(Qs. Al-Baqarah: 19-20) Bab 16 - Al-Qur'an dan Air Hujan
AL-QUR’AN DAN AIR HUJAN
أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ ۞ يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ۞
“Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”
(Qs.Al-Baqarah (2 ) : 19-20)
1. Al-Qur'an dan Air Hujan
Dalam ayat ini, Allah memberikan permitsalan orang munafik ketika dibacakan kepadanya al-Qur'an. Dia takut mendengar al-Qur'an yang di dalamnya dijelaskan tentang keagungan Allah, hukum-hukum Allah, perintah dan larangan, keadaan hari kiamat, surga bagi orang beriman, neraka bagi orang kafir. Orang munafik sangat takut mendapatkan perintah untuk beribadah, zakat dan berjihad di jalan Allah.
Hujan di dalam ayat ini diartikan al-Qur'an. Di antara persamaan al-Qur'an dan hujan sebagai berikut :
Al-Qur'an dan hujan keduanya turun dari langit.
Al-Qur'an dan hujan keduanya membawa keberkahan, kesucian, dan kenyamanan dan manfaat bagi manusia.
Al-Qur'an mampu menghidupkan hati yang mati, sedangkan hujan, mampu menghidupkan tanah yang tandus.
a) Al-Qur'an menghidupkan hati yang mati ditunjukkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ رُوحٗا مِّنۡ أَمۡرِنَاۚ مَا كُنتَ تَدۡرِي مَا ٱلۡكِتَٰبُ وَلَا ٱلۡإِيمَٰنُ وَلَٰكِن جَعَلۡنَٰهُ نُورٗا نَّهۡدِي بِهِۦ مَن نَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِنَاۚ وَإِنَّكَ لَتَهۡدِيٓ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Qs. asy-Syura (42) : 52)
Juga di dalam firman-Nya :
أَوَمَن كَانَ مَيۡتٗا فَأَحۡيَيۡنَٰهُ وَجَعَلۡنَا لَهُۥ نُورٗا يَمۡشِي بِهِۦ فِي ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُۥ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ لَيۡسَ بِخَارِجٖ مِّنۡهَاۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلۡكَٰفِرِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. al-An’am (6) : 122)
b) Adapun hujan mampu menghidupkan tanah yang tandus. Sangat banyak sekali disebutkan dalam al-Qur'an, di antaranya :
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٖ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا
“Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya.” (Qs. al-Baqarah (2) : 164)
Juga di dalam firman-Nya :
فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِۚ
“Lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan.” (Qs. al-A’raf (7) : 57)
c) Al-Qur'an membersihkan kotoran dan debu yang menutupi hati, hujan membersihkan udara dari polusi dan sungai dari sampah dan penyakit
d) Jika hati seseorang panas dan gersang, maka menjadi sejuk ketika membaca al-Qur'an sedangkan udara yang panas dan gerah akan sejuk jika turun hujan
e) Syetan lari dan takut ketika dibacakan al-Qur'an. Begitu juga syetan (iblis) takut dan lari ketika turun hujan. Karena api tidak ketemu dengan air
Ini dijelaskan di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
إِذۡ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةٗ مِّنۡهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذۡهِبَ عَنكُمۡ رِجۡزَ ٱلشَّيۡطَٰنِ وَلِيَرۡبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمۡ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلۡأَقۡدَامَ
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syetan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (Qs. al-Anfal (8) : 11)
Di dalam riwayat hadist disebutkan bahwa jika seseorang sedang marah, diperintahkan untuk wudhu, supaya hatinya adem dan dingin, karena marah berasal dari syetan. Syetan diciptakan dari api, dan api akan padam ketika disiram air wudhu.
Dari surah al-Anfal ayat 11 di atas, sebagian ulama menyatakan orang yang kesurupan syetan atau orang gila untuk sering hujan-hujanan atau minum air hujan yang sudah dibacakan di dalamnya al-Qur'an dengan tujuan agar syetannya lari.
2. Kegelapan, Guruh, Kilat dan Petir
Ketika turun hujan lebat ada empat hal yang mengiringinya : Kegelapan, Guruh, Kilat dan Petir. Di bawah ini keterangan dari empat hal tersebut
a) Kegelapan (ظلمات)
Yang dimaksud kegelapan di sini adalah keadaan hidup orang munafik yang tidak mendapat hidayah dari Allah.
Hatinya tidak tenang dan dipenuhi dengan kegelisahan, kekecewaan, kesedihan dan kebingungan di dalam menghadapi problematika hidup di dunia ini. Dia tidak memahami dan mengetahui tujuan hidup ini untuk apa.
Banyak sekali orang munafik atau kafir, yang hidupnya dalam kebingungan dan kegelapan walau bergelimpangan dengan harta dan kekuasaan.
Dalam sebuah data disebutkan bahwa negara-negara yang paling banyak penduduknya yang melakukan bunuh diri, justru banyak dari negara-negara maju dan kaya. Sebaliknya negara-negara yang paling sedikit penduduknya yang bunuh diri adalah negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, walaupun mereka hidup dalam kesederhanaan.
Alexis Carrel seorang ilmuwan Barat dalam bidang kedokteran, pernah menulis kegalauan hidupnya dan kebingungan terhadap hakikat dunia ini dalam bukunya yang sangat terkenal “Man the Unknown” diterjemahkan dalam Bahasa Arab dengan judul (الإنسان ذلك هو المجهول) Manusia adalah Makhluk Misterius.
b) Guruh (رَعۡدٞ)
Yang dimaksud guruh dalam ayat ini adalah suara gemuruh al-Qur'an yang dibaca kaum muslimin di setiap tempat. Orang yang mendengarnya bisa terpengaruh dan terbawa emosionalnya, haru, takut, gembira, ada harapan, dan ada pula rasa takut terhadap isi ayat-ayat yang dibacakan tersebut.
