Catatan Harian #22
Pertanyaan :
Assalamualaikum, afwan ustad mau tanya....
Ada teman saya yg Qurban sapi, kan utk 7 org ustad itu klo di niatkan utk :
Rasulullah saw dan empat sahabat dan nenek nya yg sdh meninggal itu gmn ustad?apa bisa? Mohon jawaban dan penjelasannya ustad. Sebelum dan sesudahnya jazakallah khair...( Faishal R, Gresik, Jam 14.00, Senin, 10/12/1437- 12/9/2016 )
Jawaban :
Banyak orang yang berqurban diniatkan untuk orangtuanya yang sudah meninggal dunia. Pertanyaannya adalah apakah pahalanya akan sampai kepada orang tuanya yang meninggal dunia tersebut?
Para ulama berbeda pendapat di dalam masalah ini: sebagian dari mereka mengatakan bahwa pahalanya tidak sampai, dan sebagian yang lainnya mengatakan bahwa pahalanya sampai.
Pendapat yang terakhir ini lebih kuat, karena ada beberapa ibadah yang dijelaskan di dalam al-Qur'an dan Hadits bahwa pahala tersebut sampai kepada mayit, seperti doa anak kepada orangtuanya, doa kaum muslimin dalam sholat jenazah, seorang anak yang menghajikan orang tuanya yang bernadzar haji dan lain-lainnya. Berkata Imam an-Nawawi di dalam al-Majmu’ ( 3/ 406 )
وأما التضحية عن الميت فقد أطلق أبو الحسن العبادي جوازها لانها ضرب من الصدقة والصدقة تصح عن الميت وتنفعه وتصل إليه بالاجماع
وقال صاحب العدة والبغوي لا تصح التضحية عن الميت إلا ان يوصي بها وبه قطع الرافعي في المجرد والله أعلم
“ Adapun berqurban untuk mayit, maka menurut Abu al-Hasan al-‘Abadi hal itu dibolehkan, karena hal itu termasuk dalam katagori shadaqah, sedangkan shadaqah sah jika diperuntukan untuk mayit dan akan bermanfaat baginya dan sampai kepadanya menurut kesepakatan ( ulama ).
Adapun pengarang kitab al-‘Uddah dan al-Baghawi menyatakan bahwa berqurban untuk mayit tidaklah sah, kecuali jika si mayit ( sebelum meninggal ) berwasiat agar berqurban untuknya. Ini yang dipegang oleh ar-Rafi’I di dalam kitab al-Mujarrad. Wallahu A’lam . “
Tapi yang perlu diingat, bahwa amalan berqurban untuk orangtuanya yang meninggal dunia, atau menghadiahkan pahalanya kepada mereka adalah perbuatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, walaupun itu boleh, tetapi bukan sesuatu yang dianjurkan, maka sebaiknya tidak usah diamalkan.
Toh, walaupun tanpa diniatkan untuk dikirimkan pahalanya kepada mereka, Insya Allah pahala tersebut dengan sendirinya akan mengalir kepada mereka sebagai balasan telah mendidik anaknya dengan baik dan benar selama hidupnya.
Ini sesuai dengan hadist Abu Hurairah radhiyalahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia meninggal maka semua amalannya terputus kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)
Adapun menghadiahkan kurban untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Khulafa’ Rasyidin, maka beliau tidak pernah meminta umatnya untuk berkurban atas namanya dan para sahabatnya. Justru sebaliknya, beliaulah yang berkurban dengan dua kambing, untuk keluarganya dan untuk umatnya yang tidak mampu berkurban, sebagaimana dalam hadist Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum menyembelih hewan kurbannya, beliau berdo’a :
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“ Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah kurban ini dari Muhammad dan keluarga Muhammad, dan dari umat Muhammad” ( HR. Muslim (1967))
Kewajiban kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak bershalawat kepadanya, dan mendo'akannya setiap saat, khususnya do'a setelah mendengar adzan agar beliau diberikan kedudukan yang mulia di sisi Allah, sebagaimana yang pernah dijanjikan kepadanya.
Kesimpulannya, setiap muslim ketika berkurban hendaknya diniatkan untuk dirinya dan keluarganya, karena dialah yang paling membutuhkan pahala dari Allah dari pada yang lainnya. Dan secara otomatis pahalanya juga akan sampai kepada kedua orangtuanya yang mendidiknya sejak kecil, kepada guru-gurunya yang mengajarinya tentang Islam, begitu juga kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang menyebarkan Islam pertama kali kepada manusia. Wallahu A’lam
( Ahmad Zain An-Najah, Pondok Gede, Jam 17.45, Senin, 10/12/1437- 12/9/2016)
===================
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »