Karya Tulis
1118 Hits

(Qs. Al-Baqarah: 3) Bab 4 - Menegakkan Shalat


MENEGAKKAN SHALAT


وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

“(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

(Qs. al-Baqarah: 3)

 

Firman-Nya, 

وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ

“Yang mendirikan shalat.

(1) Sifat kedua orang-orang bertakwa adalah menegakkan shalat.

Disini Allah menyebutkan dengan kalimat (وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ ) menegakkan shalat, bukan (يفعلون الصلاة) melaksanakan shalat.

Karena menegakkan shalat artinya :

  1. Mereka melaksanakan shalat, sesuai dengan syarat dan rukunnya,
  2. Melaksanakan shalat di awal waktu, dan
  3. Secara berjama’ah di masjid,
  4. Diniatkan karna mencari pahala dari Allah,
  5. Tidak riya’,
  6. Tidak bermalas-malas didalam melaksanakannya,
  7. Mentadaburi bacaan-bacaan di dalamnya,
  8. Shalat mereka mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,
  9. Dan mereka melakukan itu semua secara terus menerus dan istiqamah.

Sedangkan kalau disebut ( يفعلون الصلاة) artinya hanya melaksanakan shalat tanpa memperhatikan 9 hal diatas.

(2) Adapun dalil terhadap 9 hal yang harus diperhatikan dalam shalat, diantaranya adalah:

1. Shalat itu, hendaknya dilakukan dengan khusu’. Allah berfirman,

قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ١ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ خَٰشِعُونَ ٢

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,” (Qs. Al-Mukminun: 1-2)

2. Pengertian khusu’ yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan bertemu dengan Allah. Allah berfirman,

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ ٤٥ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ ٤٦  

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (Qs. Al-Baqarah: 45-46)

3. Mereka selalu menegakkan shalat selama hidup mereka. Allah berfirman,

ٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ دَآئِمُونَ ٢٣

“yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,” (Qs. Al-Ma’arij: 23)

4. Mereka selalu menjaga kualitas shalat mereka, juga menjaga shalat-shalat sunnah selain shalat wajib. Allah berfirman,

وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ٣٤

“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (Qs. Al-Ma’arij: 34)

5. Mereka tidak riya’ (pamer) ketika melaksanakan sholat.

6. Mereka tidak bermalas-malasan dalam mengerjakan sholat. Allah berfirman,

إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا ١٤٢  

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Qs. An-Nisa’: 142)

7. Mereka tidak menyia-nyiakan dan meninggalkan sholat. Allah berfirman,

 فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُواْ ٱلشَّهَوَٰتِۖ فَسَوۡفَ يَلۡقَوۡنَ غَيًّا ٥٩  

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,” (Qs. Maryam: 59)

8. Mereka selalu menyuruh keluarga mereka untuk menegakkan sholat dan bersabar atasnya. Allah berfirman,

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ ١٣٢

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Qs.Toha: 132)

9. Sholat mereka dapat mencegah mereka dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman,

ٱتۡلُ مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ ٤٥  

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-‘Ankabut: 45)

(3) Makna Sholat

- Adapun makna sholat secara bahasa adalah berdoa. Di dalam hadist disebutkan,

إِذا دُعِيَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ، وَإنْ كانَ مُفْطِرًا فَلْيَطْعَمْ

“Jika salah satu diantara kalian diundang untuk makan, hendaknya dia memenuhi (undangan tersebut). Jika dalam keadaan tidak berpuasa, hendaknya dia ikut makan. Tetapi jika dalam keadaan berpuasa, hendaknya dia sholat (yaitu mendoakan orang yang mengundang tersebut).”

Di dalam hadist di atas, disebutkan bahwa sholat artinya berdoa. Makna sholat yang berarti doa juga disebut di dalam firman Allah,

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ١٠٣  

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. At-Taubah: 103)

-  Adapun sholat secara istilah: adalah “Suatu ibadah tertentu yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam sesuai dengan syarat dan rukunnya.”

Untuk rincian masalah hukum sholat dan syarat serta rukunnya silahkan dirujuk ke buku-buku fiqih.

 

***

Ahmad Zain An-Najah

KARYA TULIS