaib.

(1) Ayat 3 dan 4 dari surah al-Baqarah ini menerangkan tentang sifat-sifat orang muttaqin. Adapun sifat yang pertama adalah mereka beriman kepada yang ghaib.

Pengertian Iman, sebagaimana disebutkan oleh para ulama adalah:

تصديق بالجنان، وقول باللسان، وعمل بالجوارح والأركان؛ يزيد بالطاعة، وينقص بالمعصية

“Membenarkan dengan hati, mengatakan dengan lisan, mengamalkan dengan anggota badan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.”

Dari pengertian di atas, seseorang tidak dikatakan beriman jika hanya membenarkan dengan hati tanpa mengucapkannya, sebagaimana Fir’aun; atau mengucapkannya tanpa mengamalkannya, sebagaimana Iblis; atau mengamalkannya tapi tidak membenarkannya dengan hati, sebagaimana orang-orang munafik.

Sedangkan pengertian Ghaib adalah sesuatu yang tidak nampak.

Beriman kepada yang ghaib disini mencakup beriman kepada Allah, Malaikat, Hari Akhir, dan Qadha Qadar, yang sering diringkas dengan iman kepada Allah dan hari akhir.

Di antara ayat-ayat yang menjelaskan iman kepada Allah dan hari akhir adalah:

(a) Firman Allah,

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. al-Ahzab: 21)

(b) Firman Allah,

لَّٰكِنِ ٱلرَّٰسِخُونَ فِي ٱلۡعِلۡمِ مِنۡهُمۡ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَۚ وَٱلۡمُقِيمِينَ ٱلصَّلَوٰةَۚ وَٱلۡمُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ أُوْلَٰٓئِكَ سَنُؤۡتِيهِمۡ أَجۡرًا عَظِيمًا   

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (al-Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (Qs. an-Nisa’: 162)

Disebut juga dalam beberapa hadist, sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذ جاره ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barang siapa beriaman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.” (HR. al-Bukhari, 5994)

(2) Di antara ayat al-Qur’an yang menyebutkan beriman kepada ghaib adalah firman Allah,

وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ٱلۡفُرۡقَانَ وَضِيَآءٗ وَذِكۡرٗا لِّلۡمُتَّقِينَ ۞ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ وَهُم مِّنَ ٱلسَّاعَةِ مُشۡفِقُونَ ۞  

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Qs. al-Anbiya’: 48-49)

Dua ayat di atas juga menunjukkan bahwa orang-orang bertakwa adalah orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka (yang tidak terlihat) dan mereka juga takut dengan datangnya hari kiamat. Dengan kata lain, mereka beriman kepada Allah dan hari akhir.

(3) Sebagian ulama menyebutkan bahwa beriman kepada yang ghaib mencakup rukun iman yang enam, yaitu beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para Rasul-Nya, hari akhir, dan Qadha dan Qadar. Di antara dalilnya adalah firman Allah,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا   

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (Qs. an-Nisa’: 136)

 

***

Ahmad Zain An-Najah

KARYA TULIS