Catatan Harian #26
belajar bersama guru
Pertanyaan
Ustadz, saya sedang belajar membaca al-Qur’an dan materi lainnya dari seorang guru yang tempatnya agak jauh. Kadang kala saya merasa malas untuk pergi ke tempat tersebut. Saya pikir, belajar sendiri atau mendengar dari televisi atau radio sudah cukup, tidak perlu susah-susah pergi ke tempat jauh. Bagaimana menurut pandangan ustadz? (Eva, 17/9/2016)
Jawaban :
Belajar dari seorang guru adalah cara yang benar di dalam menuntut ilmu, walaupun harus menempuh perjalanan jauh. Karena dengan cara seperti itu, dia akan dibimbing langsung oleh gurunya, diluruskan hal-hal yang keliru, dan dia bisa bertanya langsung kepadanya. Selain itu, dia bisa mencontoh akhlaqnya, sikapnya, kesederhanaannya, bahkan mengambil berkah dari ilmunya.
Paling tidak, ada empat manfaat belajar dari gurunya secara langsung :
Pertama : Efisien Waktu Dan Tenaga.
Belajar dengan guru jauh lebih efisien dibanding belajar sendiri melalui buku. Seorang penuntut ilmu, jika tidak memahami suatu masalah, bisa bertanya langsung kepada gurunya, tanpa susah payah mencari jawabannya di buku-buku yang belum tentu didapatinya. Seandainya mendapatinya, belum tentu bisa memahaminya.
Belajar dari guru, bisa meringkas perjalanan mencari ilmu, karena dia akan menerangkan apa yang belum dipahami secara langsung dan merekomendasikan buku-buku yang harus dibaca, bahkan kadang ditunjukkan halamannya. Efisien waktu dan tenaga…
Kedua : Meminimalisir Kesalahan
Seorang penuntut ilmu yang belajar dari guru, maka kesalahannya akan relatif lebih sedikit jika dibanding dengan yang belajar langsung dari buku. Banyak nasehat yang diberikan para ulama dalam masalah ini, diantaranya adalah :
مَنْ كَانَ شَيْخُهُ كِتَابَهُ ، كَانَ خَطَؤُهُ أَكْثَرُ مِنْ صَوَابِهِ
“Barang siapa yang gurunya buku, maka salahnya lebih banyak dari benarnya.“
Ketiga : Belajar Bersikap Hati-Hati
Belajar dengan guru akan mendidik seseorang untuk bersikap hati-hati di dalam menentukan hukum. Akhir-akhir ini banyak orang mudah berfatwa tentang masalah-masalah agama yang dia tidak mengusainya. Dalam hal ini, Imam asy-Syafi’I pernah berkata :
مَنْ تَفَقَّهَ مِنَ الْكُتُبِ ضَيَّعَ الأَحْكَام
"Barang siapa belajar dari buku, maka dia akan banyak merusak hukum-hukum“
Keempat : Belajar adab dan sifat dari guru.
Tidak diragukan lagi, bahwa teman bergaul sangat mempengaruhi sikap dan sifat seseorang. Dalam mahfudhat disebutkan :
لَا تَسْأَلْ عَنِ المَرْءِ وَاسْأَلْ قَرِيْنَهُ ، فَإِنَّ القَرِيْنَ بِالْمَقَارِنِ يَقْتَدِي
"Janganlah engkau bertanya tentang seseorang kepada dirinya langsung, tapi tanyalah kepada temannya, karena seseorang akan selalu mengikuti temannya“.
Seorang penuntut ilmu yang selalu dekat dan sering bergaul dengan gurunya, niscaya dia akan terpengaruh dengan akhlaq, adat dan beberapa sifat dan sikapnya. Ini sangat penting sekali, karena akan memotivasi penuntut ilmu untuk selalu semangat dan tidak mudah putus asa, khususnya ketika melihat gurunya yang tenang, tegar dan tabah, serta sabar. Hal inilah yang sering tidak dipahami oleh para penuntut ilmu. Dalam suatu hikmah disebutkan :
تَشَبَّهُوْا بِالْكِرَامِ وَإِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثَلَهُمْ ، فإن التشبه بِهِمْ فَلَاحٌ
“Dekat-dekatilah orang-orang yang baik, walaupun kamu belum bisa seperti mereka, karena dekat-dekat dengan mereka adalah suatu kesuksesan.“
Oleh karena itu, para penuntut ilmu yang selalu mendekati guru-gurunya, kemungkinan besar dikemudian hari, dia akan seperti mereka.