Orang munafik ingin menjauhi suara gemuruh al-Qur'an tersebut khawatir terpengaruh dengannya dan tidak siap menanggung resiko dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan yang ada di dalamnya.
Sebagian ulama menafsirkan “Guruh” dengan ancaman-ancaman adzab pedih kepada orang-orang kafir dan munafik, sehingga mereka tidak mau mendengarnya.
c) Kilat (بَرۡق)
Kilat di dalam ayat ini maksudnya adalah lantunan ayat-ayat al-Qur'an yang isinya menggetarkan hati orang yang mendengarnya, membuatnya luluh hatinya, menyadarkan diri dari kelalaiannya selama ini.
Sebagian ulama menafsirkan “kilat” disini sebagai ayat-ayat yang jelas dan hujah-hujah yang nyata yang tidak bisa dibantah oleh orang-orang munafik dan orang kafir.
d) Petir (صَّوَٰعِقِ)
Petir dalam ayat ini diartikan sebagai ajaran-ajaran untuk berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa (Jihad fii sabilillah). Sebagian ulama mengartikan petir sebagai tugas seorang muslim yang membutuhkan pengorbanan seperti zakat, haji dan jihad.
3. Menutup Telinga dari Suara Petir
Dalam surah al-Baqarah ayat 19 di atas digambarkan bahwa orang-orang munafik menaruh jari-jari tangan mereka di telinga supaya tidak mendengar suara petir karena takut mati.
Maksud ayat di atas bahwa orang-orang munafik menutup telinga mereka supaya tidak mendengar perintah-perintah Allah dalam al-Qur'an sebagaimana sudah diterangkan sebelumnya.
Maksud ( حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِ) “takut mati” adalah mereka takut terpengaruh dengan ayat-ayat al-Qur'an yang mereka dengar dan membuat mereka masuk Islam dan beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Hal itu mereka sebut “kematian”.
Terdapat kisah yang serupa yang terjadi di Makkah di awal dakwah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yaitu ketika Abu Bakar ash-Siddiq sudah memeluk Islam, beliau shalat di teras rumahnya dengan mengeraskan bacaan al-Qur'an, karena bacaan beliau membuat orang yang mendengarnya menjadi haru, maka banyak tetangga laki-laki dan perempuan bahkan anak-anak berkumpul di sekitar rumah beliau untuk mendengar bacaan Abu Bakar ash-Shiddiq.
Melihat fenomena semacam itu, maka para pembesar Quraisy melarang mereka untuk mendatangi rumah Abu Bakar, bahkan melarang Abu Bakar untuk membaca al-Qur'an keras-keras.
Maha benar Allah dalam firman-Nya :
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَا تَسۡمَعُواْ لِهَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ وَٱلۡغَوۡاْ فِيهِ لَعَلَّكُمۡ تَغۡلِبُونَ
“Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka".” (Qs. Fushilat ( 41) : 26)
4. Orang Munafik Mencari Maslahat Pribadi
a) Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ أَبۡصَٰرَهُمۡ
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka.” (Qs. al-Baqarah (2) : 20)
Maksudnya hampir ayat-ayat al-Qur'an yang mereka dengar membuat mereka tertarik dengannya.
Sebagian ulama menafsirkan bahwa maksudnya hampir ayat-ayat al-Qur'an membuat mata mereka buta karena begitu takutnya mereka dengan isinya.
b) Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُواْ
“Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.” (Qs. al-Baqarah (2) : 20)
Maksudnya : Ketika ayat-ayat al-Qur'an berbicara sesuatu yang sesuai dengan kepentingan mereka, maka mereka mengikutinya.
Tetapi, jika isinya bertentangan dengan kepentingan dan maslahat mereka, maka mereka diam, tidak mau mengamalkan.
Intinya, orang munafik mengambil al-Qur'an dan ajaran Islam yang sesuai dengan kepentingan mereka saja. Dan meninggalkan yang tidak sesuai dengan kepentingan mereka. Ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ لَا تَسۡفِكُونَ دِمَآءَكُمۡ وَلَا تُخۡرِجُونَ أَنفُسَكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ ثُمَّ أَقۡرَرۡتُمۡ وَأَنتُمۡ تَشۡهَدُونَ ۞ ثُمَّ أَنتُمۡ هَٰٓؤُلَآءِ تَقۡتُلُونَ أَنفُسَكُمۡ وَتُخۡرِجُونَ فَرِيقٗا مِّنكُم مِّن دِيَٰرِهِمۡ تَظَٰهَرُونَ عَلَيۡهِم بِٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِ وَإِن يَأۡتُوكُمۡ أُسَٰرَىٰ تُفَٰدُوهُمۡ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيۡكُمۡ إِخۡرَاجُهُمۡۚ أَفَتُؤۡمِنُونَ بِبَعۡضِ ٱلۡكِتَٰبِ وَتَكۡفُرُونَ بِبَعۡضٖۚ فَمَا جَزَآءُ مَن يَفۡعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمۡ إِلَّا خِزۡيٞ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰٓ أَشَدِّ ٱلۡعَذَابِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ ۞
“Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Qs. al-Baqarah (2) : 85)
Wallahu A'lam
****
Jakarta, Ahad 19 Desember 2021
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »