Karya Tulis
950 Hits

Tafsir An-Najah (Qs. Al-Baqarah: 31-32) Bab 27- Ilmu Kunci Perbaikan


ILMU KUNCI PERBAIKAN BUMI

 

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ۞ قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيم

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".”

(Qs.  Al-Baqarah: 31-32)

 

(1) Penciptaan Nabi Adam

Nabi Adam diciptakan dari tanah yang ada di bumi. Dalam riwayat Ibnu Mas’ud disebutkan bahwa malaikat diutus Allah untuk mengambil tanah di bumi. Maka malaikat mengambilnya dari beberapa tempat, ada yang berwarna merah, putih dan hitam. Maka anak Adam (manusia) warna kulitnya berbeda-beda berdasarkan warna tanah yang diambil.

Riwayat ini dikuatkan dengan hadits Abu Musa al-Asy’ari bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيعِ الأَرْضِ فَجَاءَ بَنُو آدَمَ عَلَى قَدْرِ الأَرْضِ فَجَاءَ مِنْهُمُ الأَحْمَرُ وَالأَبْيَضُ وَالأَسْوَدُ وَبَيْنَ ذَلِكَ وَالسَّهْلُ وَالْحَزْنُ وَالْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ

“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari genggaman tanah, yang diambil dari seluruh tanah di muka bumi ini. Maka anak Adam tercipta sesuai dengan tanah yang diambilnya. Sebagian mereka ada yang berwarna merah, putih dan hitam, serta campuran dari ketiganya. Ada juga yang sifatnya mudah, sulit, jelek, dan baik.” (HR. at-Tirmidzi, 2955. Abu Isa berkata: ‘Hadits ini Hasan Shahih’)

Oleh karena itu disebut Adam, karena tercipta dari “Adim al-Ardhi” yaitu tanah di permukaan bumi.

(2)  Pengajaran Nabi Adam

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ   

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"” (Qs.  al-Baqarah: 31)

(a) Allah mengajarkan kepada Nabi Adam semua nama-nama yang ada di muka bumi, sampai barang-barang yang kecil. Dari situ, sebagian ulama mengatakan bahwa mengajarkan bahasa itu dari Allah langsung, bukan kesepakatan sekelompok manusia.

(b) Ini juga menunjukkan bahwa yang paling penting dalam kehidupan manusia itu adalah ilmu. Berkata Ali bin Abi Thalib,

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

“Barangsiapa yang menginginkan dunia, hendaknya mencarinya dengan ilmu, dan barangsiapa yang mencari akhirat, hendaknya dengan ilmu, dan barangsiapa ingin mencari dunia dan akhirat, hendaknya dengan ilmu.”

Bahkan seseorang yang ingin beribadah kepada Allah, harus juga melalui ilmu.

Allah berfirman,

فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثۡوَىٰكُمۡ  

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (Qs.  Muhammad: 19)

Ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perintah membaca yang merupakan pintu ilmu, Allah berfirman,

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ   

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” (Qs.  al-Alaq: 1)

(c) Tonggak kekuasaan adalah ilmu

Allah berfirman tentang kerajaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman,

وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيۡمَٰنَ عِلۡمٗاۖ وَقَالَا ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّنۡ عِبَادِهِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ   

“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".” (Qs.  an-Naml: 15)

Untuk mengetahui tentang ilmu dan keutamaannya serta adab-adab di dalam mencarinya, silahkan dirujuk kitab yang ditulis oleh penulis yang berjudul Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan.

(3)  Ilmu Semuanya dari Allah

 قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ   

“Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".” (Qs.  al-Baqarah: 32)

Dari ayat di atas, disimpulkan bahwa seseorang yang ditanya tentang ilmu dan dia tidak mengetahuinya, wajib mengatakan: “wallahu’alam. Mengikuti jawaban malaikat ketika ditanya oleh Allah dan menjawab tidak tahu.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa suatu ketika ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah: “Tempat mana yang paling jelek? Nabi menjawab, “Saya tidak tahu sampai saya tanyakan kepada Jibril dahulu, Jibril pun menjawab, “Saya tidak tahu, sampai saya tanyakan kepada Mikail.” Kemudian beliau menjawab,

خير البِقاع المساجد و شرها الأسواق

“Sebaik-baik tempat adalah masjid, sedangkan sejelek-jelek tempat adalah pasar.”

Diriwayatkan dari Al-Haitsam bin Jamil, dia berkata, “Saya menyaksikan Malik bin Anas ditanya tentang 48 masalah agama. Beliau menjawab 32 masalah yang ditanyakan tersebut dengan jawaban “Saya tidak tahu”.

Berarti yang beliau bisa jawab hanya 16 masalah saja dari 48 masalah yang ditanyakan.

 

***

Ahmad Zain An-Najah

KARYA TULIS