Sebagi tambahan, menghadiri Majlis-majlis Ilmu juga mempunyai manfaat yang tidak sedikit, diantaranya mendapatkan ketenangan jiwa, rahmat Allah akan turun di dalamnya, malaikat akan mengililinginya, bertemu dengan para penuntut ilmu lainnya, yang akan memotivasinya untuk terus semangat belajar. Selain itu, dia bisa konsentrasi di hadapan gurunya dan akan kuat menahanan keinginannya untuk beranjak dari majlis, bahkan kadang merasa malu untuk sekedar menoleh, atau mengantuk, karena dia sadar berada di majlis ilmu. Semua ini tidak didapatkan ketika belajar sendiri. Wallahu A’lam.
(Ahmad Zain An-Najah, Bogor, Senin, Jam 10.45 WIB, 17/12/1437- 19/9/2016 )
===================
-
Tanya Jawab Aktual Tentang Shalat
Lihat isinya
Tanya Jawab Aktual Tentang Puasa
Lihat isinya » -
Jilbab Menurut Syari'at Islam (Meluruskan Pandangan Prof. DR. Quraish)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Pernikahan (Edisi I)
Lihat isinya » -
Halal dan Haram Dalam Pengobatan (Edisi I)
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Transaksi Keuangan (edisi 1)
Lihat isinya » -
Nasionalisme
Lihat isinya
Panduan Haji dan Umrah
Lihat isinya » -
Mukjizat Al Qur'an Dalam Kesehatan
Lihat isinya
Berobatlah Dengan Yang Halal (edisi 2 Halal Haram Pengobatan)
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Menghitung Zakat
Lihat isinya
Halal dan Haram Dalam Makanan
Lihat isinya » -
Waktumu Adalah Hidupmu, Managemen Waktu dalam Islam
Lihat isinya
Satu Jam Bersama Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Jual Beli Terlarang
Lihat isinya
Kekuatan Istighfar
Lihat isinya » -
Panduan Praktis Berqurban
Lihat isinya
Al-Quran dan Kesetaraan Gender
Lihat isinya » -
Banyak Jalan Menuju Surga
Lihat isinya
Meniti Tangga-Tangga Kesuksesan
Lihat isinya » -
Fiqih Ta'ziyah
Lihat isinya
Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Lihat isinya » -
Fiqih Wanita Kontemporer
Lihat isinya
Menang Tanpa Perang
Lihat isinya » -
Masuk Surga Bersama Keluarga
Lihat isinya
Mengetuk Pintu Langit
Lihat isinya » -
Membangun Negara dengan Tauhid
Lihat isinya
Fiqih Masjid (Membahas 53 Hukum Masjid)
Lihat isinya » -
Membuka Pintu Langit
Lihat isinya
Kesabaran yang Indah
Lihat isinya » -
Menembus Pintu Langit
Lihat isinya
Pensucian Jiwa
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah: Al-Fatihah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 1: Orang-Orang Munafik dalam Al-Qur'an
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 2: Kisah Nabi Adam dan Iblis
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 3: Kisah Bani Israel
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 4: Nabi Sulaiman dan Kaum Yahudi
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 5: Umat Pertengahan
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 6: Hukum-hukum Seputar Ibadah
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 7: Hukum-hukum Pernikahan & Perceraian
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 8: Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 9: Agama di Sisi Allah, Islam
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 10: Keluarga Imran
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 11: Sebaik-baik Umat
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 12: Empat Sifat Muttaqin
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Seri 13: Dzikir dan Fikir
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Seri 14: Membina Generasi Tangguh
Lihat isinya
Tafsir An-Najah Juz 5: Qs. 4: 24-147
Lihat isinya » -
Tafsir An-Najah Juz 6: Qs. 4: 148-176 & Qs. 5: 1-81
Lihat isinya
Lihat isinya »